Fabby Alexandrina merupakan putri tunggal dari pengusaha kaya raya. Kedua orang tuanya meninggal karena mengalami kecelakaan, dan saat ini Fabby tinggal bersama Neneknya.
Neneknya ingin sekali melihat Fabby menikah hingga akhirnya Neneknya pun menjodohkan Fabby dengan seorang sekuriti. Awalnya Fabby menolak, namun Neneknya tetap memaksa.
Akankah Arga mampu membuat Fabby jatuh cinta kepadanya? dan apakah Fabby akan luluh dengan kesabaran Arga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 21 Kejujuran Poppy
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 00.00 malam, Arga yang dari tadi menonton TV memutuskan untuk mematikannya karena dia sudah sangat mengantuk. "Pasti Fabby sudah tidur," gumam Arga.
Perlahan dia membuka pintu kamar, dia melihat kalau Fabby tidak ada di atas kasur. Arga pun mencari keberadaan Fabby, ternyata Fabby sudah tertidur di kursi yang biasa Arga gunakan untuk bersantai. Arga menghampiri Fabby, di tangannya masih memegang kertas dan pensil lalu perlahan Arga mengambilnya.
"Indah sekali, pantas saja perusahaan dia selalu menjadi nomor satu karena model perhiasannya selalu indah," batin Arga merasa kagum.
Arga pun menyimpan gambar itu di atas nakas lalu mengangkat tubuh Fabby lalu merebahkannya di atas tempat tidur. Arga menyelimuti tubuh Fabby, dan dia pun secara perlahan tidur di samping Fabby. Arga tidak peduli jika besok Fabby akan ngamuk.
***
Keesokan harinya...
Fabby mulai menggerakkan tubuhnya, perlahan dia membuka matanya. Fabby merasa aneh karena perutnya terasa sangat berat, Fabby menoleh ke arah perutnya ternyata sebuah tangan kekar memeluknya membuat Fabby kaget. Fabby kembali menoleh ke samping, wajah Arga begitu sangat dekat dengan wajahnya dan untuk sesaat Fabby memperhatikan wajah Arga.
"Kamu memang tampan, tapi kamu begitu sangat menyebalkan," batin Fabby.
Fabby mendorong tubuh Arga, sehingga Arga pun terjatuh dari atas tempat tidur membuat Arga mengaduh kesakitan. "Astaga, kenapa kamu mendorong aku?" keluh Arga.
"Siapa suruh kamu tidur di sampingku? aku sudah bilang, kamu tidur di sofa jangan dekat-dekat denganku!" bentak Fabby.
"Hai, seharusnya kamu yang tidur di sofa, ini 'kan rumah ku bukan rumah mu," sahut Arga yang masih mengusap pa**atnya.
Fabby tidak mau mendengarkan ocehan Arga, dia pun segera mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi. Hari ini Fabby akan masuk kerja begitu pun dengan Arga yang akan mulai masuk kerja juga. Arga pun ke dapur dan akan membuat sarapan selama menunggu Fabby mandi.
Beberapa saat kemudian, Fabby pun keluar dari kamar mandi sudah rapi dengan pakaian kantornya. "Kamu sarapan dulu, aku sudah membuatkan nasi goreng, aku mau mandi," ucap Arga.
Fabby duduk di meja makan, dia pun mulai melahap nasi goreng buatan Arga sembari dandan. Hingga tidak lama kemudian, Arga pun keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai handuk yang dililitkan ke pinggang. Fabby yang reflek menoleh, langsung tersedak melihat Arga lagi-lagi roti sobeknya terpampang nyata di hadapan Fabby.
"Astaga, makannya pelan-pelan," ucap Arga yang segera mengambilkan minum untuk Fabby.
"Kamu kenapa tidak memakai baju? kalau mau mandi itu bawa baju ganti," kesal Fabby.
"Lah, memangnya kenapa? aku 'kan di sini tinggal sama istriku, jadi apa yang salah jika aku keluar dari kamar mandi tidak memakai baju?" tanya Arga dengan santainya.
"Pernikahan kita hanya formalitas saja, jadi kamu jangan macam-macam dengan bersikap seperti itu, aku tidak mau ya, mata aku ternodai," sahut Fabby dengan tidak mau melihat ke arah Arga.
Arga yang melihat Fabby bersikap seperti itu, mulai ingin mengerjai Fabby. Dia pun menghampiri Fabby dan berdiri di hadapan Fabby membuat Fabby kembali memalingkan wajahnya ke arah lain. "Kenapa kamu tidak mau melihat aku? apa kamu takut tergoda dengan ketampanan suamimu ini?" goda Arga sembari membungkukkan tubuhnya.
Fabby mendorong dada Arga. "Jangan bercanda, siapa juga yang tergoda sama kamu," gugup Fabby.
