The Unwritten Destiny

Sementara itu, di desa Suku Naga, Arthur segera memerintahkan bawahan kepercayaannya untuk membawa Vincent menjauh dari desa.

Pada momen krusial tersebut, saat Vincent dan pengawalnya mulai menjauhi perbatasan, Arthur tiba-tiba merasakan firasat buruk. Hal ini langsung memperkeruh suasana, seolah konflik antara Suku Naga dan Suku Phoenix kian memanas.

______________________________________________

Kemudian, segalanya menjadi gelap...

Markas Bayangan Suku Phoenix

Cerita beralih ke sudut pandang Suku Phoenix, memperkenalkan seorang pria bernama Fang. Ia adalah bawahan setia dari seseorang petinggi yang berinisial V, yang identitas aslinya adalah tangan kanan pemimpin Suku Phoenix. Meskipun V beroperasi menggunakan nama samaran, identitas aslinya tetap menjadi misteri bagi Fang dan seluruh bawahannya.

Di Markas Bayangan, Fang menerima perintah langsung dari V.

"Tangkap salah satu pejuang penting Suku Naga," ucap V, nadanya dingin namun tegas dan penuh wibawa.

Fang dan unit pasukannya segera memulai pencarian mereka. Target mereka adalah Ray White, putra Arthur dan juga punya julukan pejuang terkuat di kalangan muda Suku Naga, yang saat itu sedang berlatih sendirian di luar desa.

Ray tidak sempat bereaksi. Sebelum kesadarannya sempat menangkap bahaya, ia telah terkunci rapat dalam formasi pengepungan pasukan Phoenix. Dan keadaan menjadi jauh lebih genting saat, dari balik kerimbunan pepohonan, sesosok tubuh muncul—itu adalah Fang. Terungkap bahwa Fang adalah ketua dari unit pasukan khusus yang dikenal sebagai ESP dan ia memiliki Ranah Tingkat Ksatria Tahap 2 (Berpengalaman), di ambang batas menuju penerobosan ke Tingkat Ksatria Tahap 3 (Utama).

Sebuah percakapan tegang terjadi antara Fang dan Ray White.

"Kami ingin tahu apa yang sedang kau sembunyikan mengenai Suku Naga," kata Fang dengan nada yang dingin dan keras.

Ray tersenyum, menunjukkan sedikit kekuatan. "Aku tidak akan memberitahumu apa-apa," jawabnya dengan penuh keyakinan.

Pertempuran pun tak terhindarkan. Ray bertarung dengan gigih melawan pasukan Phoenix, namun jumlah mereka terlalu banyak. Akhirnya, Ray terjatuh dan berhasil ditangkap.

"Apa yang akan kalian lakukan padaku?" tanya Ray, napasnya terengah-engah.

"Kau akan dibawa ke hadapan V," jawab Fang. Ekspresinya dingin dan tatapannya penuh kebencian mendalam terhadap semua anggota Suku Naga, termasuk Ray.

Ray tidak menjawab, tetapi ia sadar dirinya berada dalam bahaya besar. Dalam hati, ia berharap ayahnya, Arthur, akan segera menemukannya.

______________________________________________

Sementara itu, di markas besar Suku Phoenix, V menerima laporan penangkapan Ray. Senyum tipis terukir di wajahnya, merasa bahwa rencana yang telah disusunnya akan segera terlaksana.

"Siapkan semuanya," perintah V kepada bawahannya. "Kita akan membuat Suku Naga menyerahkan diri."

Di sisi lain, Fang membawa Ray ke Markas Bayangan Suku Phoenix—sebuah bangunan megah yang tersembunyi di jantung hutan, dekat perbatasan kedua suku.

Setibanya di sana, Ray langsung dijebloskan ke tempat tahanan. Di dalam sel yang gelap itu, Ray dibiarkan terkurung sambil menunggu kedatangan V selama tiga hari penuh, dengan penderitaan karena tidak mendapatkan setetes air pun atau sepotong makanan. Keheningan yang hampa dan kegelapan abadi menjadi satu-satunya pendamping Ray, sementara pikirannya terus berputar liar, dipenuhi oleh pertanyaan tak terjawab mengenai nasib yang menantinya.

