Erik, Sorang pemuda dari keluarga miskin sering di hina dan bully. dia tidak taku kalo dirinya adalah orang kaya.
hingga suatu hari ayah angkatnya sakit dan memberitahu Erik kalo dirinya bukanlah anaknya dan kedua orang tuanya memberitahukan dirinya salah orang berada.
sejak saat itu kehidupan Erik berubah, diapun membalas. semua orang yang sudah menghina dan membully nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon taofik irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#Mira hamil
Pagi hari saat Mira akan berangkat kerja, Bagus terlihat sedang bersama seorang cewek dia menatap Mira sinis.
"Mira, mau berangkat ?"tanya Bagus sambil melihat di belakang seorang cewek dia senyum pada Mira. "iya, kak..."sahut Mira.
Setelah dia mel*cehkan dirinya dan karena menolaknya dia terlihat membuang Mira.
Sedangkan Erik, dia terpaksa kerja lagi di toko "Fer, gue bingung uang tinggal 500 RB belum bayar kosan." Ucap Erik sambil berjalan menuju pasar "terus..."sahut Ferdi.
Sambil menatapnya Erik ingin meminjam uang, "gue mau pinjam uang Lo, bisa gak fer"ucapnya.
Ferdi tersenyum, "duit gue sudah gak ada, Lo sudah tahu gue banyak tanggungan" sahut Ferdi.
Erikpun bingung jadinya, menghela nafas Ferdi seperti tidak tega melihat Erik yang bingung mencari uang buat bayar kosan.
"Ya sudah, Lo bareng gue saja ngekos ." Ucap nya Erik langsung menoleh padanya "thank's ya gue janji kalo gue kaya Lo yang pertama gue ingat" ucapnya sambil tersenyum.
Ferdi hanya tertawa mendengar perkataan Erik, "Lo kaya? Mimpi." Sahut Ferdi.
Karena Erik pun gak yakin melihat keadaanya yang sekarang. Dia hanya mencoba menjalani hidup sambil berusaha.
Kembali kerja, meski sudah bosan dengan keadaan yang tidak ada kemajuan dia tidak bisa apa-apa lagi.
"Eh , Rik Lo kalo kerja di sini terus gak akan maju. Gue menyayangkan Lo sekolah tinggi tapi kerja begini"ucap Ferdi sambil membuka toko.
"Gue tahu, tapi mau kerja harus ada duit gue duit dari mana?"sahut Erik.
Diapun kepikiran orang yang mau memasukan Erik kerja kemarin waktu melamar. "Apa gue coba tanyakan saja ya," gumamnya dalam hati.
Memikirkan perkataan Ferdi dia tidak akan maju kalo terus kerja di sini. Erik melihat Ferdi yang kerja bertahun-tahun tidak dapat apa-apa hanya dapat capeknya saja.
Sambil duduk Erik mengambil ponselnya dia ingin menghubungi orang yang kemarin memasukannya kerja.
Namun tidak di angkat juga, melihat jam pukul 8 pagi mungkin dia sedang kerja, fikirnya erikpun kembali kerja.
Sementara Mira , sedang fokus-fokusnya kerja dia di panggil "mbak Mira, sini sebentar "ucap seorang mbak-mbak. Mira pun menghampirinya. "Iya mbak.."sahut Mira sambil berdiri di depannya "kau di pindahkan, ayo keruang produksi."ucap nya.
Mira kaget, dia kembali kerja di tempat yang semula. Ia bertanya-tanya apa karena dirinya menolak Bagus? Kini dia kerja ke posisi semula.
Orang-orang memperhatikan nya "Lo Kan yang di ruang sample itu ya. Kok bisa kesini lagi, ada apa?"tanya seorang perempuan padanya. "Alah mungkin pak Bagus membuangnya , dia selalu begitu ketika sudah gak suka di buang ganti cewek baru."celetuk cewek yang sedang duduk kerja di depan Mira.
Mira berfikir kenapa dia tahu? Apakah dia jadi korban sepertiku ?
Mira sudah tahu ternyata Bagus memang cowok br*ngs3k tapi dirinya sudah ternoda oleh nya itu yang Mira sesalkan.
****
Hari demi hari berganti , Tidak terasa Mira di kota sudah satu bulan lebih begitupun Erik sudah 3 bulan hidup di kota belum pernah pulang ke kampung.
Meski Mira dan Erik dekat tapi dia jarang bertemu di kosannya karena di larang.
Bagus pun dia sudah dapat cewek baru pengganti dirinya.
Pulang kerja dia langsung pergi ke toko tempat kerjanya Erik. Sampai di pasar dia langsung muntah karena bau amis.
"Mira, baru pulang?"tanya Erik dia terlihat pucat saat melihat pacar nya.
