NovelToon NovelToon
Sabda Buana

Sabda Buana

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Kebangkitan pecundang / Epik Petualangan / Pusaka Ajaib
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ilham Persyada

Wira Pramana, seorang murid senior di Perguruan Rantai Emas, memulai petualangannya di dunia persilatan. Petualangan yang justru mengantarnya menyingkap sebuah rahasia di balik jati dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilham Persyada, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Yang Terima dan Yang Tak Terima

Tujuh hari menjelang misi perburuan tahunan, selain Jendral Dranasapta dan dua letnannya yang setiap hari melakukan diskusi terkait pelaksanaan misi tersebut, kegiatan di Perguruan Rantai Emas berlangsung seperti biasa.

Murid-murid berlatih dengan giat, para pendekar dan prajurit pun sering terlibat dalam latihan bersama. Kabar tentang pengeroyokan terhadap Wira oleh para murid senior sempat menjadi buah bibir.

Barda dan teman-temannya telah mendapat sanksi yang cukup berat dari divisi penegak hukum perguruan. Di antaranya, mereka harus menjalani pekerjaan kasar di tambang batu bulan yang selama ini dikelola oleh perguruan tersebut.

Orang tua dan keluarga seluruh pelaku pengeroyokan itu pun telah menerima surat peringatan dari perguruan. Hampir semua menyesalkan tindakan anak-anak mereka.

Para orang tua yang bersangkutan juga telah mendatangi perguruan untuk menunjukkan etika baiknya dengan meminta maaf pada Wira secara langsung, termasuk keluarga Sularsa dan Mahesa.

Mereka bahkan memberikan hadiah kepada Wira sebagai permintaan maaf atas kesalahan anak-anaknya. Meski tidak mengharapkannya, Wira terpaksa menerima hadiah-hadiah yang kebanyakan berupa sumber daya seperti pil berkualitas yang dapat meningkatkan kualitas tulang dan otot serta membantu dalam proses pembentukan lapisan tenaga dalam.

Selain karena Wira memang membutuhkan semua sumber daya tersebut, Wira sebenarnya hanya ingin menghargai usaha dan ketulusan para orang tua dari teman-temannya itu.

Beberapa waktu setelah masa kunjungan orang tua itu berakhir, murid-murid yang pernah mengeroyok Wira, termasuk Sularsa dan Mahendra, mendatangi Wira secara langsung dan meminta maaf dengan sepenuh hati.

Mahendra bahkan bersikeras agar Wira melukainya agar perhitungan keduanya benar-benar impas. Entah karena hukuman yang telah mereka jalani atau ceramah panjang dari orang tua masing-masing, nurani Wira merasa keduanya sungguh-sungguh menyesali perbuatan mereka.

Karena memandang keduanya sebagai saudara seperguruannya, Wira pun memaafkan mereka. Ia bahkan memberikan sebagian sumber daya yang didapatkannya sebagai hadiah kepada setiap orang yang mendatanginya.

Ia mengatakan bahwa dengan pemberian itu, tak ada lagi perhitungan di antara mereka. Ia berharap sumber daya tersebut dapat berguna bagi mereka semua untuk mempersiapkan diri menghadapi misi perburuan tahunan nanti.

Sikap Wira ini tidak hanya membuat mereka yang pernah mengeroyoknya semakin menyesali perbuatannya, tetapi juga menumbuhkan rasa segan terhadap sosok tersebut. Mereka tak menyangka sosok yang selalu mereka anggap remeh dan tak lebih dari sampah itu ternyata memiliki hati yang luas.

“Setelah ini, kalian tak perlu bersikap terlalu baik atau bermulut manis kepadaku. Aku tak butuh semua itu. Kita adalah saudara seperguruan, murid Perguruan Rantai Emas. Jika kalian memang ingin bersikap baik, bersikap baiklah demi perguruan ini sebab di masa depan, kitalah yang dapat menopang dan melindungi perguruan ini. Bahkan, sampai kita mati, nama Perguruan Rantai Emas akan selalu melekat pada diri kita masing-masing.”

