Terpaksa Menjadi Pengantin Pengganti Tuan Brian

Selamat! Membaca 🤗

"Kemana wanita itu pergi di pagi-pagi seperti ini?"tanya Brian yang sudah berhasil, mengontrol kemarahannya.

"Bekerja Tuan!"

"Apa! Bekerja! Kenapa dia tidak ijin dulu padaku?"

"Nona Mikha sudah meminta ijin pada saya Tuan."

"Apa! Meminta ijin padamu!"sentak Brian,"Apa kau ini suaminya! Sampai dia memilih ijin padamu?"Sambungnya.

"Maksud Anda?"

"Kenapa dia bekerja tanpa izin dariku?"

"Tuan, dalam surat perjanjian Anda dan Tuan Handoko, tertulis. Jika Anda dan Nona Raline, berstatus suami istri hanya dalam catatan saja. Tapi, sepenuhnya Putri Tuan Handoko akan menjadi milik Anda, jika Anda memberikan mahar yang mereka minta, karena yang menikah dengan Anda putri kedua Tuan Handoko, jadi, nama Raline saya ganti menjadi Nona Mikha, dan....!"

"Dan aku sudah memberikan apa yang mereka minta bukan!"potong Brian.

"Benar Tuan, dan sepenuhnya Nona Mikha hak Anda, tuan Handoko sudah menyerahkannya dan beliau tidak berhak sedikitpun atas Nona Mikha. Tapi sepertinya Anda melupakan sesuatu."

"Apa?"tanya Brian penasaran.

"Dalam surat perjanjian itu juga Anda memberi keringanan untuk Putri Tuan Handoko, dengan mengabulkan tiga permintaannya. Kemarin Nona Mika meminta saya untuk mengizinkannya kembali bekerja, dan itu adalah permintaan pertama Nona Mika. Dan saya pun mengizinkannya, saya sebelumnya sudah bicara dengan Anda tapi Anda mengatakan terserah! jadi saya mengambil keputusan untuk mengizinkannya. Maafkan saya Tuan."Ucap Rayan sambil menundukkan kepalanya.

Brian mengangguk bertanda jika ia ingat dengan perjanjian itu.

"Tapi, bukankah dia tidak mengetahui surat perjanjian itu! Tentu saja ia tidak mengetahui perkara 3 permintaan itu?"

"Benar tuan."

"Lalu kenapa kau mengabulkan permintaannya."

"Kerena dalam surat perjanjian tertulis, Tidak perlu mendapat izin dari Anda jika Putri Handoko mengajukan permintaan."

"Aku tidak terima, dan aku akan merubah isi perjanjian itu. Bukankah pihak pertama bebas untuk melakukan apapun!"

Rayan mengaguk dalam kebingung, dengan protes yang Brian layangkan, kenapa dia jadi banyak bertanya sekali perkara Nona Mikha dan sangat mendetail, padahal sebenarnya ia tidak perduli.

Dan setelah Rayan menjelaskan panjang lebar sampai membutuhkan waktu berjam-jam akhirnya lelaki itu mau mengerti, dan untuk kali ini sebelum ia merubah isi perjanjian, Brian memutuskan untuk membiarkan Mikha bekerja.

"Baiklah, tapi kau harus menyembunyikan soal dua permintaannya. Dan ungkapkan padanya tentang perjanjianku dengan papanya yang tersayang itu."Kata Brian, memberi keputusan setelah mendengar penjelasan dari Rayan.

"Baik Tuan."

Karena negosiasinya yang memakan waktu berjam-jam, hingga pada akhirnya Brian dan Rayan tidak berangkat bekerja.

Ia memutuskan untuk menghabiskan hari ini bersama Belle, karena jarang sekali Brian ada waktu penuh untuk anak itu.

"Papa libur! Horeeeeee!"seru Belle dengan riang ketika mendengar jika papanya libur.

"Apa yang akan kita lakukan seharian ini?"tanya Brian seraya menggendong putrinya.

"Bagaimana kalau kita jalan-jalan, aku ingin pergi ke taman Pa, aku juga ingin pergi ke tempat permainan yang ada di Mall, seperti yang aku tonton di ponsel."

"Jika hanya seperti itu, Papa bisa menyediakannya di Rumah ini tanpa kita harus keluar."

