NovelToon NovelToon
Antagonis Nyeleneh

Antagonis Nyeleneh

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Teen School/College / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:57.3k
Nilai: 5
Nama Author: Atikany

Hazel nyasar masuk ke dalam novel sebagai karakter antagonis yang semestinya berakhir tragis dengan bunuh diri. Namun, nasib memihak padanya (atau mungkin tidak), sehingga dia malah hidup adem ayem di dunia fantasi ini. Sialnya, di sekelilingnya berderet cowok-cowok yang dipenuhi dengan serbuk berlian—yang terlihat normal tapi sebenarnya gila.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atikany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Bokek

Di parkiran yang ramai, Hazel merasa dunianya senyap, padahal suara kendaraan dan percakapan jelas terdengar di sekelilingnya. Hazel berdiri diam, tenggelam dalam pikirannya, sementara matanya menatap kosong ke depan. Udara sore yang hangat dan sedikit berangin membuat rambutnya sesekali bergerak lembut menyentuh wajahnya.

"Zel, gue minta maaf kalau omongan gue ada yang nyakitin lo," ucap Febrian tiba-tiba, menginterupsi lamunannya.

Febrian memegang tangan kanan Hazel dengan lembut, lalu mengoyang-goyangkannya dengan canggung, seolah mencari konfirmasi atas permintaan maafnya.

Hazel mengangkat kepalanya perlahan, menatap Febrian dengan tatapan lelah namun penuh pengertian. "Lo gak salah apa. Jadi jangan minta maaf," balasnya pelan namun tegas.

Matanya kemudian tanpa sengaja bertemu dengan Ananta, yang berdiri tak jauh dari mereka. Ada sedikit keraguan di wajah Hazel ketika pandangannya bertemu dengan Ananta, tetapi Ananta segera mengalihkan pandangannya ke arah lain, ekspresinya datar dan dingin. Ia langsung masuk ke dalam mobilnya tanpa memberi kesempatan kepada Hazel untuk membaca pikirannya lebih jauh.

"Gue salah apa?" batin Hazel, hatinya terasa semakin berat.

Pikirannya mulai mengembara, memikirkan semua kemungkinan kesalahannya yang mungkin telah membuat Ananta menjauh. Namun, lamunannya kembali terhenti oleh suara Febrian.

"Hazel," panggil Febrian lagi, suaranya lembut namun tegas, seolah mencoba mengembalikan Hazel ke kenyataan.

Tangannya masih memegang tangan Hazel, hangat dan penuh perhatian.

Hazel menoleh dan menatap Febrian, senyumnya mulai terbit meskipun matanya masih sedikit suram. "Justru di dunia ini lo adalah salah satu makhluk yang selalu ngomong jujur ke gue selain Tania," ucapnya dengan suara yang lebih cerah. Hazel lalu menepuk bahu Febrian dengan lembut.

***

Di sepanjang jalan, Hazel hanya diam saja, tatapannya kosong menembus jendela mobil. Bayangan pepohonan yang melintas cepat di sisi jalan seperti layar film yang diputar dengan cepat, tak mampu menarik perhatian Hazel dari pikirannya yang kusut.

Tania, yang duduk di sampingnya, merasa jengkel melihat sahabatnya seperti itu.

"Sumpah gue muak liat lo yang kelihatan sedih gini," ucap Tania dengan nada tinggi, suaranya penuh dengan emosi yang bercampur aduk antara marah dan prihatin.

Hazel hanya bisa tersenyum kecut. Dia merasa spciles, tak tahu harus berkata apa. Kepalanya terasa berdenyut-denyut, tanda-tanda migrain yang mulai menyerang akibat stres dan beban pikiran yang tak kunjung hilang.

Hazel menghela napas panjang, mencoba meredakan rasa sakit di kepalanya. Tania tidak tahu seberapa berisik otak Hazel saat ini, dan itu membuat Hazel semakin merasa terpuruk.

Tania menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. "Lo jangan lemah cuma gara-gara perkataan orang lain. Justru semakin orang hujat lo, semakin terkenal lo," lanjut Tania, senyum bangga terukir di wajahnya meskipun suaranya terdengar sedikit kasar.

"Lo mau gue caci maki sekarang?" tawa Hazel, mencoba menanggapi kata-kata Tania dengan nada yang lebih ringan. Entah kenapa, perasaannya terkadang campur aduk.

