NovelToon NovelToon
Istri Bar-Bar Kesayangan Pak Guru

Istri Bar-Bar Kesayangan Pak Guru

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Teen School/College
Popularitas:14.1k
Nilai: 5
Nama Author: ayuwidia

Ayunda Nafsha Azia, seorang siswi badung dan merupakan ketua Geng Srikandi.

Ia harus rela melepas status lajang di usia 18 tahun dan terpaksa menikah dengan pria yang paling menyebalkan sedunia baginya, Arjuna Tsaqif. Guru fisika sekaligus wali kelasnya sendiri.

Benci dan cinta melebur jadi satu. Mencipta kisah cinta yang penuh warna.

Kehadiran Ayu di hidup Arjuna mampu membalut luka karena jalinan cinta yang telah lalu dan menyentuhkan bahagia.

Namun rumah tangga mereka tak lepas dari badai ujian. Hingga membuat Ayu dilema.

Tetap mempertahankan hubungan, atau merelakan Arjuna kembali pada mantan kekasihnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 3 Pindah Ke Apartemen

Happy reading

Seusai memasukkan beberapa stel pakaian ke dalam koper, Ayu menyapu seisi kamar dengan pandangan mata yang terbingkai sendu.

Ia serasa berat untuk meninggalkan kamarnya yang menyimpan sejuta kenangan dan belum siap jika harus pindah ke apartemen Arjuna.

Ayu masih belum mengerti, kenapa ayahnya bersikeras mengabulkan permintaan papa Arjuna dan memaksanya untuk menikah di usianya yang masih sangat belia.

Helaan napas terdengar berat dari indera penciumannya, seiring rasa sesak yang perlahan terhempas.

Ayu berusaha menenangkan hati yang terbalut resah dan meyakinkan dirinya bahwa ia mampu menjalani hidup bersama Arjuna.

"Ayu, sudah selesai belum? Juna sudah terlalu lama menunggu." Inggrid berjalan menghampiri Ayu yang kini tengah duduk di lantai kamar dengan beralaskan karpet bulu berwarna putih.

"Sudah, Bun." Ayu menjawab singkat dan menoleh sekilas ke arah bundanya.

Inggrid lantas mendaratkan bobot tubuhnya di sisi Ayu dan menatap lekat manik mata putri semata wayangnya yang terhias titik-titik embun.

"Maafkan Bunda. Seharusnya, Bunda bisa tegas menolak pernikahan kamu dengan Juna. Bukan malah membiarkan ayahmu mengabulkan permintaan sahabatnya --"

"Jujur, Bunda merasa bersalah."

Ayu memaksa dirinya untuk terlihat tegar di hadapan sang bunda dan menghias wajahnya dengan sebaris senyum.

"Bunda nggak usah merasa bersalah. Mungkin, takdirku memang begini. Aku harus menikah sama Pak Juna di usia yang masih sangat belia, Bun."

"Tapi, kamu masih SMA, Sayang. Masih banyak yang harus kamu lakukan untuk meraih impian dan cita-cita --"

"Bun, meski udah menikah ... aku masih bisa meraih impian dan cita-cita." Ayu memangkas ucapan Inggrid.

"Aku yakin, Pak Juna pasti bakal mendukung dan membatu-ku untuk meraih semua itu," imbuhnya--yang sebenarnya bertolak belakang dengan kata hati.

"Iya, Sayang. Semoga demikian."

Inggrid merengkuh tubuh Ayu, lalu membawanya ke dalam pelukan.

Sebagai seorang ibu, ia teramat menyesal karena tidak kuasa melawan kehendak suaminya. Menikahkan putri mereka di usianya yang masih sangat belia.

Cukup lama mereka saling berpeluk, diiringi tetesan air bening yang tak kuasa dibendung.

"Bun, aku pergi sekarang ya." Ayu berbisik lirih dan perlahan mengurai pelukan.

"Iya, Sayang." Inggrid membalas ucapan Ayu, lalu segera menyeka wajahnya yang basah dengan jemari tangan.

"Sering-seringlah datang ke rumah. Bunda akan selalu siap menyambut kedatanganmu dan mendengar keluh kesah mu."

"Iya, Bun. Kalau Pak Juna memberi izin, pasti aku bakal sering datang ke rumah untuk menemui Bunda."

Inggrid menerbitkan seutas senyum, lalu melabuhkan kecupan sayang di kening Ayu.

"Bunda bawakan kopermu --"

"Nggak usah, Bun. Aku bisa membawanya sendiri."

"Tapi, Bunda ingin membantumu."

"Bantu doa aja, Bun. Itu udah luar biasa buat aku." Ayu tertawa kecil dan membawa tubuhnya beranjak dari posisi duduk, disusul oleh Inggrid.

