Aku Ayu Wulandari, putri tunggal ibu Sarah dan pak Harto, terlahir dari keluarga tak mampu membuat diri ku harus menjadi jaminan hutang orang tua ku.
di usia ku masih lima belas tahun ayah ku kecelakaan saat dia berangkat bekerja sebagai kuli bangunan,
karena musibah itu ibu ku berhutang kepada pak Yasir juragan ikan kaya raya di kampung sebelah.
karena hutang itu aku menikah dengan Farhan Yasir Maulana, putra tunggal pak Yasir yang sekaligus teman SMA ku dulu.
dia adalah laki-laki tampan dan berasal dari keluarga kaya raya hingga dirinya di sukai banyak wanita di sekolah ku.
meski dia adalah laki-laki kaya raya dan juga tampan tidak membuat ku jatuh hati kepadanya.
bagaimana kisah rumah tangga ku? dengan suami yang tidak aku cintai dan sangat aku benci............
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
Jam menunjukan pukul 7 pagi, aku bangun bersama dengan tante Ida untuk menyiapkan sarapan, suasana rumah yang sunyi membuat kami merasa tinggal di sebuah rumah di tengah hutan.
Aku beranjak ke dapur untuk membantu tante ida memasak seperti biasa, di dapur kami berdua berbincang sembari memotong sayuran, bercerita tentang masa lalu yang susah untuk di lupakan.
Tante Ida bercerita tentang zaman-zaman SMA dulu, dimana ada laki-laki yang datang untuk mengungkapkan perasaannya kepada tante Ida, dia menyukai dan ingin mengajak tante Ida menikah. laki-laki itu bernama pak Wahyu paman ku dan sekaligus adik dari ayah ku.
Paman Wahyu sangat mencintai tante ida, sampai-sampai dia rela uang jajannya dia tabung untuk membelikan tante Ida boneka, sebagai tanda kalau dia sangat mencintai tante ida dan ingin mengajak tante Ida menikah.
Namun takdir berkata lain, tante Ida malah menikah dengan pak Suryono, saat pernikahan tante Ida dan pak Suryono di laksanakan, paman Wahyu datang untuk mengucapkan selamat kepada tante ida dan juga pak Suryono, kata tante Ida waktu akad nikah paman Wahyu menangis melihat pujaan hatinya menjadi milik orang lain.
Akhirnya paman Wahyu pergi meninggalkan kampung dengan hati yang hancur dan harapan untuk menikah dengan tante ida pupus, paman Wahyu merantau ke kota dan tak pernah pulang hingga sekarang.
"kenapa tante tidak menikah dengan paman wahyu?" tanya ku pada tante ida yang tengah mengiris bawang
"namanya juga bukan jodoh yu, meskipun Tante juga mencintai paman mu tapi entah kenapa hati tante mengatakan kalo Suryono adalah laki-laki yang tepat untuk jadi suami tante"
"mmmm, dulu paman Wahyu pernah gak untuk ajak tante menikah?" tanya ku lagi
"pernah, paman kamu pernah ngajak Tante menikah, tapi tante waktu itu baru lulus SMA dan orang tua tante ingin kalo tante cari kerja dulu agar nanti kalau menikah bisa mencukupi kebutuhan keluarga, nah tante bilang sama paman mu kalo tante belum mau menikah dan mau fokus cari kerja dulu"
"terus tante dapet kerjaan?"
"tante dapet pekerjaan sebagai kasir di sebuah toko yang ada di terminal, tante bekerja disana dengan gaji 2jt perbulan"
"terus bagaimana ceritanya tante menikah dengan paman Suryono?, kan kata tante mau fokus kerja"
"tante sampe menikah sama suami tante yang sekarang karena dia datang ke rumah untuk meyakinkan orang tua tante, kalau dia ingin menikahi tante, karena orang tua tante tau suami tante bekerja sebagai pegawai tetap di satu perusahaan yang ada di kota mataram, tapi karena tante melahirkan suami tante tidak bekerja sampai satu minggu dan bosnya memecat paman mu"
"kok dipecat?, apa paman gak izin sama bosnya?"
