NovelToon NovelToon
Beyond The Realm Of Gods

Beyond The Realm Of Gods

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Transmigrasi ke Dalam Novel / Identitas Tersembunyi / Budidaya dan Peningkatan / Mengubah Takdir
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Radapedaxa

Ketika Li Yun terbangun, ia mendapati dirinya berada di dunia kultivator timur — dunia penuh dewa, iblis, dan kekuatan tak terbayangkan.
Sayangnya, tidak seperti para tokoh transmigrasi lain, ia tidak memiliki sistem, tidak bisa berkultivasi, dan tidak punya akar spiritual.
Di dunia yang memuja kekuatan, ia hanyalah sampah tanpa masa depan.

Namun tanpa ia sadari, setiap langkah kecilnya, setiap goresan kuas, dan setiap masakannya…
menggetarkan langit, menundukkan para dewa, dan mengguncang seluruh alam semesta.

Dia berpikir dirinya lemah—
padahal seluruh dunia bergetar hanya karena napasnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radapedaxa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Langit di atas Kota Qinghe cerah pagi itu.

Sinar matahari menembus sela awan, menyinari jalan utama yang dipenuhi para pedagang, pengembara, dan sesekali kultivator yang lewat dengan jubah megah.

Di antara hiruk-pikuk itu, seorang pria sederhana berjalan santai dengan tas punggung kain lusuh dan senyum hangat di wajahnya.

Li Yun.

Sosok yang bagi sebagian orang hanyalah manusia biasa, namun bagi warga Qinghe — ia adalah warna di tengah kehidupan yang sering kelam.

Begitu kakinya melangkah melewati gerbang kota, suara ramai langsung menyambutnya.

“Ah, Pengrajin Li datang!”

“Paman Li, kau bawa komik baru hari ini?”

“Tuan Li! Istri saya suka sekali novelmu, katanya mirip kisah suci dari barat!”

Suara-suara itu datang dari berbagai arah — pedagang sayur, penjual teh, hingga anak-anak yang berlari dengan wajah ceria.

Li Yun tertawa ringan sambil membalas sapaan mereka satu per satu.

Ia tak pernah menolak siapa pun yang ingin berbicara dengannya.

“Pagi, Nyonya Zhao. Bagaimana tanaman herbalmu?”

“Hei, Xiao Ran, jangan lari terlalu kencang! Kau jatuh kemarin masih belum sembuh, kan?”

“Ah, Tuan Wang! Masih dagang tahu seperti biasa ya? Nanti saya mampir beli!”

Senyumnya tulus, suaranya lembut.

Di tengah dunia yang mengagungkan kekuatan dan kekuasaan, keramahan Li Yun terasa seperti mata air yang menyejukkan.

Ia bukan kultivator, tapi setiap orang di kota ini menghormatinya lebih dari sekadar orang biasa.

Jalanan menuju pasar utama dipenuhi bau harum makanan dan tawa para pedagang.

Bendera warna-warni bergoyang di tiang-tiang bambu, dan suara lonceng kecil dari warung teh terdengar di kejauhan.

Li Yun melangkah melewati gang kecil yang penuh dengan toko kerajinan, hingga akhirnya sampai di tempatnya —

sebuah kios kecil berdinding kayu, di sudut pasar dekat pohon plum besar.

Di papan atas kios itu, tertulis dengan cat sederhana:

“Pahatan & Kisah — Karya Li Yun.”

Begitu ia membuka tirai depan kiosnya, beberapa anak yang sudah menunggu langsung bersorak.

“Pengrajin Li datang!”

“Ada mainan baru nggak, Paman Li!?”

“Aku mau yang bentuk naga!”

“Aku mau yang bisa berdiri di atas kepala monster!”

Li Yun tertawa lepas.

“Hahaha, sabar, sabar! Hei, jangan dorong! Kalian nanti rusak barangnya!”

Namun tentu saja, kata-katanya tak banyak menolong.

Puluhan tangan kecil menyerbu meja pajangan, menggapai berbagai figure kayu berwarna cerah —

ada yang berbentuk naga merah, pendekar berjubah putih, pahlawan bertopeng, hingga monster lucu bermata satu.

Wajah anak-anak itu bersinar bahagia seolah menemukan harta karun.

Bagi mereka, kios kecil Li Yun bukan sekadar tempat jualan — itu adalah surga imajinasi.

“Paman Li, ini yang baru ya?”

“Iya, itu ‘Naga Langit dan Penunggang Petir’. Hati-hati ya, baru selesai semalam.”

“Berapa harganya, Paman?”

“Tiga tael perak saja.”

“Tiga tael!? Murah banget! Aku beli!”

Li Yun hanya bisa tertawa saat melihat anak-anak itu menawar dengan mata berbinar.

Ia menunduk, merapikan tumpukan figure yang hampir roboh.

“Eh, hei! Jangan dipukul! Itu bukan pedang sungguhan! Hati-hati—”

Krak!

Salah satu figure jatuh dan patah di tangannya.

"Maaf.. Paman Li..aku.."

Li Yun hanya tersenyum.

“Tidak apa-apa, Nak. Biar Paman perbaiki nanti. Tapi lain kali hati-hati ya, mereka juga ‘punya perasaan’ kalau kamu perlakukan dengan jahat.”

Anak itu menunduk malu, sementara Li Yun menepuk kepala bocah itu lembut.

Tawanya tulus, tanpa amarah sedikit pun.

Bagi orang lain, barang pahatannya mungkin sepele.

Tapi bagi Li Yun, setiap ukiran kayu itu punya “jiwa”.

