NovelToon NovelToon
Ini Cinta 365 Hari Atau Cinta 669 Masehi?

Ini Cinta 365 Hari Atau Cinta 669 Masehi?

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Peramal / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Naniksay Nay

Kerajaan Galuh, sebuah nama yang terukir dalam sejarah tanah Sunda. Namun, pernahkah kita menyangka bahwa di balik catatan sejarah yang rapi, ada sebuah kisah cinta yang terputus? Sebuah takdir yang menyatukan seorang pangeran dengan gadis desa, sebuah janji yang terikat oleh waktu dan takdir.

Kisah tragis itu membayangi kehidupan masa kini Nayla, seorang wanita yang baru saja mengalami pengkhianatan pahit. Di tengah luka hati, ia menemukan sebuah kalung zamrud kuno peninggalan neneknya, yang membawanya masuk ke dalam mimpi aneh, menjadi Puspa, sang gadis desa yang dicintai oleh Pangeran Wirabuana Jantaka. Seiring kepingan ingatan masa lalu yang terungkap, Nayla mulai mencari jawaban.

Akankah di masa depan cinta itu menemukan jalannya kembali? Atau akankah kisah tragis yang terukir di tahun 669 Masehi itu terulang, memisahkan mereka sekali lagi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naniksay Nay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 – Obrolan Lelaki

Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam ketika Rendi hampir tiba di kosan.

Suara motor terdengar dari halaman. Wisnu baru saja membuka pintu, tampak hendak keluar.

“Mau ke mana, Wis?” tanya Rendi sambil menaruh helmnya di meja.

“Cari makan. Laper ternyata. Tadi siang makan mie ayam, kukira cukup, eh jam segini malah lapar lagi,” jawab Wisnu sambil menyalakan motornya.

“Lihat nih…” Rendi mengangkat kantong plastik putih dari tangannya. “Aku bawa amunisi.”

Wisnu mematikan mesin motornya. “Apaan tuh?”

“Nasi goreng seafood dan dua gelas kopi. Kayaknya sih Butterscotch Sea Salt,” ujar Rendi sambil menyeringai bangga.

Wisnu terkekeh. “Wih, abis gajian asisten, nih?”

“Nggak,” jawab Rendi cepat. “Nasi gorengnya ini masakan mamanya Nayla, buat konsumsi karyawan kafenya. Nah, kopinya dikasih Nayla, katanya lagi bikin signature baru.”

“Ohhh…” Wisnu mengangguk sambil tersenyum miring. “Berarti ini ajang uji coba, dong?”

“Persis. Uji rasa gratis, bayaran cuma komentar jujur,” sahut Rendi sambil mengangkat dua gelas kopi di tangannya.

Wisnu berjalan ke dapur, mengambil dua piring dan sendok.

“Kamu mau makan sekarang, atau nanti aja?” tanyanya sambil menoleh.

“Sekaranglah, perut udah protes,” jawab Rendi cepat.

Wisnu tertawa kecil, lalu meletakkan piring dan sendok di meja. Aroma nasi goreng langsung menguap ketika Rendi membuka bungkusnya.

“Kenapa tadi kamu nggak makan di sana aja?” tanya Wisnu sambil duduk.

“Udah, jam empat tadi. Tapi ya laper lagi sekarang,” Rendi mengangkat bahu santai.

“Lah, kamu tadi habis dari pembimbing langsung kabur ke sana, ya?” Wisnu menyipitkan mata curiga.

Rendi terkekeh. “Hehe… bisa dibilang gitu.”

“Ngapel, nih ceritanya?” goda Wisnu.

“Ah, dibilangin juga,” Rendi nyengir. “Aku sama keluarga Nayla udah terlanjur deket, Wis. Udah kayak keluarga sendiri.”

"Ya kan kalau udah lama, bisa aja jadi keluarga beneran,” goda Wisnu.

“Ngaco kamu,” Rendi mencibir, lalu menatapnya geli. “Awkward nggak sih, kalau kayak gitu?”

Ia menyendok nasi goreng dan memasukkannya ke mulut. “Enak kan, Wis?”

Wisnu ikut mencicipi. Ia mengangguk puas. “Ini nasi goreng mau dikasih nilai nggak, nih?”

“Ngapain dinilai, orang dikasih gratis. Ini kan buat makan sore karyawan.” jawab Rendi santai.

Wisnu menyeruput kopinya pelan. “Aku sih nggak ahli kopi, Ren… tapi ya, ini enak.”

Rendi tertawa lepas. “Hahaha, aku juga nggak ngerti kopi. Tapi gimana ya… ya pokoknya enak-enak aja!”

