Mengisahkan tentang seorang gadis muda yang bernama Mutiara Sanjaya atau biasa di sapa Ara, Ara adalah anak pertama dari seorang pengusaha yang cukup ternama bernama Surya Sanjaya
Ara juga mempunyai seorang adik perempuan yang bernama Berliana Sanjaya atau biasa di sapa Nana, Nana terlahir dari pernikahan papanya yang kedua. Hal tersebut bisa terjadi karena mama kandung Ara meninggal dunia saat melahirkan dirinya
Suatu malam Ara di jebak oleh mama Tania dan Nana menyebabkan dia harus kehilangan kehormatan nya dengan laki-laki yang sama sekali tidak dia kenal
Pria tersebut adalah Raditya Mahardika seorang CEO muda yang paling di segani di kota tersebut
Hasil hubungan satu malam tersebut membuat Ara mengandung seorang anak yang menjadi kekuatan bagi dirinya, di awal kehamilannya Ara pun merasa sangat terpuruk tetapi orang di sekitarnya membuat dia bangkit kembali
Apakah takdir akan mempertemukan kembali dirinya dengan sang pria pada malam itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triana mutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyesalan
Dion yang sudah mulai mabuk pun bangkit dari duduknya
"Mau ke mana kak?" dengan cepat
"Mau ke kamar mandi, kenapa?" sinis
"Oh ya sudah aku tunggu di sini ya kak" tersenyum
Dion hanya memandang malas ke arah Nana dan pergi ke arah kamar mandi, dengan cepat Nana segera melancarkan aksinya. Nana segera mengeluarkan sebuah obat dari dalam tasnya dan memasukkan obat tersebut ke dalam minuman Dion
Saat Dion kembali ke tempat duduknya Nana langsung bersikap biasa saja dan mengajak Dion untuk minum, dia ingin memastikan bahwa Dion meminum obat yang telah dia masukkan. Sedangkan Dion tanpa ada prasangka buruk ke Nana langsung meminum minuman nya
Tak butuh waktu lama Dion mulai merasakan kepalanya semakin berat
"Kayaknya obat yang mama kasih mulai berpengaruh"
"Kamu kenapa kak?"
"Kayaknya aku mulai mabuk, aku mau pulang duluan ya"
"Biar aku yang antar kak Dion ya, kakak sudah mabuk berat"
"Ga usah aku bawa mobil kok"
Dion pun mulai bangkit dari duduknya dan tiba-tiba saja Dion pun hampir terjatuh, dengan cepat Nana segera menangkap tubuh Dion
"Gimana kakak mau bawa mobil? kalo keadaan kak Dion aja kayak gini"
"Kenapa kepala aku bisa seberat ini? tadi kayaknya aku belum minum terlalu banyak"
Setelah menyelesaikan pembayaran Nana pun segera membawa Dion keluar dari tempat itu dan memasukkan Dion ke dalam mobilnya
"Kamu tinggal di mana kak? ga mungkin aku bawa kak Dion dengan keadaan begini ke rumah tante"
Dion yang sudah merasa berat pun hanya melihat sekilas ke arah Nana tanpa menjawab apapun, sedangkan Nana hanya berpura-pura karena dia tau dengan pasti alamat apartemen Dion. Tanpa menunggu waktu lama Nana segera membawa Dion kembali ke apartemennya
Dengan sedikit memaksa akhirnya Nana bisa membuka pintu apartemen Dion, Nana pun langsung membawa Dion ke dalam kamarnya dan membaringkan tubuh Dion di atas tempat tidur
Nana menyapu bersih seluruh isi rekaman Dion pada saat itu, matanya pun membulat dengan sempurna saat melihat foto Ara tergantung di dalam kamar tersebut
"Bahkan saat kamu sudah pergi tanpa ada kabar pun kak Dion masih memajang foto kamu di dalam kamarnya, tapi di depan foto kamu aku akan miliki kak Dion sepenuhnya malam ini" tersenyum jahat
Nana pun mulai mendekati Dion yang sudah tak sadarkan diri, dia pun membuka sepatu Dion dan mulai membuka kancing baju Dion satu persatu
"Maaf kak aku harus pakai cara ini, karena aku sudah terlalu lama bersabar"
Nana pun menanggalkan pakaian luarnya tanpa rasa malu sama sekali, dia pun mulai naik ke atas tempat tidur dan kini berada tepat di atas tubuh Dion. Tanpa menunda waktu lagi Nana langsung menyerang bibir Dion
Dion yang merasakan sebuah ciuman di bibirnya mencoba membuka kedua matanya, dan saat itu yang terlihat oleh Dion di hadapannya adalah Ara. Dion langsung memeluk tubuh Nana dengan erat
"Kamu kemana aja sih Ara? aku kangen banget sama kamu" lirih
"Kenapa harus sebut nama dia sih? merusak suasana yang ada aja"
"Kamu kenapa jahat sama aku Ara? kenapa kamu ga kasih aku sekali aja kesempatan untuk minta maaf ke kamu"
"Terserah kamu mau pikir aku ini siapa kak? tapi mulai sekarang kamu cuma akan jadi milik aku"
Nana pun melepaskan tubuhnya dari pelukan Dion dan mulai mencium bibir Dion, akhirnya mereka berdua pun menghabiskan malam panjang yang panas. Setelah itu Dion pun tertidur dengan pulas sambil memeluk tubuh Nana dengan erat
Saat pagi menyapa sinar mentari pun mulai masuk ke dalam kamar Dion melalui celah gorden kamarnya, dan secara perlahan Dion pun mulai membuka kedua bola matanya
Dion pun terkejut karena melihat ada seorang gadis sedang tertidur dengan pulas di dalam pelukannya, dia semakin terkejut karena menyadari bahwa mereka berdua dalam keadaan tak memakai apapun
Dengan cepat Dion menarik tangannya membuat wanita tersebut ikut terbangun dari tidurnya, Nana pun langsung memasang wajah sedih sambil menutupi tubuh polosnya dengan selimut
"Kamu ngapain ada di sini?"
