Dia kriminal berbahaya yang menakutkan dan mempesona. Tak ada satupun wanita yang bisa menolak pesonanya. Namun, sayangnya dia anti dengan yang namanya wanita.
Namanya, Zyano Genta Brawitama ketua King Draxler. Organisasi mafia paling ditakuti di dunia. Terkenal Kejam, bengis dan tak kenal ampun saat berhadapan dengan musuh-musuhnya.
Sampai akhirnya tanpa sengaja bertemu dengan wanita cantik bernama Katerina Yolanda Cristopher. Anak tak dianggap dalam keluarganya sendiri dan sering mendapatkan siksaan dari ibu serta adik tirinya. Memiliki seorang kekasih yang bernama Reino Alberto. Namun, tak disangka kekasihnya malah berkhianat dengan adik tirinya sendiri.
Pertemuan singkat itu membuat keduanya terjebak dalam perjodohan masa lalu antar orang tuanya. Zyano yang tidak menyukai wanita terpaksa harus menjalin rumah tangga dengan wanita yang sama sekali tidak dicintai nya. Akankah setelah menikah keduanya memiliki perasaan??
Kalau mau tau langsung baca aja hihi :)
Semoga sukaaaaaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Coretan Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. MELEPAS RINDU
Keesokan harinya Zahra terlihat sangat sibuk mengurus berbagai keperluan untuk acara pernikahan Zyano yang sebentar lagi akan segera dilaksanakan.
Meski tinggal beberapa hari lagi. Zahra sudah harus mempersiapkan segalanya dari sekarang. Dimulai memboking tempat, Catering, Souvernir, Undangan, dan lain sebagainya.
Zahra bahkan sampai menelepon chef dari berbagai negara, sebab Zahra ingin makanan yang akan disajikan nanti berkesan mewah dan elegan dimata para undangan yang akan berhadir.
Zeano sampai pusing sendiri melihat sang istri yang begitu sibuk kesana-kemari kemari menyuruh para maid mempersiapkan segala hal yang diperlukan. Bahkan dari tadi ponsel Zahra terus saja berdering saking banyaknya panggilan yang harus dia terima.
"Sayang, apa kau tidak lelah? aku saja lelah melihat mu begitu sibuk sampai-sampai aku diabaikan seperti ini." tukas Zeano sedikit kesal karena dari tadi Zahra mengabaikannya.
Zahra tersadar dan menatap suami yang tengah duduk di sofa dengan wajah masam.
"Astaga maafkan aku sayang, aku terlalu bersemangat karena putra kita sebentar lagi akan menikah." seru Zahra menatap suaminya.
"Iya aku tahu sayang, tapi karena hal itu kau jadi mengabaikan ku bahkan dari tadi aku duduk di sini kau juga tidak sadar." sungut Zeano ketus.
Zahra menghampiri Zeano lalu bergelut manja di lengan nya.
"Sayang maafkan aku. Sungguh, aku tidak bermaksud untuk mengabaikan mu. Ku mohon mengertilah, aku ingin pernikahan Zyano akan jadi kenangan indah untuk kita berdua, oleh karena itu aku harus mempersiapkan segalanya dengan baik." ucap Zahra menatap suaminya dengan pupu eyes.
Belum sempat Zeano membalas ucapan sang istri, ponsel Zahra kembali berdering. Zahra langsung beranjak dan pergi meninggalkan suaminya untuk mengangkat telpon membuat Zeano mendesah kesal.
"Dad, kau kenapa?" tanya Zyano yang baru saja turun dari kamarnya dan tidak sengaja melihat Zeano memukul-mukul kursi sofa.
Zeano menoleh menatap putranya yang sudah rapi dengan pakaian formal untuk ke kantor.
"Ini semua karena kau."
Zyano mengerutkan keningnya "Maksudnya?"
"Gara-gara pernikahan kau dan Katerina, mommy mu itu sibuk sampai mengabaikan suaminya sendiri!" jawab Zeano ketus.
"Jadi, Dad marah hanya karena diabaikan mom?" tanya Zyano dengan nada mengejek.
"Hei son, kau tidak tahu bagaimana rasanya diabaikan oleh istrimu sendiri. Nanti setelah kau menikah kau akan tahu rasanya." sarkas Zeano.
