Charlotte Hasana, wanita cantik dengan tubuh perawakan mungil, ramping dan cantik. Ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita yang begitu materialistis. Ibu Tiri Charlotte berencana menikahkan dirinya kepada laki-laki tua kaya raya namun seorang Gay. Charlotte menentang keras keinginan Ibu tirinya. Karena itu, Charlotte berencana kabur dengan dandanan berbeda dari biasanya. Dia memoles wajahnya begitu jelek.
Namun ketika dirinya kabur, dia bertemu dengan laki-laki yang mengancam hidupnya. Hingga karena suatu alasan, Charlotte terpaksa melakukan hubungan satu malam dengan laki-laki itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
‘Tidak ada. Mobilnya tidak ada disini.’ Batin Charlotte dalam hati.
Charlotte segera menghubungi nomor Fredy. Dia mengambil ponsel didalam tasnya dan mencari nomor telepon laki-laki yang sudah memberikan janji untuk membantunya kabur itu.
Panggilannya terhubung namun tak kunjung diangkat oleh laki-laki itu. Charlotte terus berusaha mengulangi menghubunginya. Hingga panggilan ke 4, teleponnya justru di reject. Charlotte mulai ketakutan. Mungkinkah Fredy mengingkari janjinya sendiri?
Charlotte tak menyangka Fredy tega melakukan hal ini padanya. Dia sudah mulai mempercayainya, namun inilah balasan yang didapat dari laki-laki yang pernah dicintainya itu. Dia telah mengkhianatinya dan kini tega mengingkari janjinya. Dada Charlotte naik turun merasa sesak, tak kuasa menahan beban rasa sakitnya ini.
Tok Tok!
Charlotte hampir terjingkat saat mendengar pintu toiletnya diketuk dari luar. Charlotte semakin takut jika itu adalah Xavier. Bagaimana jika laki-laki itu tahu apa yang sedang dia rencanakan saat ini.
“Nona, mohon cepatlah. Tuan Muda Xavier sudah menunggu Anda.”
Suara Dean rupanya. Charlotte tak ingin menambah kecurigaan pada mereka berdua. Apalagi, Charlote mendengar jika Xavier memiliki banyak orang-orang yang mengerikan. Mungkin Dean salah satunya? JIka terus membuat mereka curiga, tidak aman juga bagi dirinya nanti.
Charlotte akhirnya bersiap-siap keluar dari toilet. Diluar Dean sudah pergi. Mungkin kembali pada Tuan Mudanya? Ah, terserah lah, yang penting dirinya sekarang harus pergi ke tempat Xavier berada. Terpaksa dirinya ikut pergi dengan laki-laki itu.
“Kenapa lama sekali?”
Charlotte baru saja masuk kedalam mobil dan duduk disamping Xavier yang kini memincingkan matanya pada dirinya. Charlotte berdeham sebentar dan menoleh pada Xavier.
“Perutku sakit. Makanya lama.” Charlotte seolah tak peduli reaksi Xavier selanjutnya. Dia kembali fokus memandang kedepan.
“Tuan, sebelum kita ketempat tujuan. Apa Anda ingin berkunjung ke tempat lain sebelumnya?” tanya Dean yang duduk didepan.
“Tidak. Langsung ke Mansion.” Jawab Xavier.
“Baik.”
Laki-laki itu kini kembali memusatkan pikirannya pada Ipad ditangannya. Sedangkan Charlotte menatap ponselnya yang tak ada pesan, Fredy benar-benar sudah membohonginya. Mulai sekarang, dirinya tidak akan pernah lagi percaya dengan mulut manis laki-laki itu!
^^
Dalam perjalanan, Charlotte dan Xavier diam tanpa bicara. Sesekali Dean memecah keheningan mereka dengan bertanya tentang pekerjaan pada Xavier. Dari yang didengar, Xavier memiliki banyak bisnis diluar sana. Entah berapa banyak kekayaan yang dimiliki laki-laki itu. Dengan semua kekayaannya, Xavier bisa saja mendapat wanita luar biasa diluar sana, tapi malah memilih menikahi wanita jelek seperti dirinya.