"Apa kak Dion ga ingat?"
Dion berusaha keras untuk mengingat kembali semua kejadian tadi malam, dia hanya ingat bertemu dengan Nana di dalam bar dan pulang di antar oleh Nana. Semua kejadian setelah itu seolah samar dari ingatan Dion, dan secara samar dia ingat ada Ara di hadapannya lalu mereka pun berhubungan intim
"Semalam kak Dion mabuk aku antar kakak ke sini, pas di dalam kamar kak Dion tarik aku secara paksa dan panggil nama aku Ara. Terus kak Dion paksa aku buat lakuin itu" mentesakan air matanya
"Sumpah kamu tolol banget Dion!! sekarang aku harus gimana?"
"Maaf aku semalam mabuk, kamu kenapa ga halangi aku berbuat itu"
"Aku perempuan kak, aku sekuat apa berhadapan dengan tenaga laki-laki?"
Nana pun menangis dengan hebat untuk menyempurnakan akting yang sedang dia mainkan
"Oke kamu tenang dulu, aku mandi dulu sebentar. Nanti kita omongin lagi semuanya"
Dengan cepat Dion melarikan diri ke dalam kamar mandi, dia pun terus menerus mengutuk dirinya sendiri karena melakukan kebodohan tersebut. Sedangkan Nana tersenyum penuh kemenangan setelah melihat tingkah Dion yang seperti itu
Dion mengantarkan Nana pulang ke kediamannya sebagai bentuk rasa tanggung jawab, dan sesampainya di sana Nana tak mau turun dari dalam mobil Dion dia kembali meneteskan air matanya di hadapan Dion
"Sekarang aku harus gimana kak? aku sekarang udah kotor" menangis dengan hebat
"Kamu pulang dulu dan istirahat ya, nanti aku langsung ngomong sama orang tua aku"
"Kak Dion harus janji kak Dion akan tanggung jawab" menatap Dion dengan air mata yang terus mengalir
"Aku pasti tanggung jawab sama perbuatan aku"
Nana pun turun dari dalam mobil dan masuk ke dalam rumahnya dengan membawa bendera kemenangan yang berkibar, sedangkan Dion merasa seluruh jalan hidupnya telah mati langkah. Dia tak mungkin lari dari kenyataan tetapi kenyataan yang ada terlalu berat untuk dia hadapi
Setelah Nana pergi Dion langsung terbayang akan Ara, melihat Nana yang terpuruk seperti itu apakah dulu Ara juga merasakan hal yang sama?
"Pasti dulu Ara juga terpukul seperti tadi, ya Tuhan aki harus gimana sekarang? aku harus bertanggung jawab dengan hal yang sudah aku perbuat. Tapi apa harus menikahi Nana kalau di dalam hati aku cuma ada satu nama"
"Kamu sebenarnya ada di mana Ara? apa sedikit pun kamu ga pernah merasa rindu sama aku? kenapa kamu ga pernah mau temui aku?" menjatuhkan wajahnya ke kemudi mobilnya
"Kenapa dulu aku terlalu bodoh hingga ga dengar penjelasan dari Ara? seandainya dulu aku ga sebodoh itu mungkin saat ini Ara masih ada di sini"
Tetapi yang namanya sebuah penyesalan tidak akan bisa merubah apapun yang sudah terjadi
smgt trs
tapi jgn terlalu baik.sb klau lemah dgn mudah nya kamu di tindas. jadi lah wanita yg kuat di mata mereka. aku sbgai wanita ibu tunggal akan mendukung mu. smgt thor