"Aku tidak seperti Dad yang setiap hari selalu ingin dimanja." ejek Zyano menohok.
"Kau...." Zeano menunjuk wajah Zyano dengan penuh kekesalan.
"Ku peringati ya son, jangan sampai kau menjilat lidahmu sendiri!" kecam Zeano dengan tatapan tajam.
"Ah sudahlah, aku tidak ingin berdebat dengan Dad. Aku ingin ke kantor dulu." pamit Zyano.
"Zyan, kau ingin kemana." seru Zahra membuat langkah Zyano terhenti.
"Mom, aku ingin ke kantor, ada meeting penting hari ini." jawab Zyano.
"Tidak.....seminggu kedepan kau tidak boleh pergi ke kantor. Kau harus tetap dirumah!" tukas Zahra tegas.
"What? are you crazy mom?" pekik Zyano.
"Not Zyan. Kau harus tetap dirumah sampai hari pernikahan mu, kau tidak diizinkan untuk pergi kemanapun tanpa izin mom!" tegas Zahra berkacak pinggang menatap putranya.
"Why, mom?" Zyano tidak habis pikir dengan ibunya.
"Dengar Zyan, sebentar lagi kau akan menikah. Mom tidak ingin kau lelah atau terjadi sesuatu denganmu. Jadi sampai hari pernikahan mu nanti kau harus tetap dirumah!"
"WHAT THE HELL! mom aku sibuk, banyak berkas menumpuk di kantor yang harus aku tandatangani. Aku tidak bisa terus berdiam diri di rumah." tolak Zyano mentah-mentah.
"Zyan.. dengarkan mom. Ini semua demi kamu sayang. Tolonglah Zyan, kali ini saja turuti keinginan mom. Setelah kau menikah nanti, mom tidak akan mengatur hidupmu lagi Zyan." pinta Zahra.
Zyano menghembuskan nafas panjang sambil memijit pelipisnya. Permintaan Zahra selalu saja aneh dan sayangnya Zyano tidak bisa menolak ataupun membantah.
"Oke...tapi mom harus janji, setelah aku menikah nanti, mom jangan mengatur hidupku lagi."
"Iya sayang, mom janji."
"Ya sudah." Zyano hanya bisa menghela nafas pasrah.
"Zyan, mom memang tidak akan mengatur mu lagi, tapi tidak dengan istrimu. Dia yang akan mengatur segalanya hihihi." Batin Zahra terkikik.
"Lagi-lagi kau terjebak dalam permainan ibumu sendiri, Zyan." batin Zeano kasihan.
"Oh iya Zyan, mom minta kau harus menjemput adikmu di bandara. Dia akan pulang hari ini." pinta Zahra.
"What? Ziva pulang hari ini?" tanya Zyano nampak sangat terkejut mendengar kalau adiknya akan pulang.
"Iya Zyan, mom sampai lupa mengabari adikmu yang cerewet itu. Saat tahu kau akan menikah dia shock dan memutuskan untuk pulang hari ini juga. Jadi kau harus menjemputnya di bandara."ungkap Zahra.
Perlu diketahui Zivanna Brawitama, anak paling bungsu di keluarga Brawitama. Dia adik perempuan Zyano satu-satunya yang cerewet sama seperti Zahra.
Ziva seorang desainer terkenal di Inggris. Dia tinggal berjauhan dari Zahra karena Ziva harus bersekolah sekaligus mengembangkan bakatnya disana.
"Jadi, putri kita akan pulang hari ini sayang?" tanya Zeano tampak senang.
"Iya sayang, Ziva akan pulang setelah sekian lama dia tinggal di Inggris. Aku sangat merindukannya." jawab Zahra.
"Zyan, cepatlah jemput adikmu di bandara. Jangan sampai dia menunggu lama." ucap Zeano.
"Iya Dad, aku akan pergi sekarang."
"Hati-hati son."
Zyano keluar dari mansion dan disambut hangat oleh Dave yang sedari tadi berdiri menunggu Zyano keluar. Bagitu sampai di depan mobil Dave dengan cekatan langsung membukakan pintu mobil untuk Zyano.
"Dave, hari ini kita tidak ke kantor." imbuh Zyano merapikan jasnya.