Kurang lebih seperti itulah pesan Wira kepada setiap orang yang pernah mengeroyoknya. Wira tak menyadari kata-katanya sungguh tertanam erat dalam hati setiap orang itu. Kata-kata itu juga telah mengubah pandangan mereka terhadap Wira secara keseluruhan. Karakter Wira yang demikian ini membuat mereka menjadi lebih menghormatinya.

Tentu saja, selalu ada pihak yang tidak puas dengan situasi tersebut. Dalam hal ini, pihak tersebut adalah Barda. Sejak Mahendra dan Sularsa memutuskan untuk mengakhiri perseteruan mereka dengan Wira dan meminta maaf padanya, Barda justru semakin membenci Wira.

Wira hanya mengenal Barda sebagai saudara seperguruannya. Murid senior bernama lengkap Barda Malanata itu adalah putra tunggal seorang bangsawan di Kota Suranaga yang bernama Malanata Kuntala.

Menurut apa yang pernah didengar Wira, walaupun hidup serba kecukupan sejak kecil, ibu Barda telah lama meninggal dunia dan sang ayah kerap menggunakan kekerasan fisik dalam mendidiknya. Inilah yang mungkin membentuk watak Barda menjadi sosok yang sekarang, sosok yang angkuh dan arogan.

Mahendra dan Sularsa pun telah memperingatkan Wira akan Barda yang kemungkinan besar masih menaruh dendam padanya. Hal itu mereka ungkapkan bukan karena keduanya kini membenci Barda karena bagaimanapun Barda tetaplah saudara seperguruan mereka. Sebaliknya, mereka justru khawatir kalau Barda akan melakukan tindakan yang melewati batas tertentu dan malah membuatnya celaka.

Wira tentu tak mengabaikan peringatan kedua orang itu, tetapi memikirkannya terlalu dalam pada saat seperti ini pun tak ada gunanya. Wira memahami, di balik peringatan itu, Mahendra dan Sularsa ingin agar ia tetap berhati-hati. Wira pun berterima kasih untuk hal itu. Memang, dengan kemampuannya saat ini, tak sulit bagi Wira untuk mengalahkan Barda, tetapi selalu ada hal-hal yang tak terduga dalam dunia persilatan yang menuntut siapa saja yang berada di dalamnya harus tetap waspada.

Dari sudut pandang Wira sendiri, ada banyak hal yang justru membuatnya merasa beruntung akibat kejadian tersebut. Kini, ia memiliki cukup sumber daya untuk meningkatkan kemampuannya sampai tahap tertentu. Selain informasi dari perpustakaan, Dewi Andini juga sering membantunya terkait dengan informasi penting tentang pil dan herbal berharga yang dapat ia gunakan.

Sejak kejadian tersebut, Wira memang cukup sering berinteraksi dengan Dewi Andini. Saat sedang tidak menjalankan kewajibannya sebagai prajurit, gadis itu memiliki pembawaan yang lebih bebas dan mudah akrab dengan orang-orang yang baru dikenalnya. Beberapa kali Wira bahkan bertemu dengannya di dapur tengah bercanda bersama dengan Mbok Narti dan Kang mardi.

Wira semakin mengagumi Dewi Andini karena selain berwawasan luas, gadis itu ternyata memiliki pemahaman yang cukup mendalam terhadap ilmu dan seni pedang. Beberapa kali, Dewi Andini memberi petunjuk yang sangat berguna bagi Wira untuk berlatih teknik Pedang Delapan Mata Angin.

Dengan demikian, perkembangan kemampuan bela diri Wira pun semakin pesat. Kini, meskipun masih berstatus murid, Wira telah memiliki kemampuan setara dengan seorang pendekar purwa. Di samping itu, dari segi kekuatan fisik dan tenaga dalam, Wira kemungkinan dapat mengimbangi mereka yang telah berada pada ranah pendekar madya.