Butuh waktu 2 jam, hingga akhirnya mobil mereka sampai ditempat tujuan. Charlotte keluar dari mobil setelah Dean membukakan pintu. Charlotte terdiam mematung melihat rumah besar didepannya. Disekitar Mansion itu dikelilingi belasan bodyguard berbaju hitam dan berbadan kekar. Itu hanya luar saja, belum didalamnya.
Rumah itu dikelilingi tembok beton setinggi 6 meter. Halaman yang luas dan kebun di sisi kiri rumah. Didepan tadi ketika Charlotte masuk, sudah bersiaga 6 penjaga menjaga gerbang depan. Di tengah halaman juga berdiri air mancur berbentuk patung Dewa Air Poseidon. Charlotte menggeleng kepala tak tahu lagi harus berkomen apa tentang megahnya Mansion Xavier.
“Kaget, huh?”
Charlotte terlonjak kaget menyadari Xavier sudah berdiri disampingnya. Menepiskan senyum misterius seperti biasa. Yang diyakini Charlotte senyum akan pembalasan dendam. Hah! Charlotte berdecak geram dalam hati. Laki-laki ini sungguh berbahaya, kekuasaannya masih sulit diperkirakan. Dirinya harus berhati-hati ketika bersamanya.
“Jadi ini, tempat tinggalku nanti?” tanya Charlotte.
“Tempat tinggal kita.” Ralat Xavier.
Cihh, dasar brengsk. Aku tidak akan pernah tinggal selamanya disini bersama laki-laki sepertimu. Jahat, arogan dan angkuh. Itulah dirimu, jadi lebih baik carilah wanita yang seperti dirimu juga! * Umpat Charlotte dalam hati.
“Jangan kampungan, kau akan menjadi istri seorang Xavier. Biasakan dari sekarang.” Senyum smirk terukir dibibirnya. Setelah mengatakan hal itu, Xavier langsung pergi lebih dulu. Charlotte menggigit bibirnya merasa geram pada Xavier yang sudah terang-terangan mengejeknya kampungan! Tangannya mengepal ingin menonjok wajah laki-laki itu hingga babak belur.
Charlotte berjalan dibelakang Xavier memasuki Mansion. Didepan pintu masuk sudah berjejer-jejer Maid (pelayan) wanita dan pria. Menunduk hormat pada Xavier.
“Selamat datang Tuan Muda.” Sapa mereka semua bersamaan. Laki-laki itu hanya diam berjalan santai melewati mereka. Sungguh angkuh sekali bukan. Charlotte gemas melihatnya.
“Selamat datang Nona Muda.” Sapa mereka yang khusus ditujukan pada Charlotte.
“Iya, terima kasih.” Balas Charlotte dengan mengulas senyum kikuk. Sepertinya tinggal disini akan lebih menyusahkan dibanding tinggal dirumahnya sendiri.
“Dean, ajak dia berkeliling dan tunjukkan dimana kamarnya.” Perintah Xavier ketika berada didepan ruangan.
“Baik Tuan Muda.” Jawab Dean cepat.
Charlotte melirik sedikit ruangan itu yang pintunya sedikit terbuka. Xavier yang mengetahui apa yang dilakukan Charlotte langsung berdiri bersedekap tangan menghalangi penglihatan wanita itu. Memincingkan matanya menatap curiga pada Charlotte.
“Jangan merepotkan orang lain atas perilakumu disini. Jaga mata dan ucapanmu. Mengerti.” Ucap Xavier mengingatkan.
“Baik Tuan Muda.” Jawab Charlotte seraya memutar bola matanya jengah.
“Tuan Muda katamu?” Xavier tiba-tiba mendekati Charlotte secara perlahan. Tatapannya dingin. Charlotte acuh dan memalingkan wajahnya. “Panggil aku Xavi. Mengerti.” Bisik Xavier tepat ditelinga Charlotte. Wanita itu langsung menjauhkan dirinya cukup untuk menjaga jarak dengan Xavier. Charlotte menatap kesal pada Xavier. Melihat itu Xavier menyeringai penuh arti.
Kemudian laki-laki itu masuk kedalam ruangan sampai tubuhnya hilang dibalik pintu yang terbuat dari kayu itu. Suasana hati Charlotte berubah buruk seketika.
“Mari Nona Charlotte, saya tunjukkan isi rumah ini.” Ucap Dean dengan sopan.
“Baiklah.”
Jgn lupa Follow IG Author @nanayu_95
See you