Apakah V akan membawanya ke tempat yang lebih buruk? Atau apakah ia hanya akan menjadi pion dalam permainan kekuasaan yang sedang berlangsung? Ray tidak tahu. Ia hanya tahu, ia harus tetap kuat dan tidak menunjukkan kelemahan.

______________________________________________

Tiga hari yang terasa panjang dan suram telah berlalu. Akhirnya, V tiba di Markas Bayangan. Kedatangannya disambut oleh Fang, yang segera menghadap dengan sikap patuh dan penuh hormat. V hanya melirik Fang dengan mata tajam sebelum memberikan perintah yang singkat dan mutlak.

"Bawa Ray ke hadapanku," katanya, suaranya dingin, namun auranya yang tebal memancarkan kekuasaan dan wibawa mutlak.

Fang tidak membuang waktu. Ia segera menuruti perintah, berjalan cepat menuju sel tahanan, diikuti oleh beberapa pengawal. Mereka membuka pintu sel dan tanpa ragu menyeret Ray keluar. Disini dapat kita lihat Setelah tiga hari penyiksaan, Ray terlihat sangat lemah, tubuhnya lelah secara fisik dan mental.

Fang menyerahkan Ray kepada V, yang kini duduk di atas takhta dengan ekspresi tak terbaca. V memandang Ray dengan mata menusuk, lalu tersenyum lembut.

"Selamat datang, Ray White DragonWise," sapa V dengan suara yang lembut, namun sarat ancaman yang tak terucapkan. "Aku telah menunggu kedatanganmu."

Suara V menggema di ruangan, membuat bulu kuduk Ray berdiri. Tingkat Ranah V masih tersembunyi, jelas berada di level yang jauh lebih tinggi. Instingnya berteriak bahaya, tetapi Ray bersikap tegar agar tidak menunjukkan kelemahan.

Ray tersenyum dan menatap V dengan mata yang tajam. "Aku tidak akan memberitahumu apa-apa," katanya dengan yakin.

V tersenyum dan mengangguk. "Aku memang tidak berharap kamu akan memberitahu apa-apa dengan mudah," katanya. "Tapi aku akan membuatmu berbicara."

Tawa kecil V menggema di ruangan, menciptakan suasana yang mengerikan. Tawa itu terdengar renyah, namun menusuk Ray seperti bilah es yang tajam. V tidak beranjak dari singgasananya, tetapi tatapannya saja sudah seolah melucuti seluruh pertahanan Ray, lapis demi lapis. Pertarungan fisik telah usai. Kini, perang mental yang sesungguhnya akan dimulai.

Namun, tepat pada momen krusial itu, pintu ruangan tiba-tiba terbuka dengan gesekan keras, dan seorang bawahan masuk dengan tergesa-gesa namun penuh hormat.

"Maafkan saya mengganggu, Tuan V," lapor bawahan itu, suaranya sedikit gemetar. "Ada pesan yang sangat mendesak dari... Yang Tertinggi."

Reaksi V sungguh mengejutkan. Ia yang sedetik lalu masih memancarkan wibawa absolut, kini langsung berdiri dan membungkukkan kepalanya—sebuah gestur yang menunjukkan rasa hormat dan kepatuhan yang sangat besar.

"Baik," sahut V, suaranya seketika berubah serius dan tanpa nada ancaman. "Saya akan segera menanganinya." V kemudian berbalik, mengabaikan Ray sejenak, lalu melangkah cepat keluar ruangan.

Ray terkejut, pikirannya berputar cepat. Ia tidak percaya sosok sekuat dan seangkuh V bisa menunjukkan kepatuhan sebesar itu kepada sosok tersebut. dalam hati nya ia bertanya-tanya tentang Siapa 'Yang Tertinggi' ini? Apakah ada kekuatan atau hirarki yang jauh lebih besar dan menakutkan yang berdiri di balik Suku Phoenix? Jelas, bahayanya baru saja bertambah.

MAMPUKAH RAY MEMPERTAHANKAN RAHASIA TERBESAR SUKU NAGA DARI TEKANAN PSIKOLOGIS V YANG MEMATIKAN? DAN APA ARTI KEMUNCULAN 'YANG TERTINGGI' TERSEBUT?

Nantikan kelanjutan nya

Bersambung.....