Fabby pun dengan cepat bangkit dari duduknya dan segera bersiap-siap. "Kamu mau ke mana?" tanya Arga.
"Mau kerjalah, memangnya mau ke mana lagi?" sahut Fabby.
"Kamu belum menghabiskan sarapan kamu," ucap Arga.
"Aku sudah kenyang." Fabby pun menyambar kunci mobilnya dan mengambil tasnya juga lalu pergi begitu saja meninggalkan Arga.
Pada saat Arga masuk ke dalam kamar, dia melihat gambar yang semalam Fabby kerjakan ketinggalan. "Astaga, gambarnya ketinggalan," gumam Arga.
Arga pun memasukan gambar itu ke dalam tasnya dan rencananya, dia akan memberikannya di kantor nanti. Tidak membutuhkan waktu lama, Fabby pun sampai di kantor namun lagi-lagi Fabby harus menahan rasa sesak di dadanya saat melihat Poppy diantar oleh Andre. "Ternyata mereka memang benar-benar menjalin hubungan," gumam Fabby.
Setelah mobil Andre pergi, barulah Fabby melajukan kembali mobilnya karena dia takut Poppy akan merasa tidak enak. "Selamat pagi, Bu!" sapa Poppy dengan wajah yang berseri-seri.
"Selamat pagi. Sepertinya kamu sedang bahagia pagi ini?" tanya Fabby dengan wajah datarnya.
"Ah iya, Bu. Apa jadwal aku hari ini?" tanya Fabby sembari berjalan dan Poppy mengikutinya.
"Nanti siang, ibu harus menghadiri pameran perhiasan yang diadakan oleh PT. MAS SINAR JAYA," sahut Poppy.
"Apa Nindi juga diundang?" tanya Fabby.
"Sepertinya diundang, Bu," sahut Poppy.
"Oke."
Fabby pun masuk ke dalam ruangannya, dan Poppy mengikuti Fabby. Poppy berdiri di hadapan Fabby, dia rencananya ingin mengatakan mengenai hubungannya deng Andre supaya dia tenang dan tidak sembunyi-sembunyi tapi rasanya sangat berat sekali. Hingga Fabby pun sadar akan hal itu, lalu Fabby menatap Poppy dengan tatapan tajamnya.
"Kamu kenapa? apa ada yang mau kamu bicarakan denganku?" tanya Fabby.
"Iya Bu, tapi aku takut ibu akan marah," sahut Poppy dengan menundukkan kepalanya.
Fabby sudah menduganya jika Poppy akan membicarakan masalah Andre. "Bicaralah!" tegas Fabby.
"Pertama-tama aku mau minta maaf kepada ibu jika apa yang aku lakukan ini akan membuat ibu marah kepadaku tapi aku juga bingung, jujur untuk pertama kalinya aku jatuh cinta kepada seorang pria. Tapi satu yang harus ibu tahu, yang duluan mendekati aku dan mengatakan cinta itu dia bukan aku, jadi aku bukan pelakor," jelas Poppy.
"Tidak usah banyak basa-basi, kamu bicara saja pada intinya," ucap Fabby.
Poppy susah payah menelan salivanya. "Sebenarnya aku dan Pak Andre sudah jadian Bu, dan kita saat ini sedang menjalin hubungan. Aku tahu, ibu menyukai Pak Andre jadi jika sekarang ibu mau memecatku tidak apa-apa, aku menerimanya," ucap Poppy dengan menundukkan kepalanya.
Mendengar ungkapan Poppy, membuat hati Fabby sedikit ngilu tapi Fabby tidak boleh egois dan dia pun harus menerima kenyataan jika Andre memang bukan jodohnya. Fabby menghembuskan napasnya dengan kasar, lalu bangkit dari duduknya dan menghampiri Poppy. Fabby menepuk pundak Poppy membuat Poppy seketika menatap Fabby.
"Kamu tidak perlu minta maaf, jika kamu dan Andre saling mencintai lanjutkan saja, aku tidak apa-apa kok. Tapi, jika suatu saat Andre menyakiti hati kamu maka orang pertama yang akan menghajar dia adalah aku," ucap Fabby dengan senyumannya.
Seketika mata Poppy berbinar. "Terima kasih, Bu," sahut Poppy.
"Kamu sudah lama ikut denganku dan aku juga sudah menganggapmu seperti adik aku sendiri, jadi aku tidak mungkin melepaskanmu hanya gara-gara seorang pria," ucap Fabby.
Poppy merasa sangat bahagia dengan ucapan Fabby, meskipun Fabby terkenal sebagai bos yang angkuh dan kejam tapi di mata Poppy, Fabby tetaplah orang yang sangat baik. Fabby adalah satu-satunya orang yang sudah menolongnya saat kondisi dia sedang sulit-sulitnya. Bagi Poppy, Fabby merupakan malaikat penolong dan dia juga berjanji akan terus berada di samping Poppy sampai kapan pun.