"Tapi aku maunya keluar Pa, aku mau pergi ke taman yang banyak orang."

"Baiklah! ayo kita berangkat!"

"Horeeeeee...! Terima kasih Papa, kita ajak Tante Mikha juga kan?"

Brian melirik ke arah Rayan, bertanda agar lelaki itu menjelaskan pada Belle.

"Belle, tante Mikha tidak bisa ikut bersama kita, karena hari ini dia tengah ada urusan penting. Tapi Belle jangan khawatir, di lain waktu Belle pasti bisa pergi jalan-jalan bersama tante Mikha."Ujar Rayan memberi penjelasan.

"Jadi tante Mikha tengah pergi! dia pasti akan pulang kan Om?"khawatir Belle.

"Tentu saja, jika Tante Mikha tidak pulang, Om yang akan membawanya pulang."

✨✨✨✨

"Kapan Tante Merry kembali?"tanya Brian yang saat ini sedang berada di dalam mobil menuju Taman Kota. Ia tengah memangku Belle yang terlihat sangat antusias memandang pemandangan kota lewat kaca mobil.

Karena anak itu jarang sekali keluar rumah, jadi di saat Brian mengajaknya keluar, Belle pasti akan merasakan senang yang luar biasa.

"Nyonya Merry sudah menghubungi saya, dan beliau mengatakan, akan kembali minggu depan karena masih ada beberapa urusan yang harus beliau selesaikan di sana,"jelas Rayan.

"Baiklah!"

✨✨✨

"Mikha!"panggil Juna.

"Iya!"sahut Mikha dengan singkat.

Mikha bekerja di tempat yang sama dengan Juna, di salah satu Hotel yang tidak terlalu terkenal di banding Hotel-hotel besar yang ada di kota tersebut.

Juna Sebagai Manager di Hotel tersebut dan Mikha sebagai Asistennya. Karena keseringan bersama inilah membuat mereka teramat dekat dan diam-diam saling menyukai, usai resmi menikah dengan Brian, Mikha berniat untuk berhenti bekerja di Hotel tersebut, namun karena tuntutan ekonomi dan ia harus membiayai dirinya sendiri, Mikha memutuskan untuk kembali bekerja, namun ia berjanji akan menjaga jarak dengan Juna, bila perlu ia meminta untuk di pindah posisinya saat ini, sebagai Asisten Juna.

"Kenapa kau menghindariku?"tanya Juna. Yang sejak sampai di Hotel Mikha selalu menghindarinya, Mikha hanya berbicara seputar pekerjaan, tidak seperti biasanya ketika bertemu mereka akan banyak bercerita dan bercanda.

"Maaf, kita sedang bekerja! lebih baik bahas apa yang harus kita bahas,"sahut Mikha yang memulai misi untuk menjaga jarak dari Juna. Agar dia bisa lebih mudah dan cepat melupakan pujaan hatinya itu.

"Aku tidak bisa seperti ini, apa karena kau sudah menikah, kau menjauhiku?"

"Maafkan aku Juna."

"Stop Mikha, berhentilah meminta maaf, katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi?"

"Apa maksudmu! Tidak terjadi apa-apa."

"Jangan bohong padaku Mikha, aku tahu saat ini kau tengah menyembunyikan sesuatu dariku. Katakan padaku penyebab kau sampai menikah tiba-tiba seperti ini, aku sangat yakin ada sesuatu yang terjadi."

Setelah mendapat kabar Mikha menikah dari pengakuan wanita itu sendiri, hati Juna hancur berkeping-keping. Dia merasa sudah tidak ada harapan lagi untuk bisa hidup bersama wanita yang diam-diam ia sukai. Tapi setelah dua hari dua malam Juna berpikir keras dan mendalami soal ini, Juna jadi meyakini satu hal, jika Mikha menikah bukan atas kehendaknya. Karena ia tahu selama ini Mikha tidak mempunyai kekasih apalagi calon suami, dan Juna memutuskan akan mencari tahunya sendiri, jika benar Mikha menikah karena terpaksa dan bukan atas kehendaknya sendiri, apalagi Mikha sampai tertekan dan tidak bahagia dengan pernikahannya ini, Juna berjanji akan kembali merebut wanita pujaan hatinya apapun resikonya.