Uekkk
Uekkk
Terlihat mau muntah, "Lo kenapa? Sakit?"ucap Erik melihat Mira yang akan muntah."perutku mual,"jawab Mira.
Ferdi terus menatap Mira wajahnya yang pucat, "emang Lo makan apa?"tanya Erik sambil memegang kedua bahunya "aku gak makan apa-apa hanya nasi biasa."sahut Mira.
Seorang ibu melihat Mira muntah di luar melihat Mira mual-mual "mbak sedang hamil ya"celetuk ibu-ibu yang sedari tadi melihat Mira muntah.
Mira langsung kaget begitupun Erik "kau hamil?"tanya Erik sambil saling menatap.
Mira takut ini anaknya Bagus "gak mungkin, pasti hanya masuk angin saja."sahut Mira wajahnya tidak bisa bohong dia khawatir.
Dan Erik pun dia kahwatir karena dirinya pernah berhubungan dengan Mira di kosannya."Mira, sebaiknya kau periksa saja"perintah Erik.
Mira pun beranjak pergi membeli tespack diapun langsung pulang ke kosannya.
Sambil duduk Erik mengkhawatirkan Mira, dia tidak tahu lagi jika dia hamil."Rik, Lo pernah behubungan dengannya?"tanya Ferdi Erik mengangguk "astaga, Erik Lo kenapa bisa. Begitulah jika cewek dan cowok satu kosan apalagi ini pacaran gue selalu takut dan akhirnya kejadian apa yang gue takutkan sejak melihat Lo satu kosan dengannya."ucap Ferdi.
Dia bingung kalo Mira hamil sedang dirinya belum siap jadi seorang ayah, "Fer gimana ini gue bingung."ucap Erik dan Ferdi pun sudah lepas tangan dia tidak bisa lagi membantunya .
"Terserah Lo Rik, gue bingung Masalah gue banyak dan itu masalah Lo bikin sendiri sekarang lo harus tanggung jawab."sahut Ferdi.
Di kosan pun Mira terus mual-mual ia deg-degan melihat hasil tespack nya. Yang di takutkan Mira dia takut hamil karena Bagus.
Tok-tok-tok seseorang mengetuk pintu Mira beranjak membuka nya. "mbak, tolong kami sedang makan jangan muntah terus."ucap tetangga kosan, "iya maaf mbak saya sedang sakit."jawab Mira.
Kembali melihat hasil testpack dia kaget ketika melihat hasilnya garis dua "aku hamil?"Mira langsung menangis dia tidak tahu harus apa di saat usianya yang masih muda .
Mira langsung menelpon Erik karena Tidak tahu harus apa
"Iya Mir, "ucap Erik terdengar Mira menangis.
"Erik, aku hamil" jawab Mira, Erik langsung lemas mendengar kabar Mira hamil.
"Erik aku harus bagaimana, pulang ke kampung malu pasti tetangga menganggap ku cewek nakal di kota. Erik aku harus bagaimana?"tanya Mira.
Erik diam dia tidak tahu harus bagaimana, sudah hidup nya susah di tambah Mira hamil.
"Tenang lah, gue akan tanggung jawab" ucap Erik Mira pun sedikit tenang.
"Sudah tenang lah, sudah dulu nanti gue ke sana"ucap Erik sambil menutup teleponnya.
Sambil berjalan pulang ke kosan, Erik begitu lemas. "nikahi dia"ucap Ferdi sontak Erik kaget "apa!! Tapi gue belum siap" sahut Erik.
Erik belum siap untuk menikah dia masih banyak keinginan yang belum dia wujudkan dan pasti orangtuanya bakalan marah.
Sambil tertunduk dia begitu stres memikirkan Mira yang sedang hamil.
"Lalu mau bagaimana? Tidak ada cara lain, Rik "ucap Ferdi.
Sampai di kosan Erik terus memikirkan apakah dirinya harus menikahi Mira. Hanya itu jalan satu-satunya.
Airmata nya menetes, Erik bingung kenapa hidup nya begini sejak kecil tidak merasa ada kebahagiaan dalam hidupnya. Dia tahu kehamilan Mira adalah kesalahannya dan dirinya harus tanggung jawab dengan apa yang di lakukan.
Dengan terpaksa diapun memutuskan untuk menikahi Mira.
Malam itupun Erik menemui Mira beranjak ke kosan Mira, tetangga kosannya mengolok-olok nya namun dia sudah tidak peduli.
Sambil berlari sampailah di kosan Mira "mas, cowok dilarang masuk "ucap penghuni kosan namun Erik tidak peduli.
Tok-tok-tok "Mira .."panggil Erik Mira membuka pintu sambil berdiri di hadapan nya terlihat Mira yang habis menangis.
"Ayo pulang, kita menikah."ucap Erik, Mira tersemyum dia langsung memeluk Erik.