NovelToon NovelToon
Rumah Tepi Sungai

Rumah Tepi Sungai

Status: tamat
Genre:Misteri / Tamat
Popularitas:3.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: bung Kus

Sebuah surat undangan dari seorang penulis ternama di kabupaten T yang ditujukan kepada teman teman sekelasnya di masa SMA dulu.

Mereka diundang untuk berkunjung ke rumah sang penulis. Rumah unik, dua lantai, semacam villa yang terletak di tepi sungai jauh di dalam hutan di kecamatan K.

Akses ke rumah tersebut hanyalah jalan setapak, sekitar 10 kilometer dari jalan utama. Siapapun yang memenuhi undangan akan mendapatkan imbalan sebesar 300 juta rupiah.

Banyak keanehan dan misteri dibalik surat undangan tersebut. Dan semua itu terhubung dengan cerita kelam di masa lalu.

Seri ketiga dari RTS.
Setelah seri pertama Rumah di Tengah Sawah (RTS 1), kemudian disusul seri kedua Rumah Tusuk Sate (RTS 2), kini telah hadir seri ketiga Rumah Tepi Sungai (RTS 3).

Masih tetap mencoba membawa kengerian dalam setiap kata dan kalimat yang tersusun. Semoga suka, dan selamat membaca.

Follow Instagram @bung_engkus
FB Bung Kus Nul

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bung Kus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Kue ulang tahun

Sudah lewat tengah hari, air langit masih terus menghujam bumi dan belum terlihat berkurang intensitasnya. Debit air sungai semakin besar. Aliran air yang semula tenang, kini terlihat bergejolak dan teramat deras. Air sungai yang bening kini telah berubah seperti air adukan susu cokelat.

Bayu dan Ellie berdiri di bawah pohon ketapang yang menjulang tinggi di pinggir sungai.

"Mungkin nggak sih Norita berbohong?" Ellie tiba tiba saja membuka pembicaraan, di antara bunyi deru aliran air sungai.

"Soal apa?" Bayu mengernyitkan dahi.

"Norita tadi berkata kalau dirinya selalu berada di depan TV sepanjang waktu. Dan hanya melihat Denis yang berjalan melewati tangga," ucap Ellie.

"Kamu curiga padanya?" 

"Yah, sedikit. Penilaian yang bersifat subjektif sebenarnya. Aku mencurigainya, karena aku tidak terlalu suka padanya," Ellie tersenyum masam.

"Kamu tahu Ell, aku selalu sulit mengerti perempuan. Mereka bisa menyembunyikan ketidaksukaannya pada suatu hal, dalam sebuah senyuman. Sepertimu, padahal tadi kamu terlihat peduli pada Norita yang bersedih melihat mayat Dipta. Namun kini kamu mengatakan kamu tidak menyukainya," Bayu menggelengkan kepalanya, keheranan.

"Tak suka bukan berarti tidak peduli, tidak simpati. Perempuan memang lebih rumit dari pemikiranmu Bay," Ellie terkekeh.

"Dulu, aku menolak cintanya," Ellie bergumam, lirih nyaris tak terdengar.

"Hah? Siapa?"

"Dulu aku menolak cinta Zainul. Namun, saat tahu teman teman merundungnya dengan sangat keterlaluan, aku benar benar ikut geram. Aku sempat mendoakan, semua orang yang melakukan perundungan mendapatkan balasan yang setimpal sesuai dengan apa yang dilakukan," Ellie menatap Bayu.

"Dan kamu merasa, sekarang mereka mendapatkan ganjarannya, begitukah?" tanya Bayu, sambil balas menatap Ellie.

"Apa kamu lupa? Kematian Dipta mirip dengan kejadian pada waktu ulang tahun Mella dulu," Ellie menghela nafas.

"Ulang tahun Mella? Aku nggak ingat, bagaimana kejadiannya?" Bayu menggaruk garuk kepalanya.

"Ingatanmu buruk Bay. Kamu beneran nggak ingat?"

Bayu menggeleng perlahan. Entah bagaimana dia lupa dengan kejadian yang ditanyakan oleh Ellie.

"Hari itu, Mella berulang tahun. Aku membawakannya sebuah kue ulang tahun dengan ukuran yang cukup besar. Kue itu dibeli hasil dari patungan kita semua, klub drama. Dengan uang hasil patungan, kue yang didapat pun tak seberapa enak rasanya. Selesai acara nyatanya kue masih tersisa separuh," Ellie mendongak menatap langit yang masih hitam kelam. Bayu mendengarkan dengan seksama.