Tania tersenyum lebar, merasakan sedikit kelegaan melihat Hazel mulai kembali ke dirinya yang dulu. "Biasanya tanpa izin lo juga sering gitu," ucap Tania sembari mencubit pelan lengan Hazel.

Cubitan itu tidak menyakitkan, malah lebih terasa seperti sentuhan lembut yang membawa Hazel kembali ke kenyataan.

Setelah mobil berhenti di depan rumah Hazel, Hazel turun dengan perlahan. Langkahnya terasa berat, tetapi matanya sudah tidak lagi kosong seperti sebelumnya.

Hazel lalu melambaikan tangannya pada Tania, tanda terima kasih dan juga sebagai tanda perpisahan sementara, "sampai besok ya, Tan," katanya dengan senyuman tipis di bibirnya.

Tania mengangguk, "Sampai besok, Zel. Istirahat yang baik."

***

Hazel berdiri di depan rak makanan ringan yang dipenuhi dengan berbagai macam pilihan yang menggiurkan. Sebagai seorang pecinta jajanan, dia merasa seperti berada di surga mini yang penuh godaan.

Matanya melirik dari satu produk ke produk lainnya, mencoba memutuskan mana yang paling layak untuk dibelinya. Ada keripik kentang dengan berbagai rasa, cokelat batangan yang mengilap, dan aneka biskuit dengan kemasan menarik yang membuatnya sulit untuk memilih.

"Lo ngapain?" suara tiba-tiba menyadarkannya dari lamunannya.

Hazel melirik ke samping dan menemukan wajah Devano yang tengah memperhatikannya dengan cermat sejak tadi. Tatapan tajam Devano membuatnya merasa sedikit terintimidasi, meskipun dia tidak menunjukkannya secara langsung.

"Ngangetin aja," ucap Hazel sambil menggelengkan kepala, mencoba mengalihkan perhatian dari ketidakpastiannya dalam memilih jajanan.

"Gue mau beli jajan. Banyak yang menggoda tapi isi dompet tak dapat membawa mereka semua," lanjutnya dengan sedikit frustasi dalam suaranya.

"Lo bokek? Kan kakak lo banyak duit," tanya Devano dengan ekspresi heran.

Hazel terdiam sejenak, mencerna kata-kata itu dalam hatinya. Iya, memang kakaknya sering memberinya uang, tapi baginya penting untuk tidak sembarangan menghabiskannya.

"Muka lo melas banget. Gue jadi pengen bayarin lo," ucap Devano lagi dengan candaan ringannya.

"Ngomong apa barusan?" tanya Hazel dengan antusias, ingin memastikan bahwa dia tidak salah dengar perkataan Devano.

"'Muka lo melas banget'," ulang Davian sambil tersenyum lebar.

"Bukan-bukan itu. Kalimat selanjutnya?" tanya Hazel dengan sedikit ragu.

"Gue jadi pengen bayarin lo," ulang Davian dengan suara ragu-ragu, menatap Hazel dengan ekspresi campuran antara penasaran dan sedikit khawatir.

"Makasih!" sahut Hazel dengan senyuman lebar yang tak bisa disembunyikan.

Tanpa ragu lagi, dia mulai memasukkan berbagai jenis jajanan ke dalam keranjang belanjaannya dengan semangat yang baru ditemukan. Hazel mengambil keripik kentang favoritnya, beberapa bungkus cokelat batangan, dan beberapa biskuit cokelat untuk menemani malamnya yang masih panjang.

Devano sendiri hanya bisa terdiam, terbengong-bengong melihat reaksi Hazel yang begitu cepat dan brutal dalam memilih jajanan.

***

Revan mengendarai mobil dengan santai di jalan yang lengang, sementara di belakangnya, Devano dan Liliana duduk bersama di kursi belakang. Liliana memandang keluar jendela dengan mata yang terfokus, hingga dia melihat Hazel yang sedang berjalan di pinggir jalan.

Hazel melompat-lompat kecil dengan ekspresi ceria di wajahnya. Di belakang Hazel, Davian terlihat tertawa lebar sambil membawa dua kantong plastik besar, sepertinya baru saja berbelanja.

"Kak, bukannya itu Hazel ya?" ucap Liliana, suaranya agak teredam oleh suara mesin mobil.

