Akibat hubungan toxic Ameera sering kali tidak fokus dalam berbagai hal, sang kekasih selalu membuntutinya bahkan menghubunginya setiap saat.
Hal itu berakibat fatal pada malam saat saudari kembarnya meminta Ameera untuk mengantarnya menemui sang suami, akibat mengangkat telepon dari kekasihnya Ameera lalai mengemudikan mobilnya hingga terjadilah kecelakaan tragis yang merenggut nyawa saudari kembarnya.
Ambeera wafat saat usia kandungannya delapan Minggu, hal itu membuat Ameera dihantui rasa bersalah yang amat sangat besar! Terlebih lagi Liam yang merupakan suami dari Ambeera mengalami depresi parah akibat kematian istri dan calon anaknya.
Liam hanya bisa ditenangkan ketika melihat wajah Ameera, karena itu keluarga besar keduanya memutuskan untuk menjadikan Ameera istri pengganti untuk Liam, siapa sangka ketika depresinya sembuh Liam tidak bisa menerima bahwa Ameera lah yang kini menjadi istrinya.
Ameera harus sabar setiap kali Liam berlaku kasar padanya, baik secara verbal maupun
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Mendengar Ameera meminta diantarkan ke rumah orangtuanya, Liam berpikir bahwa mungkinkah Ameera sudah menyerah dengan pernikahan ini dan akan memilih bercerai darinya sekarang?
Seharusnya Liam merasa bahagia usahanya agar Ameera pergi dari hidupnya kini berhasil, tapi kenapa ada rasa berbeda yang dia rasakan mendengar Ameera meminta dipulangkan ke rumah orangtuanya.
Untuk beberapa saat Liam terdiam membuat Ameera sedikit bingung kenapa suaminya itu melamun! Hingga dering handphone di handphone miliknya membuyarkan lamunannya.
"Aku angkat telepon dulu!" Liam menjauh dari Ameera.
Rupanya telepon masuk dari mom Britney.
"Iya mom,"
"Kau dimana?"
"Di rumah sakit,"
"Hah? Siapa yang sakit Am? Apa Ameera sakit?"
"Tidak, temanku yang sakit!" Liam berbohong karena Ameera memang tidak mau keluarga tau dia kemari sakit.
"Kau ke rumah momy Joa ya, ajak Ameera juga! Momy dan Dady juga akan menginap kok disini,"
"Untuk apa aku menginap disana, aku tidak bisa mom!" tolaknya.
"Kau itu tau tidak si Am, besok kan ulang tahunnya Ameera! Masa kau suaminya sendiri tidak ikut memberikan kejutan bersama kami!"
Mendengar Ameera ternyata besok berulang tahun yang ke 22 tahun, Liam jadi tau kalau dia meminta dipulangkan ke rumah orangtuanya bukan karena setuju bercerai, melainkan ingin merayakan hari kelahiran bersama orangtuanya.
Liam menghela nafas entah lega atau kecewa karena ternyata Ameera belum menyerah juga.
"Cepat kesini, kalau kau menolak kau akan dicoret dari daftar warisan!" ancam Britney.
Liam mematikan teleponnya, dan kembali menghampiri Ameera.
"Ayo masuk,"
"Aku bisa naik taxi kok Am aku tidak mau merepotkan mu,"
"Jangan bantah, cepat masuk!"
Karena Liam kekeh ingin mengantarnya, akhirnya Ameera menurut dan masuk kedalam mobil Liam! Ternyata begini rasanya diantar oleh suami sendiri.
Perjalanan menjadi menyenangkan walaupun macet dan arah pulang ke rumah orangtua Ameera jadi terasa lebih jauh! Tapi memandangi wajah Liam sepanjang jalan, rasanya terasa sejuk.
Liam sedang fokus menyetir tapi aura ketampanannya malah lebih terpancar lagi! Bagaimana jika Liam sedang bekerja, pasti dia lebih terlihat kharismatik dan berwibawa, pikir Ameera.
"Aku melarang mu menatap wajah ku, jadi jangan pernah melirik lagi!"
"Kenapa begitu, ini kan mataku kau tidak berhak mengaturku!"
"Ameera, kenapa kau itu sangat berbeda dengan Amber? Kau itu sangat pembangkang, sementara Amber begitu penurut, benar-benar tidak layak dijadikan istri,"
Perkataan Liam membuat Ameera tertunduk dan tak lagi berani menatap wajah tampannya. Sepertinya apa pun yang dilakukan oleh Ameera selalu saja salah dimata Liam.
Tak ingin merusak suasana hatinya dengan memikirkan perkataan Liam yang tajam setajam silet! Ameera memilih melihat kearah jendela saja.
Jika memang memandangi wajah suami sendiri adalah tindakan istri pembangkang, maka Ameera tidak akan melakukannya lagi!
Mobil akhirnya sampai di halaman rumah momy Joa dan Dady El, keduanya turun dari mobil. Liam berjalan lebih dulu sementara Ameera mengekor dari belakang, padahal Ameera berharap Liam akan menggandengnya masuk kedalam rumah bersama, atau mungkin merangkulnya dihadapan kedua orangtuanya.