"Kue yang masih banyak itu, dipaksakan disuapkan dan dijejalkan ke mulut Zainul. Yang melakukannya adalah Dipta. Zainul sempat tersedak dan mengerang kesakitan kala itu. Dan tidak ada satupun dari kita yang mencoba menolongnya. Yodi malah menertawakannya, lalu kita hanya menjadi penonton. Bagiku, baik pelaku perundungan ataupun orang orang yang menyaksikan tanpa berbuat apapun untuk mencegahnya sama sama tak punya hati. Dan aku menyesal hingga saat ini, atas apa yang telah terjadi pada Zainul di masa sekolahnya dulu," ucap Ellie, matanya tampak bergetar. Bersama dengan rintik hujan, bulir bulir air mata terasa hangat jatuh di pipinya.

"Entah bagaimana aku benar benar lupa dengan kejadian itu. Ngomong ngomong kue ulang tahun yang kamu beli untuk Mella waktu itu jenis atau rasanya apa?" Bayu kembali bertanya.

"Sama dengan buatan Mak Ijah. Kue pandan," Ellie menjawab dengan cepat. Dia masih ingat betul meskipun kejadian itu telah terjadi belasan tahun yang lalu.

"Brengsek! Terlalu aneh jika kita anggap ini sebagai sebuah kebetulan. Ell, ayo kita kembali ke rumah," ajak Bayu, langsung menyambar lengan Ellie. Mereka berjalan meninggalkan tepian sungai dan kembali ke rumah.

Sedikit tergesa gesa Bayu melepas jas hujan dan menggantungnya di depan kamar mandi. Dia segera menuju ke dapur, mencari Mak Ijah sang pelayan. Sementara Ellie hanya bisa mengikuti, meskipun dia tak begitu paham jalan pikiran Bayu.

"Mak Ijah," panggil Bayu saat melihat Mak Ijah duduk di kursi dapur sambil memotong daun bawang.

Mak Ijah menoleh sebentar, namun kemudian kembali sibuk dengan daun bawang. Dia mengacuhkan keberadaan Bayu dan Ellie di belakangnya.

"Mak, siapa yang menentukan menu apa yang akan kita makan waktu sarapan tadi?" Bayu melotot, sedikit kehilangan kontrol emosinya di hadapan Mak Ijah.

”Semua menu, sesuai permintaan Tuan Zainul. Beliau selalu menuliskan apa yang harus saya masak pada kertas yang diletakkan pada nampan bekas tempat obatnya," Mak Ijah menjawab dengan wajah datar. Pelayan itu telah kembali pada setelan pabriknya.

"Termasuk menu pagi tadi? Kue kukus pandan?" Bayu bertanya memastikan.

"Iya Tuan," jawab Mak Ijah singkat.

Bayu berjalan menuju ke tempat lemari es. Sedikit kasar dia membuka pintu lemari es. Melihat ke dalamnya dan membanting pintunya sedikit kencang saat apa yang dicarinya tak ditemukan.

"Siapa yang tadi mengambil kue di dalam lemari es? Mak Ijah terus berada di dapur kan? Mak Ijah pasti tahu" Tanya Bayu, nada bicaranya semakin tinggi.

"Saya tidak tahu Tuan. Banyak tugas yang harus saya kerjakan di rumah ini. Saya tidak mungkin hanya duduk memperhatikan lemari es terus menerus," ucap Mak Ijah acuh tak acuh.

Sikap Mak Ijah yang terkesan tak peduli dan menyepelekan membuat Bayu semakin panas. Bayu ingin sekali membawa perempuan aneh itu ke kantor polisi untuk menginterogasinya. 

"Bay, tenanglah," Ellie mendekat dan mengusap lengan Bayu perlahan.

"Kenapa kamu jadi marah sama Mak Ijah sih?," Ellie menepuk nepuk pundak Bayu, mencoba menenangkan kawan lamanya itu.

"Dia menyebalkan," bisik Bayu lirih.

Sementara itu, di halaman depan Hendra dan Iva berjalan mondar mandir tak tentu arah.

"Hei, kamu tak curiga sama si Bayu?" Tanya Hendra dari balik jas hujannya yang basah kuyup.

"Curiga gimana?" Iva balik bertanya.

"Ya soalnya hanya dia yang tadi melihat mayat Dipta. Kita tidak benar benar tahu kan bagaimana keadaan Dipta yang sebenarnya. Apa iya di tenggorokannya ada kue seperti yang dikatakan Bayu? Bagaimana jika dia berbohong?" Hendra menyampaikan kecurigaannya.