Revan dan Devano berdua memalingkan pandangan mereka ke arah yang ditunjukkan oleh Liliana. Mobil mereka melaju melewati Hazel dan Davian yang sedang berhenti sejenak di trotoar.

Hazel terlihat sangat antusias saat berbicara dengan Davian, senyumnya menghiasi wajahnya dengan gemas. Sementara itu, Davian yang memandang Hazel tidak bisa menahan tawanya.

"Di sekolah, Hazel, deket banyak cowok?" tanya Devano dengan satu alis terangkat, menggambarkan rasa penasaran dan sedikit keheranan.

"Iya, banyak," jawab Liliana tanpa ragu, mengonfirmasi pernyataan Devano.

Revan, yang mendengar percakapan itu, hanya diam saja sambil tetap fokus mengemudi. Ekspresinya tetap tenang dan wajahnya serius seperti biasa, tidak banyak bereaksi terhadap pembicaraan yang sedang berlangsung di belakangnya.

Devano, di kursi tengah, mengepalkan kedua tangannya dengan gerakan yang sedikit dramatis, mungkin sebagai respons atas jawaban yang didapatnya. Tatapannya melintas sebentar ke arah Liliana, mencerminkan rasa penasaran yang masih terbawa dari pertanyaannya sebelumnya.

"Banyak cowok yang deket sama dia dan direspon sama dia," jawab Liliana dengan suara pelan, mencoba menahan gemetar di kakinya. Dia merasa sesak, hatinya berdebar kencang.

"Gue gak jahat, dia yang jahat," batin Liliana, matanya tertutup rapat, mencoba menenangkan diri dari gelombang emosi yang melanda.

1
Hikam Sairi
baca
ARDI KADAKA ARDI
next thor
halu
kalau bisa marah ngapain harus sabar?🤣🤣
Amazing Grace
semangat author,makin sukses kedepannya🤗🤗
Atika Norma Yanti: makasih doanya 😂
total 1 replies
Lippe
masih bingung Thor, Tania ini baik atau jahat. jangan-jangan Tania cuma mau manfaatin hazel untuk mencapai tujuannya lagi.
Atika Norma Yanti: Tania nih tipe orang yang bakalan baik banget ke orang yang udah dia anggap sahabat, jadi dia gak akan manfaatin hazel, dia cuma manfaatin situasi ya untuk keuntungan dia sendiri dan juga untuk Hazel
total 1 replies
Amazing Grace
semangat terus ya Thor,semoga sehat selalu dan makin sukses novel nya
Atika Norma Yanti: makasih doanya, lope-lope lah pokoknya
total 1 replies
Amazing Grace
makin seru up lagi Thor, please😭😭🙏🙏
Nova Lpg
novel nya keren ,,bikin penasaran
semangat terus author update nya ..😉
Atika Norma Yanti: makasih banyak udah mau mampir 😂
total 1 replies
Amazing Grace
semangat author 🤗
Atika Norma Yanti: makasih dukunganku, bakalan di usahakan untuk tetep up cerita 😂
total 1 replies
Ning28
akhirnya up juga soalnya lgi seru² banget sumpah😅😘
Atika Norma Yanti: iya, tapi gak bisa up banyak kayak sebelumnya. soalnya nih mata malah kegoda sama Drakor 😂
total 1 replies
Ning28
kenapa kok ga up ka pdhal lg seru tahu😭😅
Atika Norma Yanti: lagi maraton Drakor, judulnya Night Has Come, nyesel baru nonton sekarang 😭🤣
total 1 replies
Amazing Grace
semangat kak,alurnya makin seruu🤗🤗
Kanian June
mampir ya Thor ...
_no name_
up thor
Amazing Grace
semangat kak,pliss makin seru aja nih novel, penasaran banget hazel endingnya gimana🤗
Ning28
tuhkan nambah seru lagi apalagi up nya banyak makin seneng deh🥰😭
Amazing Grace
next author,seru bangett
Bening
jahat banget teman nya liliana
Atika Norma Yanti: terkadang teman bisa mengubah cara pandang kita terhadap orang lain
total 1 replies
Bening
penasaran dengan sosok rania yang sebenarnya
Ning28
sumpah klo udh diakhir tuh bikin kepo sendiri aja soalnya seru banget😍🤣
Ning28: iya wajib nonton sampe ending itumah😭😅
Atika Norma Yanti: wah🤣🤣... kalau udah nonton Drakor psikopat, suka lupa waktu
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!