Di Balik Cadar Persitku

Jam sudah menunjukkan pukul tujuh tepat waktu jakarta. Pagi ini di meja makan kediaman Rayen dan Lea. Nampak tiga orang beda usia sedang duduk menikmati sarapan pagi nya. Ketika Siti dan Imron sedang beradu di Negara yang berbeda. Ketiga orang ini malah fokus pada sarapan masing masing.

"Mi, dari semalam Al tidak lihat papa. Emang papa kemana Mi??? ".Al yang baru sadar jika Papa nya sejak semalam tidak terlihat baru pagi ini ia bertanya.

" Loh papa kan lagi pergi sama Uncle Raka ke Semarang Al".Jawab Lea menjelaskan.

Al hanya manggut manggut saja.Dan selanjutnya Al kini melirik kearah Sherly yang nampak fokus dengan sarapannya. Bahkan gadis itu makan saja masih memakai cadar nya. Tapi Sherly terlihat sangat elegan dan rapi meskipun cadar nya selalu menutupi wajah cantiknya itu.

Al sampai mengingat bagaimana pertama kalinya ia melihat Sherly tidak memakai pakaian syari nya. Body yang sempurna idaman para kaum hawa. Wajah yang cantik mulus, hidung mancung, dan mata bulat yang indah dengan bulu mata yang lentik.

"Al lanjutkan sarapanmu dulu!!!. Tidak baik seorang pria menatap dalam seorang wanita yang belum muhrom nya".Ucap Lea mengingatkan putranya. Seperti dia benar saja sewaktu masih muda dulu. Padahal Lea sampai melakukan hubungan zina dengan suami orang lagi.

Hingga akhirnya pria yang mengambil kesuciannya itu kini menjadi suaminya. Bahkan benihnya sudah jadi tiga nyawa yang berwajah tampan dan cantik.

"Mi, coba tanya sama calon menantu mami!. Dia mau mas kawin apa??? ".

Uhuk... uhukk... Uhuukkk...

Sherly langsung terbatuk batuk. Tersedak makanan nya ketika mendengar ucapan Al untuk menyindir nya. Justru itu membuat Al semakin gencar saja untuk membuat gadis itu mati kutu di depan sang Maminya.

Tapi Al juga langsung sigap menyodorkan air minum pada Sherly. Ia juga masih sempat memainkan matanya. Membuat Sherly ingin sekali melempar wajah Al dengan air minum yang ada di tangannya saat ini.

Namun, niat itu terpaksa harus Sherly urungkan. Karena ia sadar saat ini ada Lea dan ia juga sedang menumpang di rumah orang tuanya Al. Tidak mungkin juga ia nampak ganas pada tuan rumah. Yang sudah membiarkan nya makan makanan gratis dan tidur dengan kasur empuk penuh kenyamanan.

"Pelan pelan sayang makannya!!! ".Lea pun nampak khawatir karena Sherly terus saja terbatuk batuk sampai matanya mengeluarkan air mata.

" Habisnya Al genit mi, masa Sherly lagi makan dia malah menggoda Sherly Mi".Kini giliran Al yang langsung menyemburkan air minumnya mendengar drama yang dimainkan oleh Sherly kembali.

Mppprrrttt...

Al langsung mengelap mulutnya dengan tisu yang ada di atas meja. Lalu kini ia menatap Sherly tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh gadis itu tadi.

"Al Naru... ".Lea pun menatap putranya dengan tajam. Membuat Sherly langsung mengulum senyum meledek nya.

Sherly sangat bisa memanfaatkan keadaan, situasi dan kondisi. Ia bersyukur malah karena mami nya Al terus saja membelanya. Tak dapat Sherly bayangkan jika sampai mereka berdua menikah nanti.Mungkin ia bisa setiap hari membuat Al terkena amukan Maminya.

Ingin rasanya Sherly tertawa lepas saat ini juga. Tapi Sherly sebisa mungkin menahannya. Karena ia sangat lucu melihat ekspresi wajah Al. Yang saat ini sudah di Teluk. Karena Maminya terus saja melotot tajam padanya.

"Halalin dulu Al baru digoda!!!. Masa kamu tidak lihat jika Sherly itu sangat menjaga pandangan matanya".Seru Lea mengingatkan putranya kembali.

" Mi, lirik lirik sedikit saja , mungkin kagak dosa ".Jawab Al tak mau kalah.

" Sepertinya kalian berdua harus secepat di nikahkan saja. Daripada nanti khilaf. Terutama kamu Al".Lea berbicara dengan tegas.

"Habislah aku sekarang". Batin Sherly lesu. Karena ia juga mendadak bodoh. Jika urusan musuh saja otaknya langsung cair. Tapi giliran mencari jalan keluar untuk masalah yang ia buat sendiri saja. Sherly malah ngebleng sendiri.