Kening Dave mengerut "Kenapa tuan?" tanyanya.
"Hari ini adikku pulang. Jadi kita harus menjemputnya di bandara." tukas Zyano.
"Baik tuan."
******
Seorang gadis cantik turun dari pesawat sambil menarik kopernya. Matanya menelisik sekitar untuk mencari seseorang yang tadi dia tunggu. Dia adalah Ziva adiknya Zyano.
"Aduh, kenapa lama sekali sih." gerutu Ziva kesal.
Tak selang waktu lama. Zyano akhirnya sampai di bandara. Begitu keluar dari mobil semua mata tertuju padanya. Bagaimana tidak? Penampilan Zyano hari sangat tampan dan gagah mempesona.
Tubuh kekarnya berbalut jas berwarna hitam pekat dilapisi kemeja putih. Zyano mengedarkan pandangan matanya dibalik kacamata hitam yang saat ini dipakainya. Disampingnya selalu ada Dave yang setia menemaninya kemanapun.
"Kakaaa." teriak Ziva berlari dan langsung memeluk Zyano dengan eratnya.
Zyano sedikit terhuyung ke belakang, terkejut karena tiba-tiba Ziva memeluknya sangat erat.
"Ka, I miss you so much." lirih Ziva masih menenggelamkan wajahnya di dada bidang Zyano, memeluknya dengan sangat erat untuk menyalurkan betapa rindunya Ziva dengan kakaknya.
Zyano hanya tersenyum tipis membalas pelukan adiknya. Tangan kanannya mengelus punggung belakang Ziva dengan lembut. Zyano tentu saja sangat menyayangi adiknya.
Ziva mendongak menatap kakaknya "Ka, Zyan kok lama?" tanyanya cemberut.
"Macet Ziva." jawab Zyano sambil melepaskan pelukan adiknya.
"Hai, Ka Dave." sapa Ziva tersenyum ramah menatap asisten kakaknya.
"Hallo nona Ziva, bagaimana kabar nona?" tanya Dave membalas sapaan ramah Ziva.
"Kabar ku kurang baik." jawab Ziva mengerucutkan bibirnya sambil bersindekap dada.
"Mengapa nona?"
"Apa kau sakit, Ziva?" tanya Zyano cemas.
"Aku tidak sakit ka. Aku hanya kesal mengapa kau tidak mengabari ku kalau kau akan menikah. Jika aku tidak menelepon mom mungkin sampai hari pernikahan mu nanti aku tidak akan tahu bahwa kakakku sendiri menikah!" tukas Ziva mendengus kesal seraya melipatkan kedua tangannya di atas dada.
"Ziva, kau masih saja belum dewasa." ucap Zyano tersenyum tipis sambil mengacak-acak rambut adiknya.
"Ish, Ka Zyan, berantakan kan jadinya." desis Ziva menggerutu.
"Sudahlah, Dave bawa koper Ziva. Kita pulang sekarang!"
"Baik, tuan." Dave mengangguk patuh.
Ziva bergelut manja di lengan kakaknya membuat para wanita yang ada di bandara menatap kearah mereka. Tubuh Ziva kecil hanya sebahu dengan Zyano yang sangat tinggi. Tetapi itu mampu membuat kaum hawa merasa cemburu, sebab mereka pikir Ziva dan Zyano adalah sepasang kekasih.
Ziva tahu kakaknya begitu mempesona bahkan hampir seluruh wanita menatap kakaknya dengan tatapan kagum dan memuja. Ziva sengaja bersikap manja dengan Zyano agar para wanita itu patah hati dan tidak mengharapkan kakaknya.
"Ternyata pria tampan itu sudah punya kekasih."
"Sayang sekali, padahal aku ingin menjadikannya kekasihku."
"Kau tidak usah banyak berkhayal, mana mungkin dia mau denganmu."
"Cih, kau pikir dia juga mau dengan wanita model sepertimu, yang ada dia ilfil."
"Tidak usah berebut, kalian tidak melihat dia sudah punya kekasih, jangan terlalu berharap nanti jatuh kan sakit."
"Aku tidak peduli, aku bisa menjadi wanita simpanannya."
"Iyuhh, dasar murahan."
