Terjebak Kawin Kontrak dengan Tuan Muda Arab

Mobil melaju menelusuri jalanan kota Jeddah.

Kota Jeddah adalah salah satu kota metropolitan di Saudi, di kota ini kebanyakan orang asing yang menempati.

Baik dari negara arab ataupun negara non arab.

"Sayang, tadi itu siapa?" Tanya Sultan memulai percakapan.

"Itu mantan majikanku dulu, mereka orang Mekkah" Maymunah menjawab dengan santai.

"Tadi aku sempat mendengar kamu dijodohkan?"

"Hehe, iya. Dulu mereka pernah mau menjodohkanku dengan salah satu adik mereka, tapi aku keburu pulang.

Emang kenapa? Cemburu ya?"

"Ya jelas lah, Di Bandara Indonesia kamu bertemu kakak kelasmu, Tadi aku dengar kamu mau dijodohkan."

" Tapi aku kan istrimu."

"Wah, Kalau begitu kasih aku bukti" Ujar Sultan menggoda istrinya seraya menaik turunkan alisnya, membuat Maymunah tertawa cekikikan lantas menepuk pahanya.

"Hehe iih mulai lagi, ada pak supir tuh. Gak malu apa?" Bisiknya sambil terkekeh dan menepuk paha suaminya.

"Gimana kalau setelah sampai di apartement?"

"Emangnya, kamu gak mau mengajakku ke rumah ibumu?"

Sultan terlihat kikuk ketika mendapat pertanyan itu dari istrinya.

"Hmm jadi kan aku belum bisa bilang ke ibu tentang kamu, jadi untuk sementara kamu tinggal di apartement sahabatku Faisal, nanti aku jemput kamu"

Maymunah terlihat kecewa.

"Apartement Faisal? apa nanti gak apa apa, aku tinggal di sana?" Tanya Maymunah dengan wajah cemas.

"Gak akan ada masalah kok sayang. In sha Allah cuma tiga hari aja, nanti aku jemput, ok?" Ucap Sultan mencoba menenangkan istrinya.

Setelah beberapa jam taksi menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai di Kota tengah Jeddah, tepatnya di distrik Al-Iskan 

"Ini dia apartemennya, ayo masuk! Titah Sultan setelah mereka sampai di apartemen milik Faisal, sahabat Sultan.

Dengan penuh keraguan, Maymunah menuruti Sultan dan mulai memasuki apartemen mewah itu.

"Bismillahi tawakkaltu Ala Allah."

"Sayang, kamu di sini dulu, nanti aku mau kebawah. Aku akan ke bigalah (warung) untuk membeli bahan makanan untuk kamu di sini. Apa kamu mau pesen sesuatu?" Tanya Sultan setelah mereka masuk.

"Iya, aku mau pesen sesuatu, tapi nanti ku kirim lewat chat aja hehe"

" Ok, aku pergi dulu"

Sultan segera bergegas pergi ke biqalah. Sudah merupakan kebiasaan orang Saudi dan orang Timur tengah, yang berbelanja untuk keperluan dapur adalah sang suami.

Tak berapa lama kemudian, Sultan datang dengan membawa berbagai macam bahan makanan.

"Ya Allah, Sultan.. Kamu mau aku tinggal di sini berapa lama? Kenapa kamu beliin bahan sebanyak ini untukku?" Tanya Maymunah kaget ketika melihat Sultan membawa bahan makanan yang sangat banyak.

Satu karung beras, sayur-sayuran dan bumbu, serta ayam frozen yang jumlahnya cukup banyak.

"Hehe, cuma tiga hari kok sayang. Ini biar aku gak khawatir sama kamu. Aku takut kamu kelaparan nanti kalau aku tinggalin"

Maymunah akhirnya menuruti Sultan dan segera merapihkan semua barang bawaan Sultan. Dengan cekatan, Sultan juga membantu istrinya membereskan barang bawaannya sendiri.

"Sayang, kamu bisa masak apa aja? hari ini aku mau kamu masakin Nasi Kabsah, bisa gak?" Tanya Sultan setelah mereka selesai membereskan semuanya.

"Bisa , In sha Allah. Aku akan masakin buat kamu, tapi kamu Solat dulu, sana!"

"Emang kamu gak solat?"

"Aku lagi mens"

"Apa, kamu lagi haid? Yah..gagal dah rencanaku, ups aku keceplosan" Ujar Sultan sambil menutup mulutnya sendiri.

Maymunah yang sempat mendengar perkataan suaminya segera berbalik sambil berkacak pinggang.

"Emang kamu punya rencana apa?"

Tanyanya sambil memicingkan matanya.

"Gak , gak ada rencana apa apa. hehe..Ya udah, aku solat dulu ya"

Maymunah cuma menggelengkan kepalanya melihat tingkah konyol suaminya.

Sementara Sultan solat, Maymunah segera melaksanakan keinginan Sultan untuk menyediakan makan siang.

Ia memasak sepiring nasi kabsah.

Nasi kabsah adalah Nasi yang dimasak dengan air kuah ayam atau daging yang di kasih saos tomat sehingga nasinya terlihat merah kecoklatan.

