Anak Genius: Putra Sang CEO

"Suamimu kenapa Laura? masih cemburu dengan ku, dasar pria tua itu makin menyebalkan," tawa Hafsah menggema.

"Hentikan bagaimana pun dia memang tak bisa menyembunyikan perasaannya, baiklah aku pulang besok akan ada orang ku yang menghias rumah ini, kak Hafsah tunggu saja," kata mama Laura beranjak pergi.

"Hati-hati Laura," kata Hafsah melambai pada pada wanita cantik itu.

Mama Laura pun bergegas menuju ke kantor suaminya, dia tak ingin papa Federico merasa di abaikan olehnya.

Sedang di butik Adelia sedang tak bisa membuat sketsa apapun, pikirannya sedang tak berada di sana.

"Ya Tuhan bisa gila aku kalau terus begini," gumam wanita cantik itu.

Adelia pun bangkit dari kursi kebesarannya dan turun ke bawah, ia memilih ke tempat pantry kecil di belakang.

Adelia mengambil sesuatu di lemari, ternyata dia menemukan sebuah mie cup berukuran besar.

Adelia pun dengan senang menuangkan air panas dan menunggu mie nya matang.

Darwin datang di antar oleh Novan ke butik, pria kecil itupun berlari masuk tapi dia malah menabrak manekin hingga terjatuh.

Mendengar suara gaduh Adelia pun melihat keluar, ternyata dia pegawainya sudah membantu Darwin.

"Kamu disini sayang?" tanya Adelia melihat putranya apa terluka.

"Iya mama, karena Darwin bosan, dan Aunty maafkan Darwin ya," terdengar tulus dari mulut pria kecil itu.

"Iya bos kecil," jawab Dena dan Dara.

Adelia pun mengajak Darwin masuk dan meminta Novan agar kembali ke perusahaan saja.

Ia dan Darwin pun makan mie di belakang sambil menonton kartun, Adelia kembali jadi anak kecil bersama putranya.

"Mama ayo kita jalan-jalan, aku ingin bermain di Timezone," usul Darwin.

"Baiklah, kebetulan mama juga ingin bersenang-senang bersama putra tampan ku ini," jawab Adelia semangat.

Keduanya pun pergi dari butik, dan menitipkan butik pada asistennya, Adelia juga meminta agar mereka tutup lebih awal.

Kini Adelia dan Darwin menuju ke mall yang cukup besar di kota itu, mereka pun masuk ke area Timezone.

Mereka berdua begitu bersenang-senang dengan memainkan semua jenis permainan.

Joshua sedang gusar karena tak bisa menghubungi istrinya, apalagi di butik Keduanya tak ada.

"Novan cari keberadaan mereka," perintah Joshua.

Hans pun mengemudikan mobil mencari nyonya muda dan juga bos kecilnya.

"Mereka ada di mall XXX tuan, sepertinya mereka sedang bermain," jawab Novan menunjukkan rekaman CCTV yang berhasil dia retas.

"Hans arahkan mobil kesana, aku harus membawanya pulang," suara bariton itu terdengar dingin.

"Baik tuan muda," jawab Hans, yang langsung mengarahkan mobilnya ke mall yang di maksud.

Saat sampai Joshua berjalan bersama kedua asistennya, dan langsung menuju ke tempat Timezone itu.

Terlihat Adelia masih tertawa bersama putra mereka, dan terlihat begitu asik tanpa menyadari sekelilingnya.

"Hans gendong Darwin pulang, biar aku membawa istriku pulang," kata Joshua melepaskan jas miliknya dan memberikan pada Novan.

Keduanya pun langsung menggendong ibu dan anak itu, Adelia terkejut melihat Joshua memanggulnya seperti karung beras.

Sedang Darwin di gendong oleh Hans, dan pria kecil itu nampak tenang, sedang Adelia juga tak berani berontak.

"Hei tuan, kau ingin mempermalukan istrimu seperti ini," kata Adelia.

Joshua pun menurunkan istrinya itu dan langsung membungkam mulut Adelia dengan bibirnya.