Mikha tertegun. Di dalam lubuk hatinya yang paling dalam, ingin sekali ia mengungkapkan kesedihannya kepada Juna, tapi tentu itu tidak mungkin Mikha lakukan karena ia sadar dengan statusnya saat ini.

"Maafkan aku Juna, sepertinya kau salah paham, aku menikah atas keinginanku sendiri tidak ada paksaan dari siapapun, dan aku baik-baik saja."

Meskipun Mikha mengatakannya dengan sangat yakin, tapi Juna masih bisa menangkap sinyal kebohongan dari gadis itu.

"Baiklah, jika kau tidak ingin menceritakannya secara langsung padaku aku akan mencari tahunya sendiri."

"Sudahlah tidak usah membahas itu, bukankah sekarang kita tengah bekerja. Dan 30 menit lagi kita akan menemui pak Senan."Ujar Mikha, mengalihkan topik pembicaraan karena ia takut kalau-kalau keceplosan dan mengatakan yang sebenarnya kepada Juna.

"Baiklah!"sahut Juna pasrah.

✨✨✨

Setelah 30 menit, Juna dan Mikha pergi dari Hotel menuju sebuah restoran yang letaknya tidak jauh dari sana, mereka akan bertemu dengan seseorang yang ingin menggunakan jasa Hotel mereka sebagai tempat resepsi pernikahan.

Di sepanjang perjalanan, kedua manusia yang sebelumnya akrab. Kini terlihat canggung dan kaku, terutama Mikha yang sangat tidak nyaman duduk bersebelahan dengan Juna.

Dan setelah beberapa menit akhirnya Mikha merasa lega ketika mereka sampai di tempat tujuan, dengan gerakan cepat Mika segera membuka pintu mobil dan berjalan lebih dulu memasuki restoran.

**

Di tempat lain.

Brian dan Rayan, tengah berada di taman kota menuruti permintaan Belle.

"Kenapa di sini banyak sekali ibu-ibu?"tanya Brian pada Rayan.

"Tentu saja Tuan, ini adalah taman kota dan tentu saja akan dimanfaatkan oleh para ibu-ibu yang membawa anaknya bermain."sahut Rayan.

Kedatangan Rayan dan Brian tentu saja menarik perhatian para warga yang ada di taman kota. Bagaimana tidak, penampilan mereka sudah seperti orang yang akan berkunjung ke Istana merdeka, berpakaian formal dengan sepatu yang mengkilat. berbeda sekali dengan orang-orang yang ada di sana yang mengenakan pakaian santai, meskipun ini bukan hari weekend tapi taman kota tetap dipenuhi oleh warga, terutama para ibu-ibu yang tengah mengajak putra-putrinya bermain.

Tatapan aneh ditunjukkan para lelaki yang hanya beberapa biji ada di taman kota tersebut, tapi tatapan takjub dan terkesima ditunjukkan oleh para wanita yang ada di sana.

Bukan hanya terkesima dengan penampilan dan wajah tampan kedua lelaki itu, tapi mereka juga terpesona dengan kehadiran Rayan dan Brian di taman kota dengan membawa Putri kecil mereka, sangat jarang bukan, ada bapak-bapak yang meluangkan waktu di jam sibuk seperti ini untuk menemani putrinya bermain.

"Dia sangat luar biasa!"

"Lebih luar biasa lagi karena mereka itu sangat tampan."

"Kenapa mereka hanya pergi berdua, apa kedua lelaki itu orang tua tinggal untuk anak kecil itu?"

"Bukan tunggal, tapi di sana ada dua."

"Maksudku apa mereka tidak mempunyai istri!"

"Sepertinya salah satu dari mereka seorang duda dan yang satunya lagi Paman dari bocah kecil itu."

"Sayang sekali lelaki setampan itu menjadi duda."

"lebih sayang lagi, ketika dia duda tapi aku bersetatus istri orang!"

Itulah beberapa suara bisik-bisik para wanita yang ada di taman, mata mereka benar-benar tidak sedetikpun teralihkan dari pria yang mencuri perhatian manusia yang ada di sana.

Bersambung ...

✨✨✨

Terima kasih sudah berkunjung ke cerita ini 🙏

Minta dukungannya ya🤗

tolong koreksi jika ada kesalahan dalam tulisan ini.

Lope Banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️❤️