Ia tak pernah sadar bahwa setiap pahatan tangannya mengandung gelombang spiritual halus yang tak bisa ditiru siapa pun —

kekuatan yang bahkan para kultivator tingkat tinggi tak mampu jelaskan.

Di sisi lain kios, beberapa orang dewasa juga sudah menunggu.

Seorang pria tua berjubah cokelat menggenggam buku lusuh dan berseru riang.

“Pengrajin Li! Bab selanjutnya dari Perjalanan ke Barat sudah keluar, kan?”

“Hehehe, tentu saja. Tapi ingat, jangan dibaca sendirian malam-malam. Kau akan mimpi buruk karena si Raja Kera.”

“Hahaha! Kalau pun mimpi buruk, aku tetap senang. Ceritamu lebih seru dari kitab klasik sekte literasi!”

Di sebelahnya, sekelompok ibu-ibu muda menatap rak buku bergambar yang digambar tangan oleh Li Yun sendiri.

Sampulnya penuh warna, dengan karakter lucu berwajah bundar.

“Kisah ‘Si Kelinci dan Harimau Langit’, ini favorit anakku!”

“Tuan Li, kau punya edisi baru yang ada putri naga? Anak perempuan saya terus menanyakan kelanjutannya.”

“Ada, tentu saja,” jawab Li Yun lembut sambil mengeluarkan satu gulungan kertas tebal.

“Tapi hati-hati, tinta di halaman terakhir belum sepenuhnya kering.”

Wajah para ibu itu berseri-seri seperti menemukan permata.

Di dunia di mana semua hal berpusat pada kultivasi dan kekuasaan, buku bergambar Li Yun menjadi hiburan langka yang menenangkan jiwa.

Harganya murah — sangat murah untuk ukuran pasar Qinghe.

Ia sengaja menjualnya demikian, karena menurutnya, “Seni seharusnya bisa dinikmati siapa saja.”

Hari itu pasar terasa hidup dengan tawa dan percakapan hangat.

Anak-anak tertawa, orang dewasa bercanda, dan suara gergaji halus dari belakang kios kadang terdengar saat Li Yun memperbaiki patung patah.

Kios kecil itu dipenuhi energi kebahagiaan sederhana —

sesuatu yang bahkan tak bisa dibeli dengan ribuan batu spirit.

Sementara itu, di kejauhan, beberapa kultivator yang baru datang dari sekte luar melintasi pasar dengan langkah cepat.

Mereka terbiasa melihat orang-orang sujud di hadapan mereka.

Namun saat mereka melewati kios Li Yun, mereka sempat berhenti.

“Aneh… kenapa suasana di sini terasa tenang sekali?”

“Seolah-olah Qi di sekitarnya lebih jernih daripada tempat lain.”

“Mungkin perasaan mu saja. Ayo lanjutkan.”

Mereka pergi, tidak tahu bahwa yang mereka rasakan bukan ilusi —

melainkan efek alami dari aura Dao Agung yang mengalir lembut dari setiap karya Li Yun.

Sebuah kekuatan yang bahkan dirinya sendiri tak pernah sadari.

Siang berganti sore.

Cahaya matahari mulai condong ke barat, mewarnai jalanan dengan rona keemasan.

Kios Li Yun masih ramai, tapi suasananya berubah lebih santai.

Beberapa anak duduk di depan kios, membaca komik sambil makan buah plum.

Li Yun duduk di kursi kayu di balik meja, menggambar sketsa untuk figure berikutnya.

“Paman Li, kau selalu terlihat bahagia, ya.”

Seorang anak perempuan dengan rambut dikepang dua menatapnya penuh rasa ingin tahu.

“Kau tak ingin jadi kultivator seperti yang lain?”

Li Yun tersenyum lembut, menatap langit jingga di atas sana.

“Menjadi kultivator mungkin hebat,” katanya pelan.

“Tapi bisa membuat orang tersenyum juga… rasanya tidak kalah hebat.”

Anak kecil itu mengangguk, meski belum sepenuhnya mengerti.

Namun kata-kata Li Yun terekam dalam hatinya.

Dari kejauhan, angin bertiup membawa harum bunga plum.

Daun-daun berjatuhan pelan, berputar di udara seperti tarian halus.

Beberapa helai jatuh tepat di atas kepala Li Yun, tapi ia tak mengusirnya — hanya tertawa kecil.

Kedamaian itu terasa sempurna.

Namun di atas langit Qinghe, sesuatu yang tak terlihat oleh mata manusia sedang terjadi.

Di balik lapisan awan, di dunia spiritual tingkat tinggi,

sebuah cahaya samar muncul, seperti riak air yang menyebar dari titik tertentu di bawah.

Para kultivator tingkat Saint Realm yang bermeditasi di pegunungan suci mendadak membuka mata.

“Lagi-lagi gelombang itu… muncul dari arah Qinghe.”

“Tidak mungkin. Kota itu bahkan tidak punya sekte besar.”

“Apakah ada artefak kuno yang terbangun?”

Gelombang qi itu menembus lapisan dunia,

dan setiap kali Li Yun tertawa, setiap kali tangannya memahat kayu atau menulis kalimat baru,

aura itu semakin kuat — seperti gema Dao yang tidak bisa dijelaskan.

Namun di dunia fana, tidak ada yang tahu.

Bahkan ketika burung-burung beterbangan di atas pasar dengan pola aneh,

atau langit senja tampak sedikit berkilau keemasan,

semua orang hanya menganggapnya hari yang indah di Qinghe.

1
Kirana
true 😂
Davide David
lanjut thor💪💪💪💪
RDXA: siap laksanakan 🔥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!