Ziva dapat mendengar jelas bisik-bisik para wanita yang dia lewati membuatnya sangat ilfil. Masa mau jadi simpanan, astaga saking tidak lakunya kah. Ziva semakin mengeratkan tangannya di lengan Zyano.
Begitu sampai di lobi, Dave langsung membukakan pintu mobil. Zyano dan Ziva masuk kedalam sedangkan Dave memasukkan keper terlebih dahulu kedalam bagasi mobil. Setelah selesai Dave masuk dan menjalankan mobilnya meninggalkan bandara.
Sepanjang perjalanan Ziva terus saja bergelut manja di lengan sang kakak. Ia menyadarkan kepalanya di bahu Zyano yang sangat nyaman. Apalagi aroma tubuh Zyano yang maskulin membuat Ziva semakin manja.
"Ziva, sampai kapan kau akan terus memelukku lenganku hah?! Aku ingin mencek email perusahaan jadi kesusahan jika kau terus manja seperti ini." ucap Zyano.
"Ka, aku sangat merindukanmu. Apa salahnya aku manja dengan kakakku sendiri. Apa kau tidak merindukan adikmu hah?" tanya Ziva sendu.
"Ziva, kau sudah besar, kenapa sikapmu masih saja seperti anak kecil." sarkas Zyano.
"Kaka tidak merindukan ku ya? aku pulang karena ingin melihat kaka tapi ternyata kaka tidak suka jika aku pulang." lirih Ziva memasang wajah sedih dan menjauhkan diri dari Zyano.
Zyano menghela nafas melihat sikap adiknya yang sangat manja. Zyano pikir dengan menyekolahkan Ziva ke Inggris akan membuat gadis itu dewasa tapi ternyata malah semakin manja.
"Baiklah, kau ingin dipeluk bukan, sini." Zyano menarik tubuh Ziva kedalam dekapannya lalu mencium puncak kepala adiknya dengan penuh kasih sayang.
Dibalik pelukan itu Ziva tersenyum jahil, kakaknya dari dulu selalu tidak berkutik dengannya.
Ziva mendongakkan wajahnya "Ka, siapa wanita yang akan menjadi istrimu? Apa dia seorang model, artis atau siapa ka?" tanya Ziva sangat penasaran.
"Apa pentingnya itu untukmu, Ziva?"
"Tentu saja itu sangat penting ka, aku harus tahu sehebat apa calon kakak ipar ku hingga dia bisa menaklukkan hati kakakku yang begitu dingin ini." seru Ziva tersenyum mengejek.
Zyano tersenyum tipis, satu tangannya terangkat untuk mengelus kepala Ziva dengan lembut.
"Kau akan tahu nanti, Ziva." ucap Zyano semakin membuat Ziva kepo.
"Kenapa tidak beritahu sekarang saja ka! Aku sudah sangat penasaran." balasnya.
"Aku tidak bisa memberitahu mu sekarang Ziva, kau bisa menilainya sendiri saat kau bertemu dengannya." ungkap Zyano mencubit pipi chubby adiknya.
"Baiklah, kau harus mempertemukan ku dengannya ka!" tegas Ziva dengan tatapan tajam.
"Tuan, kita sudah sampai." ucap Dave.
Tidak terasa akhirnya mereka sampai di mansion. Dave bergegas keluar dari mobil lalu membukakan pintu mobil untuk Zyano dan Ziva keluar. Para maid menunduk hormat melihat kedatangan tuan dan nona muda.
Zyano dan Ziva melangkahkan kakinya memasuki mansion diikuti oleh Dave dibelakangnya sambil menyeret koper milik Ziva.
"Zivaaaa." teriak Zahra saat melihat kedatangan putri tercintanya.
"Mom." Ziva berlari dan langsung memeluk Zahra dengan eratnya untuk menyalurkan betapa rindunya dirinya dengan ibunya begitupun sebaliknya.
"Ziva sayang, bagaimana kabarmu? kau baik-baik saja kan? mom sangat merindukanmu, Ziva." ucap Zahra mencek setiap inci tubuh putrinya. Lalu memeluknya kembali dengan perasaan bahagia.
"I'm fine mom and i miss you so much." ungkap Ziva memejamkan matanya menikmati pelukan dan usapan hangat dari ibunya yang sudah lama sekali tidak dirasakan oleh Ziva.