"Hentikan ini hukuman, atau aku bisa berbuat lebih parah," bisik Joshua. dengan polos Adelia mengangguk menurut.

Tak butuh waktu lama untuk mobil Joshua sampai di rumah besar keluarga Gusman.

Mama Laura juga sudah pulang dan membahas sesuatu dengan papa Federico.

Adelia langsung berlari ke kamar, karena entahlah dia merasa tak suka berada di dekat Joshua.

Sedang Joshua dan Darwin berjalan dengan santai saat masuk kedalam rumah.

"Joshua kenapa dengan Adelia?" tanya mama Laura butuh penjelasan

"Dia sedang marah, karena aku memaksanya pulang," jawab Joshua yang duduk di sofa sambil memangku Darwin.

"Mama sepertinya masih marah masalah Papa tadi," gumam Darwin.

"Kamu punya ide untuk membujuk Mama mu Darwin? Aku terlalu payah menghadapi wanita," kata Joshua pusing.

"Ajak makan malam romantis pa, mama suka suasana pantai yang tenang," usul Darwin.

"Betul itu, biar mama yang atur, dan nanti malam ajak dia dinner romantis," Joshua pun mengangguk mendengar jawaban sang mama.

Joshua pun mengajak Darwin naik ke kamar miliknya, saat masuk Adelia sudah terlelap tidur.

"Aku ke kamar ku saja pa, aku mau main game," kata Darwin pamit.

"Jangan terlalu lama di depan komputer atau mata mu bisa rusak," kata Joshua yang hanya di jawab dengan jempol sebelum bocah itu menghilang di balik pintu.

Joshua berjalan masuk ke dalam kamar dan memeluk tubuh istrinya dari belakang.

"Jangan seperti ini, itu membuatku sedih sayang, kamu bisa memukuli ku, tapi jangan berdiam dan menjauh dariku," bisik Joshua sambil mencium tengkuk Adelia.

Adelia pun berbalik dan mendekat kearah tubuh Joshua, karena aroma maskulin suaminya sudah bisa membuatnya tenang.

"Malam nanti berdandan yang cantik, karena aku ingin mengajakmu ke suatu tempat, sebagai permintaan maaf ku," lirih Joshua sambil merapikan anak rambut Adelia.

"Baiklah, tapi sekarang peluk aku dulu, karena aku ingin."

Joshua pun dengan senang hati memeluk dan mengusap punggung istrinya dengan lembut.

Malam harinya, Adelia sudah terlihat cantik begitu pun Joshua yang juga sudah menggunakan jas senada dengan istrinya itu.

"Darwin mama pergi dengan papa dulu ya, kamu baik-baik bersama opa dan Oma ya," pamit Adelia.

"Siap mama," jawab bocah kecil itu.

Joshua pun memberikan tangannya agar Adelia menggandeng lengannya.

Mereka pun menuju ke ke tempat yang sudah di siapkan oleh mama Laura.

Saat sampai disana, terdengar deburan ombak dari jauh, Adelia pun langsung menoleh kearah suaminya.

Joshua dengan senang hati menuntunnya ke meja mereka yang sudah di hias begitu indah tepat di pinggir pantai.

Taburan kelopak mawar di seluruh jalan menuju meja mereka, obor yang menyala sebagai penerangan.

Adelia pun bisa melihat meja mereka yang di hias begitu romantis dengan bunga dan lainnya, bahkan pelayan dan juga pemain biola juga ada.

"Ini bukan mimpi, ini adalah dinner romantis impianku," lirih Adelia tersentuh.

"Adelia Calista Amadea, maafkan aku jika melukaimu, ini hanya hal kecil yang aku lakukan untuk mengembalikan senyum di wajah cantikmu," kata Joshua sambil mencium tangan Adelia.

"Terima kasih," jawab Adelia sambil memeluk tubuh suaminya itu.

Malam itu kedua insan yang di mabuk cinta, menghabiskan waktu makan malam romantis berdua.