Satu tangannya menggandeng tangan sang bunda, sementara satu tangannya yang lain menarik koper.

Mereka berjalan beriringan menuruni anak tangga, kemudian mengayun kaki menuju ruang tamu untuk menghampiri Arjuna yang tengah berbincang dengan Zain.

"Yah, aku pamit ya," ucap Ayu begitu tiba di hadapan ayahnya.

"Iya, Sayang." Zain membalas ucapan Ayu. Lantas membawa tubuhnya bangkit dari sofa, diikuti oleh Arjuna.

"Jadilah istri yang baik dan selalu patuhi suamimu. Jangan badung dan jangan sering berkelahi lagi," tutur Zain sambil memeluk erat tubuh putrinya.

"Iya, Yah." Ayu mengangkat kedua tangannya untuk membalas pelukan.

"Maafkan Ayah. Ayah menyetujui permintaan Om Adam untuk menikahkan kamu dengan Arjuna, supaya kamu bisa berubah menjadi lebih baik. Tidak lagi badung dan menjadi seorang wanita yang berakhlak mulia."

Ayu mengurai pelukan begitu mendengar rangkaian kata yang dituturkan oleh Zain.

"Jadi, alasan Ayah mengabulkan permintaan Om Adam hanya karena itu?" Tetesan kristal bening mengiringi pertanyaan yang keluar dari bibir Ayu.

Ketegarannya melemah, bersamaan tubuhnya yang terasa lunglai.

Ia tak percaya jika ayahnya akan mengambil keputusan yang sangat tergesa.

Bukankah ada cara yang lebih bijak, selain menikahkannya dengan Arjuna?

"Yu, ayah sangat yakin ... Arjuna bisa membimbing mu dan menjadi suami yang baik untukmu. Karena itu, ayah mempercayakan kamu pada Arjuna --"

"Ayah mengerti perasaanmu. Mungkin, kamu marah dan kecewa pada Ayah. Tetapi kamu harus tau, Ayah menikahkan kamu dengan Arjuna ... karena Ayah sangat menyayangi kamu. Ayah tidak ingin, putri Ayah tumbuh menjadi seorang gadis yang bedugalan dan tidak tau aturan. Ayah juga tidak ingin, masa depan putri Ayah suram karena tidak mau belajar dengan baik dan sering berkelahi."

Zain menyeka wajah Ayu yang basah, lalu melabuhkan kecupan dalam di kening putri semata wayangnya itu.

"Ayah sangat menyayangi kamu, Yu," ucapnya dengan suara yang terdengar bergetar.

Kini Ayu dan Inggrid mengerti, kenapa Zain bersikeras mengabulkan permintaan Adam--sahabatnya. Mereka berusaha menerima alasan itu dengan hati yang lapang, meski sebenarnya teramat sulit.

"Jun, kami percayakan Ayu padamu. Jaga putri kami dan bahagiakan dia," tutur Zain sambil memeluk singkat tubuh Arjuna.

"Iya, Yah. Saya akan menjaga Ayu dan berusaha membahagiakan dia."

"Sudah malam, lebih baik kalian segera berangkat ke apartemen." Zain kembali bertutur.

"Iya, Yah." Arjuna mengangguk pelan.

Setelah berpamitan, Arjuna melangkah pergi bersama Ayu. Meninggalkan rumah minimalis yang seakan enggan melepas kepergian salah satu penghuninya--Ayunda Nafsha Azia.

"Ayu, pegangan." Arjuna memecah hening yang menyelimuti mereka selama berada di perjalanan.

Ayu membisu dan enggan mengindahkan ucapan Arjuna.

"Ayu, pegangan." Arjuna kembali mengulangi ucapannya. Namun Ayu masih setia membisu. Wajahnya tampak muram. Seperti rupa langit di malam ini.

Arjuna menoleh sekilas ke belakang, lalu memandu tangan Ayu untuk melingkar di tubuhnya.

"Yu, jangan ngambek! Orang tua kita memang salah. Tapi seperti yang ayahmu bilang tadi. Apa yang mereka lakukan, sebenarnya bukan tanpa alasan. Mereka menikahkan kita karena teramat menyayangi kita," tutur Arjuna sambil mengusap pelan punggung tangan Ayu.

"Nggak adakah cara lain yang lebih bijak, selain itu?" Ucapan Arjuna berhasil memancing Ayu untuk menanggapinya.

"Entahlah. Mungkin yang terbesit di dalam pikiran mereka, hanya itu cara yang terbaik."

"Lebih baik, kita jalani saja hubungan ini dengan ikhlas dan ridho. Berserah pada Zat Yang Maha Rahman. Saling memotivasi dan menguatkan."

Tak ada balasan yang keluar dari bibir Ayu. Hanya helaan napas berat yang mewakili.