Ekhem
"Ziva, apa kau tidak merindukan, Dad?" seru Zeano memasang wajah sedih.
Ziva tersadar dan melepaskan pelukannya dari Zahra lalu memeluk Zeano dengan eratnya.
"No Dad, aku juga sangat merindukan Daddy."
"Putri Daddy akhirnya pulang." ucap Zeano tersenyum bahagia, satu tangannya mengelus kepala Ziva dengan penuh kasih sayang.
"Duduklah Ziva, kau pasti lelah setelah perjalanan jauh." seru Zahra menggiring putrinya untuk duduk di sofa.
"Apa kau lapar Ziva? jika kau lapar mom akan suruh Bi Asri untuk memasakkan makanan kesukaanmu."
Ziva menggeleng "Tidak mom. Perutku masih kenyang, oh iya, mana kaka ipar? aku ingin bertemu dengannya." tanya Ziva antusias.
Zahra terkekeh "Maksudmu, Katerina? dia tidak ada di sini."
"Yah, aku pikir kaka ipar ada di sini, padahal aku sangat penasaran ingin bertemu dengannya mom." ungkap Ziva cemberut.
"Mengapa kau begitu penasaran Ziva? nanti kau juga akan bertemu dengannya." tanya Zahra heran.
"Iya aku tahu mom, aku hanya penasaran saja bagaimana bisa kaka ipar menaklukkan hati dingin ka Zyan. Mom tahu sendiri lah, ka Zyan selalu menolak jika mom mendekatkannya dengan wanita tapi kali ini tidak ada angin tidak ada hujan mom memberitahuku kalau ka Zyan akan menikah, bagaimana aku tidak shock jika begitu." ungkap Ziva.
Zahra terkekeh "Kaka iparmu ini punya pesona tersendiri, jadi kakakmu tidak bisa menolaknya."
"Benarkah? aku jadi semakin penasaran kalau begitu."
"Oh ya mom, aku sudah merancang busana untuk pernikahan ka Zyan dan kaka ipar. Menurut mom ini bagus tidak?" tanya Ziva mengeluarkan buku yang berisi gambaran desain gaun pernikahan yang sangat cantik kepada Zahra.
Mata Zahra langsung berbinar "Wah ini sangat cantik sayang, kapan kau menggambar ini?"
"Sudah lama mom, aku memang berniat membuatkan desain gaun pernikahan untuk ka Zyan. Dan karena ka Zyan sebentar lagi akan menikah maka ku beritahu saja pada mom. Apa mom suka??"
"Sangat suka sayang, baiklah nanti mom akan menyuruh Katerina untuk datang, jika dia menyukainya maka kita akan memakai desain mu." imbuh Zahra.
"Baguslah kalau mom suka, kapan mom akan menyuruh kaka ipar untuk datang?"
"Sekarang saja. Zyan kau bisa kan menjemput Katerina?" tanya Zahra antusias.
"Yah, bisa mom."
"Baguslah, sekarang kau pergi jemput Katerina!" suruh Zahra.
"Iya ka, aku ingin sekali bertemu dengannya." sahut Ziva.
"Hmm.."
"Mom akan memberitahu pada Katerina dulu agar dia segera bersiap." ucap Zahra mengambil ponselnya untuk menelepon calon menantunya.
"Terserah mom."
"Mom sudah memberitahu Kate, kau bisa pergi sekarang Zyan." seru Zahra.
"Baiklah, aku pergi dulu, mom." Zyano beranjak dari duduknya lalu pergi.
"Yes, sebentar lagi aku akan bertemu kaka ipar, aku sangat penasaran secantik apa dia." gumam Ziva tersenyum.
"Kau akan tahu nanti Ziva." balas Zahra tersenyum.
Bersambung 😎
______________________________________________
Aaaaaa diriku iri dengan Ziva yg bisa jadi adik Zyano😭😭
Aku juga mau dipeluk, disayang😭😭
Halu terosss
Jangan lupa LIKE, VOTE, KOMEN AND SHARE CERITA INI YA GUYS!!
SEKIAN TERIMA GAJIH 💰💰
^^^Coretan Senja ✍️^^^