"tante tidak terlalu tau tentang itu, setau tante paman mu pernah minta izin tapi bosnya tidak mengizinkan, tapi karena suami tante sayang sama tante dan takut terjadi sesuatu akhirnya dia mutusin untuk tidak masuk bekerja meski bosnya tidak mengizinkan dia untuk libur"
"tante beruntung ya dapat suami seperti paman Suryono, dia rela kehilangan pekerjaan demi menemani tante, ayu merasa iri sama tante, Tante dapat cinta dari suami tante, sedangkan ayu tidak pernah merasakan itu"
"astaga yu, meski suami kamu belum mencintai kamu, tapi hidup kamu sudah terjamin, tinggal di rumah mewah, makan makanan enak, kalo mau jajan tinggal jajan, harusnya kamu bersyukur atuh sayang"
"mmm, tapi ayu lebih baik hidup sederhana tapi bahagia, dari pada tinggal di rumah mewah dan jadi istri orang kaya tapi tidak bahagia" ujar ku
"yu, di zaman sekarang semua butuh uang, iya sekarang kamu bilang begitu, tapi kalo kamu menikah dengan laki-laki pengangguran gimana?, kamu mau makan apa?, syukurlah kamu mendapatkan suami dari golongan orang kaya jadi kamu gak perlu susah payah cari uang, kamu liat teman kamu andini yang menikah sama Gozali yang pengangguran itu, sekarang dia hidupnya susah, utangnya numpuk di warung"
"Andini anak tante Rani?" tanya ku
"iya, dia menikah dengan Gozali, karena menurut dia Gozali tampan dan dia sangat mencintai Andini, eh sekarang malah tiap hari berantem masalah gak ada uang untuk beli beras, beli ini beli itu, bahkan mereka pernah mau bercerai hanya karena masalah ekonomi, jadi kamu harusnya bersyukur tidak kekurangan apa-apa di rumah ini meski suami kamu belum sepenuhnya mencintai kamu, tante yakin seiring berjalannya waktu suami kamu pasti menerima kamu sebagai istrinya"
Tante tidak tau masalah terbesar yang sedang aku hadapi, dimana sekarang aku sedang di fase tidak tau mau bagaimana, ayah mertua telah menodai diriku dan aku yakin aku bakalan hamil karena perbuatan keji ayah mertua, bagaimana suami ku Farhan mau menerima ku kalo dia tau kalo aku telah bersetubuh dengan ayahnya.
"mmm, iya udah malah jadi sibuk bicara hihi, ayah mertua pasti sedang menunggu, makanan kan udah siap ayu mau bawa ke meja makan dulu" ujar ku
"iya udah, nanti sisanya biar tante yang.bawa"
Karena sibuk berbincang membahas masalah orang membuat kami tak sadar kalo jam sudah menunjukan pukul setengah sembilan pagi, dan ayah mertua pasti lapar karena lelah menunggu masakan kami.
Aku membawa makanan yang kami masak ke meja makan, benar saja ayah mertua tengah menunggu dengan tangan yang di ketok-ketok'kan ke meja, aku yakin dia pasti marah karena kami memasak terlalu lama.
"nih yah sarapannya udah jadi" ujar ku sembari meletakan makanan di meja
"kalian masak apa ngerumpi sih, kok lama sekali tak seperti biasanya, ini udah jam setengah sembilan ayah belum juga sarapan" ujar ayah yang kesal karena lama menunggu
"maaf yah, ayu sama tante sedang memasak sayuran makanya lama" jawab ku
"Ida mana?" tanya ayah mertua
"di dapur sedang membereskan sisa-sisa bumbu dapur yang sudah di iris"
Tak lama tante ida datang membawa satu mangkok sayuran dengan aroma yang sangat lezat, tumis jagung yang kami masak membuat hidung ku tak tahan menahan aromanya.
Kami duduk dan sarapan bersama seperti biasanya, lauk yang lengkap membuat ayah mertua makan dengan lahap, meski lama menunggu masakan kami tak mengecewakan membuat ayah mertua nambah nafsu makan.
Setelah kami selesai sarapan aku pergi ke kamar untuk bermain hp menghabiskan waktu luang, karena pekerjaan rumah yang sudah selesai waktunya aku untuk bersantai, suara pintu kamar terbuka membuat hati ku berdebar karena mengira bahwa yang masuk ayah Mertua, aku menengok ke arah pintu dan ternyata itu adalah tante Ida yang membawa satu gelas jus jeruk untuk ku.
Jadi, penulisan yg benar adlh Farhan bin Abdul Yasir.