"Untuk apa dia berbohong Hen?" 

"Untuk menutupi bukti pembunuhan misalnya. Bisa saja kan, Bayu yang telah mencelakai Dipta," Hendra terlihat serius dengan ucapannya.

"Terus menurutmu kita harus gimana?" Iva kembali bertanya.

"Intinya jangan terlalu percaya pada Bayu. Dia berlagak menjadi pemimpin dan menyuruh kita melakukan ini itu, padahal dia sendiri pelakunya. Terkadang kejahatan akan tertutupi oleh topeng kebaikan."

"Ah, kamu jangan ngomong sembarangan Hen," Iva membantah.

"Aku tidak sembarangan. Bayu itu sosok yang manipulatif. Bahkan pemilihan pasangan ini tadi lho, sesuai keinginannya," ucap Hendra sambil menggandeng Iva untuk berteduh di bawah pohon beringin besar di depan jalan masuk ke hutan.

"Ha? Gimana?" Iva tak mengerti.

"Bayu memasangkan dirinya dengan Ellie. Apa kamu tidak tahu kalau dari dulu Bayu menyukai Ellie? Bahkan Bayu jugalah yang menjadi penyebab cinta Zainul pada Ellie bertepuk sebelah tangan."

"Percayalah padaku, ikuti kata kataku. Aku akan melindungimu Iva," Hendra meyakinkan Iva. 

Iva berpikir sejenak, kemudian mengangguk setuju.

Bersambung___

1
Reksa Nanta
terima kasih banyak atas karyanya.

semoga karya ini hanya akan dipandang sebagai cerita semata. jujur saja saya pribadi agak khawatir karena mungkin bagi sebagian orang yang terganggu mentalnya dan membaca novel ini, akan ada kecenderungan untuk mengidolakan tokoh Bayu lalu membenarkan segala tindakannya.
Reksa Nanta
seharusnya Bayu bisa saja dicurigai karena dia tidak melapor mengenai kerusuhan di rumah itu. dan lagi dia bergerak sendiri tanpa surat perintah. sengaja menyimpan mayat korban dan tidak segera mengevakuasi orang yang ada di rumah itu setelah jatuh korban pertama.
Reksa Nanta
kalau sudah sampai desa sebaiknya telepon ke kantor dan minta bantuan.
Reksa Nanta
sebenarnya tidak ada rumah pembawa sial atau rumah terkutuk, yang bermasalah adalah penghuninya.
Reksa Nanta
akhirnya dikembalikan.
Reksa Nanta
Mella diselamatkan Mak Ijah dari kebakaran di rumah Zainul.
Reksa Nanta
terlalu gegabah kalau langsung menyimpulkan begitu.
Reksa Nanta
dua kali ditusuk Erwin, Inge masih hidup lalu ditemukan Ferry dan dieksekusi.
Reksa Nanta
kebenaran bahwa pembunuhnya adalah Ferry Lawanto ?
Reksa Nanta
bukan seperti keponakan. Erwin memang keponakan Bu Rofida.
Reksa Nanta
berarti Erwin adalah adik sepupu Ferry, bukan keponakan. Anaknya Erwin nanti yang jadi keponakannya Ferry.
Reksa Nanta
kurang tepat menggunakan kata menyingsing karena arti kata menyingsing adalah muncul ke permukaan.

lebih tepat menggunakan kata terbenam atau turun atau menghilang.

Matahari mulai terbenam ke arah barat daya.
Matahari mulai turun ke arah barat daya.
Matahari mulai menghilang ke arah barat daya.
Reksa Nanta
jadi dari ketiga temen perempuan Anggun, Andewilah yang suaminya baru naik pangkat ?
Reksa Nanta
secara prosedur seharusnya memang begini. karena perlu juga dilakukan autopsi terhadap korban dan keluarga korban harus diberi kabar.
Reksa Nanta
tidak berambisi bukan berarti tidak punya tujuan hidup. hanya saja orang seperti Adi mungkin lebih memilih hidup tenang .
Reksa Nanta
kenapa langsung bisa menyimpulkan kalau Ali tewas bunuh diri ?
Reksa Nanta
benang kawat itu seperti apa bentuknya ? 🤔
Reksa Nanta
apakah selama ini Anggun jarang dibelai oleh suaminya ?
Reksa Nanta
tampaknya kali ini Bayu yang membuat skenarionya.
Reksa Nanta
Mella. dia selamat dari kebakaran tapi cacat ?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!