"Waw nasinya terlihat enak banget, persis seperti nasi yang dijual di restaurant. " Ujar Sultan terkagum kagum melihat hasil masakan istrinya.

Ia langsung duduk dan mau menyentuh makanan dengan tangannya, tapi di pukul oleh Maymunah.

Plak

"Main sentuh aja, cuci tangan dulu sana!.."

Ketusnya sambil menaruh salat di samping piring nasi yang telah di sediakannya.

Sultan tak punya pilihan lain selain menurut.

"Baca doa dulu sebelum makan.

Hmm kaya gitu aja pengen di bilangin. Tadi juga , pake bilang waw segala macem.

Kita itu muslim , seorang muslim ketika mengagumi sesuatu dia harus mengatakan Masya Allah, bukan waw"

Sultan cuma mengulum senyum melihat istrinya mengomelinya.

Ia sungguh tak mengira, bahwa Maymunah itu cerewet.

Pertamakali bertemu, Maymunah memang terlihat lembut, tapi kalau ada sesuatu yang tak sesuai dengan aturan terjadi di depannya, Ia akan menjadi cerewet dan bawel.

Setelah mereka selesai makan, Sultan segera membantu Maymunah membereskan meja makan dañ dapur.

"Alhamdulillah, ternyata begini ya rasanya punya istri, adem banget rasanya" Gumam Sultan dalam hatinya sambil memandangi Maymunah yang sedang membuatkan teh hijau untuk suaminya.

"Ada apa kamu melihatku seprti itu?"

Tanya Maymunah keheranan.

"Hehe gak apa apa, cuma aku merasakan ketenangan saat melihatmu" Jawab Sultan sambil tersenyum.

"Itu adalah salah satu tujuan pernikahan di syariatkan dalam islam.

Allah SWT menciptakan manusia dengan membekalinya dengan syahwat, dan Allah sengaja menyiapkan jalan yang lurus untuk manusia menyalurkan syahwatnya itu, dan jalan yang lurus itu adalah pernikahan "

" Dengan melaksanakan sesuatu sesuai dengan syariat yang sudah ditentukan Allah, hati kita akan merasakan sakinah atau ketenangan dalam hati kita"

Itu yang membuat pasangan halal merasakan ketenangan ketika melihat pasangannya" Tutur Maymunah sambil menyuguhkan teh hijau kehadapan Sultan.

Sultan hanya manggut-manggut mendengarkan penuturan istrinya. Ia semakin kagum dibuatnya.

Baginya Maymunah adalah sosok wanita yang unik, Ia mempunyai multi kepribadian yang bisa berubah setiap saat sesuai kondisi yang dialaminya.

" kenapa melihatku seperti itu?Tanya Maymunah ketika melihat suaminya hanya bengong dan tersenyum sendiri.

"Hehe gak , cuma lagi merenungi kata-katamu tadi, kamu benar memang sangat berbeda rasanya ketika berhadapan dengan sesuatu yang halal untuk kita dan ketika berhadapan dengan sesuatu yang haram. Rasanya sangat berbeda"

Ujar Sultan asal ceplos, Ia tak menyadari, wajah Maymunah kini sudah beralih mode.

"Hmm jangan bilang kamu sekarang sedang membandingkan aku dengan para wanita yang dulu pernah kau tiduri?"

Tukasnya sambil berkacak pinggang dan memanyunkan bibirnya.

"Aduh, dia sudah berubah lagi. Hehe sebaiknya sekarang aku kabur dah" Gumamnya sambil beringsut pergi.

"Mau kemana?, ditanya kok malah kabur?"

"Hehe, gak sayang..Aku mau ke toilet dulu. Sebentar lagi kan aku berangkat ke rumah ibuku"

Sultan segera mengambil langkah seribu meninggalkan istrinya yang masih dalam mode marah.

Setelah Asar tiba, Sultan pun berpamitan.

"Sayang, aku pergi dulu ya. Jaga diri baik baik.

Ini pegang buat kamu, tapi kalau gak ada sesuatu yang penting kamu jangan keluar dari apartemen. Ok?"

Ujar Sultan sambil menyerahkan selembar uang seribu riyal ke Maymunah.

Maymunah menunduk sedih, Ia tak mampu mencegah suaminya tapi ia juga merasa ada yang tak nyaman karena tinggal di apartemen milik sahabat Sultan.

"Kamu akan kembali kesini kan Sultan?" Tanya Maymunah memelas.

"Ya iyalah, kan istriku di sini, masa àku gak kembali sih? Ini aku udah beliin kamu hp dan ku isi kartu dan pulsa. Di sini sudah ada nomorku, kamu tinggal ngebel kalau kamu kangen hehe"

Setelah berpamitan, Sultan segera meninggalkan kota Jeddah menuju kota Thoif, di mana ia dan ibunya tinggal.

Sebelum ia pergi, Ia sudah mewanti -wanti pada sahabatnya agar tidak datang ke apartemennya sebelum ia kembali ke Jeddah karena ia tak mau Maymunah takut.

Tapi dasar Faisal, Ia bukanlah sahabat dalam kebaikan. Faisal adalah teman Sultan dalam kesesatan, makanya ia selalu berbuat lain dihati dan lain lagi di mulut.