Tapi ternyata Liam sangat acuh dan cuek saja jalan sendiri, Ameera hanya takut orangtuanya khawatir jika melihat dirinya dan Liam tampak seperti bukan suami isteri.
"Loh ada mom Britney dan Dady Daniel juga disini?"
"Iya kami keasikan ngobrol eh ke sorean pas mau pulang, jadinya kita menginap saja sekali-kali," kata Britney.
Liam duduk tanpa menyapa, dia sebenarnya tidak mau datang ke rumah mertuanya apalagi disini ada orangtuanya juga, sudah pasti tindakannya akan diawasi dan harus berakting peduli pada Ameera.
"Am, kau ini datang bukannya sapa orangtuamu dulu atau sapa mertuamu dulu! Malah cuek saja duduk!" tegur momy Britney.
"Sore momy Joa, Dady El bagaimana kabar kalian?"
"Baik Am, kau sendiri bagaimana? Apa anak kami merepotkan mu?" tanya Momy Joanna.
"Tidak kok Amber tidak pernah merepotkan ku!" jawab Liam.
Sontak saja semua orang menengok kearah Liam, laki-laki itu tidak sadar sama sekali bahwa dia telah salah menyebutkan nama menganggap Ameera adalah Ambeera.
Ameera pun merasakan hatinya seperti dihantam benda keras saat Liam begitu lantangnya menyebutkan nama Ambeera dan sama sekali tidak mengingat namanya. Sejauh apa lagi Liam akan terus mengingat Ambeera dalam hidupnya? Apakah seorang istri pengganti sangat tidak layak diingat, walaupun hanya sekedar mengingat nama.
"Liam!" Momy Britney terlihat kesal dan melotot.
"Ada apa si mom? Aku lelah!" ketus Liam.
"Sudah lah Brit, biarkan Liam istirahat lagipula hanya salah sebut nama Ameera juga tidak kenapa-kenapa kok!" Momy Joanna berusaha mencairkan suasana.
Dari ucapan momy Joanna, barulah Liam ketahui kalau dia salah mengucapkan nama. Tapi masa bodo, itu tidak terlalu penting bagi Liam karena memang yang dia ingat setiap harinya hanya Ambeera, jadi wajar saja masih menyebut nama Amber.
Bukannya minta maaf, Liam malah masih merasa tidak merasa bersalah sama sekali.
"Iya mungkin Liam sedang capek! Ra kau antar suami mu istirahat dulu di kamar!" titah Dady El.
"Iya dad, ayo Am aku antar ke kamar!"
Liam pun mengikuti Ameera untuk beristirahat di kamar. Melihat gerak gerik Liam sebenarnya Daniel merasa anaknya itu tidak memperlakukan menantunya itu dengan baik! Sebagai seorang laki-laki yang tidak pernah mau menyakiti hati wanita, Daniel merasa Liam sedang menyakiti Ameera.
"Apa anak itu tetap tidak bisa menerima Ameera sebagai istrinya?" dalam hati Daniel.
Setibanya didalam kamar yang ukurannya tidak seluas di dalam kamar rumah mereka. Liam merebahkan tubuhnya diatas ranjang berukuran sedang itu.
"Tolong bersikap baiklah padaku Am, setidaknya ketika orangtua kita berada disekitar kita!"
"Kau memerintah ku?"
"Aku tidak tau apakah itu termasuk memerintah seorang suami atau tidak! Yang jelas apapun yang aku lakukan akan tetap salah kan dimata mu?"
"Kau terlalu memaksakan Ameera, aku sudah berusaha untuk bisa menunjukkan hubungan kita baik-baik saja didepan orangtua kita! Tapi semakin aku berusaha, semakin aku muak denganmu!"
Tak ingin lagi melanjutkan perdebatan yang bisa memicu hatinya sakit kembali, Ameera memilih pergi dari dalam kamar meninggalkan Liam seorang diri.
Melihat Ameera sudah keluar kamar! Liam melihat kamar yang tidak terlalu luas ini diisi oleh foto-foto, piagam, piala dan banyak lainya milik Ameera dan Ambeera.
Daripada bosan Liam pun membuka-buka laci meja belajar milik Ameera dan Ambeera! Terdapat satu buku diary milik Ameera, dibacanya buku lembaran pertama oleh Liam.
Isinya hanya menceritakan pengalaman saat masuk kuliah, perjalanan saat juara bermain piano dan lain-lainnya! Tidak banyak cerita seru yang dituliskan oleh Ameera.
Hingga sampai dilembaran kertas kesekian, Liam membaca sesuatu yang bertuliskan namanya.
^^^Dear diary..^^^
^^^Aku sebenarnya tidak sabar menantikan Minggu depan, momy dan Dady bilang kami akan kedatangan tamu yaitu keluarga besar Liam dan keluarga besar Charles.^^^