Meskipun tidak terlalu sering, interaksi Wira dan Dewi Andini pun tak luput dari perhatian penghuni perguruan sehingga desas-desus tentang keduanya memiliki kedekatan tertentu pun mulai mencuat. Tentunya, hal ini menimbulkan berbagai pendapat dan reaksi.

Tak sedikit yang telah mengenal siapa Wira, yang mengetahui bagaimana kinerja dan kemampuannya, menganggap pemuda itu sangat beruntung. Ada yang bahkan terang-terangan mendukung dan mengatakan keduanya sebagai pasangan yang serasi, ada pula yang merasa iri dan menganggap Wira tak tahu diri.

Wira yang masih memusatkan perhatian pada pengembangan kekuatan kemampuan seni bela dirinya sendiri tak terlalu memikirkan semua hal itu. Bahkan, ia sama sekali tidak menyadari bahwa salah satu di antara orang yang tak suka melihat kedekatannya dengan Dewi Andini adalah teman dekatnya sendiri, yaitu Ratnasari.

Ratnasari merasa sejak kejadian pengeroyokan itu, Wira seolah semakin menjauh dari dirinya. Suatu waktu, ia mencoba menemui Wira, tetapi dirinya mendapati Wira tengah duduk berdua dengan Dewi Andini di depan kamarnya. Mereka tampak tengah membicarakan sesuatu yang sangat menyenangkan.

Ratnasari pun mengurungkan niatnya dan sejak saat itu enggan untuk menemui Wira lagi. Di sisi lain, Nala yang lebih memahami situasinya telah mencoba menjelaskan kepada Ratnasari bahwa Dewi Andini hanya sedang membantu Wira untuk memahami teknik Pedang Delapan Mata Angin. Namun, Ratnasari seakan tak mau mengerti. Hal ini pun membuat Nala jadi pusing sendiri.

Tiga hari menjelang misi perburuan tahunan, Nala mencari Wira saat hari masih begitu pagi. Ia ingin menyampaikan masalah Ratnasari kepada sahabatnya itu. Mendapati Wira tak berada di kamarnya dan area dapur, Nala hendak menuju lapangan latihan bersama karena berpikir Wira mungkin saja tengah membersihkan area tersebut. Namun, ia mendapati Wira tengah membawa beberapa alat kebersihan dan berjalan ke aula utama.

Saat Nala menemukan Wira tengah membersihkan area lapangan latihan bersama, Wira pun menyadari keberadaan Nala yang sepertinya sedang mencari dirinya.

Wira mendatangi Nala dan hendak menanyakan hal itu saat Mahendra dan Sularsa tampak terburu-buru mendatangi mereka. Sebelum kedua orang itu sempat berbicara, terdengar kegaduhan dari tempat yang mereka ketahui sebagai asrama murid perempuan.

Seolah sama-sama merasa sesuatu yang buruk telah terjadi, keempatnya pun berlari menuju sumber kegaduhan tersebut. Di asrama perempuan, banyak murid dan pendekar yang telah berkerumun.

Wira bertanya pada salah satu dari pendekar perempuan yang ada di situ, “Maaf senior, kalau boleh tahu, apa yang terjadi?”

Dengan wajah tegang meski terlihat tenang, pendekar wanita itu menjawab, “Ratnasari diculik!”

1
anggita
like, iklan utk novel fantasi timur lokal, moga lancar👌
anggita
Wira...,,, Ratnasari😘
Mythril Solace
Seru banget ceritanya, thor! Alurnya ngalir dan gaya penulisannya hidup banget—bikin aku kebawa suasana waktu baca. Aku juga lagi belajar nulis, dan karya-karya kayak gini tuh bikin makin semangat. Ditunggu update selanjutnya ya! 👍🔥
Ilham Persyada: siyap kak ..🫡
total 1 replies
Hillary Silva
Gak kebayang ada cerita sebagus ini!
Kaede Fuyou
Ceritanya bikin saya ketagihan, gak sabar mau baca kelanjutannya😍
Ilham Persyada: terima kasih Kak ... mohon dukungannya 🙏🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!