Rasa kantuk mulai menyerang, membuat Ayu tak kuasa membuka matanya lebar-lebar. Beruntung, kuda besi yang dikendarai oleh Arjuna telah sampai di basement parkir.

"Sudah sampai," ujar Arjuna.

Ia lantas menghentikan laju kuda besinya dan meminta Ayu untuk turun.

Mata yang semula menyipit, dipaksa-nya terbuka lebar. Menghempas rasa kantuk yang sempat meraja.

"Kamu sudah ngantuk berat, Yu?"

"Iya. Tumben, jam segini aku udah ngantuk."

"Kata orang, kalau kita gampang ngantuk, berarti ada jin di dekat kita," sambungnya tanpa menatap objek yang diajaknya bicara.

Ucapan Ayu menggelitik telinga dan mencipta sebaris senyum di bibir Arjuna.

"Bener nggak ya?" Ayu bermonolog lirih. Namun terdengar oleh Arjuna.

"Benar. Di dekatmu memang ada jin."

Ucapan Arjuna mendorong Ayu untuk menanggapi. Ia mengira jika di dekat nya memang ada jin.

"Jin nya cakep apa cantik?" Ayu melirik sekilas ke arah Arjuna dan memasang wajah yang terlihat sedikit jutek.

"Cakep. Cakep banget."

"Ck, andai aja aku bisa melihatnya. Pasti aku pacarin dia."

"Kamu bisa melihatnya."

"Di mana?"

"Di depan kamu. Arjuna Tsaqif."

Ayu menghela napas dan tersenyum samar. Tak ada secuil pun keinginan untuk menimpali ucapan Arjuna.

"Bagaimana, jadi dipacarin?"

"Nggak. Aku tarik ucapanku tadi." Ayu melenggang pergi, meninggalkan Arjuna yang belum beralih dari posisinya berdiri.

🍁🍁🍁

Bersambung

1
Najwa Aini
gaya²an mau jadi PA..dandan aja gak bisa
Najwa Aini: Sama Nol kitahhh urusan dan dan
total 2 replies
Najwa Aini
banyak banget profesinya.
Apa dia masih sempat bobok siang dgn tugas sebanyak itu.
Najwa Aini: Emang lain si Mas Win
total 2 replies
Najwa Aini
nah kan..
Mas Win juga CEO..ya kali cuma suamimu aja
Ayuwidia: Iya percaya
total 1 replies
Najwa Aini
Beuughhh
Najwa Aini
jangan samakan dengan tawanya Deng Wei.
Dia tetap Deng Weiku.
Di tik tok aku udah banyak saingan. masa di sini juga
Ayuwidia: nggak ada langkah-langkahan
total 3 replies
Najwa Aini
Sampek segitunya. Emang diapAin
Najwa Aini
Makasih ya Tor udah dikasih paham
Ayuwidia: sama2
total 1 replies
Najwa Aini
Perhari ini.
Ayu udah gak perawan.
Dan dia perawani oleh gurunya sendiri...😁😁
Ayuwidia: 😬😬😬😬😬😬
total 1 replies
Najwa Aini
Tanda apa itu, kok sampai penuh..
Ayuwidia: aishhhhh 😆
total 3 replies
Najwa Aini
Nah itu baru benar...
mandi berdua juga harusnya.
khilaf lagi ntar. Fix gak ke sekolah mereka hari ini
Ayuwidia: bisa jadi 😆
total 1 replies
Najwa Aini
Bisa² gak masuk sekolah besok si Ayu...
Endang 💖
wah ayu udh GX perawan lagi,
Ayuwidia: Iyaaa 😁
total 1 replies
Ririn Rira
Bener lagi 🤭
Ririn Rira
Ceplas ceplos langsung kepada inti takut hamil
Ririn Rira
Segala mau jadi jin curiga ikutan sengklek nanti 😅
Najwa Aini
Harusnya di sini ada irama lagu dangdut era 90-an..
surga dunia..
aseeekk
Ayuwidia: tarikkkk manggg
total 1 replies
Najwa Aini
Oh..suka aroma scandalous tohhh
Ayuwidia: huum, wanginya nggak enek
total 1 replies
Najwa Aini
Heran sama si ayu. napa malah nyariin Ilham yg lagi pulkam. Tuh mas Juna yg siap ngasih pelajaran tentang hal² 21 plus, sekaligus langsung praktek di temoat
Ayuwidia: tiba-tiba jadi guru ekstrakurikuler 21 plus , dan ini bikin otak othornya kliyengan
total 1 replies
Najwa Aini
bener. setuju banget
Ayuwidia: Ahayyyy
total 1 replies
Elisabeth Ratna Susanti
seru banget part ini good job Thor 👍🫶
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!