Keduanya tertawa bersamaan, suasana kos malam itu terasa lebih hidup dari biasanya

"Wah, nggak bener kamu, Ren,” ujar Wisnu sambil mengunyah. “Temenmu si Nayla salah sewa juri, nih!”

Rendi tertawa. “Nayla udah tahu deh. Emang dasar kita kaya tunawisma aja yang perlu dikasihani.”

Obrolan mereka beralih ke nasi goreng yang mereka santap.

“Seafood-nya enak banget, ya,” komentar Wisnu.

Rendi mengangguk. “Bapaknya Nayla punya warung seafood. Jadi bahan-bahannya pasti fresh. Udangnya aja masih berasa manis.”

Wisnu menatap piringnya lagi, senyum tipis. “Kalo gini sih…Kamu sering-serinh kesana....bahagia bisa makan enak terus.”

Rendi terkekeh.

“Jadi sekeluarga emang suka berdagang, ya?” tanya Wisnu sambil menyendok nasi goreng lagi.

“Iya,” jawab Rendi. “Bapaknya punya resto seafood di tengah kota, Nayla buka kafe deket kampus, Nando kuliah S1 ekonomi, terus mamanya dokter di klinik.”

“Nando siapa? Pacarnya Nayla?” sela Wisnu penasaran.

Rendi mendengus sambil nyengir. “Dibilangin Nayla tuh jomblo. Nando itu adiknya.”

Wisnu manggut-manggut, mulutnya masih sibuk mengunyah. “Cewek mapan, yang ngejar pasti banyak.”

“Iya, banyak…” Rendi berhenti sejenak, menatap cangkir kopinya. “Tapi dia… ah, gimana ya.”

Wisnu memasukkan satu sendok nasi goreng terakhir ke mulutnya.

“Kenapa?” tanyanya sambil menatap Rendi.

“Dia… gagal nikah dua bulan lalu,” jawab Rendi pelan, setengah terkejut sendiri.

“Ha? Yang bener? Kenapa bisa gitu?” Wisnu menelan nasi dengan cepat.

Rendi menggaruk kepala, sedikit ragu. “Aduh… aku cerita salah nggak yaa…”

Wisnu tersenyum nakal. “Terlanjur denger, nanggung.”

“Cowoknya… ngehamilin temennya,” kata Rendi pelan, sambil menatap Wisnu.

“Temennya siapa?” Wisnu menajamkan mata.

Rendi menghela napas. “Temennya mereka bertiga, kan sering pergi bareng. Nah, cowoknya… jalan dengan Nayla, tapi sama temennya yang cewek juga… ya, ternyata dia nggak setia.”

Wisnu terkekeh. “Wah gila… pro juga tuh cowok.”

“Parahnya, mereka ketahuan pas udah mau acara… dan Nayla udah dandan pakai baju pengantin,” kata Rendi sambil menggeleng.

“Waduh… terus Nayla gimana?” Wisnu terlihat khawatir.

“Ya, pasti sakit banget. Untung acara mereka cuma keluarga inti, jadi netizen nggak banyak yang tahu,” jawab Rendi.

“Nggak ada yang menonjok tuh cowok?” tanya Wisnu.

Rendi menggeleng. “Udah pada jijik banget pasti lihat cowoknya sama temennya itu.”

Wisnu menatap sahabatnya penasaran. “Lalu keluarganya cowok itu gimana?”

Rendi menghela napas panjang, matanya menatap piring di depannya seolah mencari jawaban. “Ya… malu banget sama keluarganya Nayla. Sampai nangis-nangis minta maaf segala, kata mamanya Nayla.”

Wisnu cuma bisa mengangguk, membayangkan kekacauan itu. "Kalau aku di sana udah ku buat memar muka cowoknya"

Mereka berdua menyandarkan punggung di kursi, perut sudah kenyang dan aroma kopi yang hangat menyelimuti meja.

Rendi meneguk kopinya, lalu menoleh ke Wisnu. “Makanya, nanti kalau ketemu… jangan galak-galak kayak ke cewek lain, ya.”

Wisnu mengangkat alis. “Eh, emang aku galak?”

“Haaaa… kamu tuh kayak nggak mau dideketin cewek, Wis.”

“Kayak kamu punya cewek aja,” Wisnu menimpali sambil tersenyum.

“Minimal kan, aku ramah dan baik hati,” Rendi menekankan, menepuk dada sendiri dengan dramatis.

Wisnu terkekeh kecil. “Kebiasaan, Ren. Dari dulu nggak boleh deket cewek sama Kenanga, lama-lama cuek… eh malah nempel jadi jatidiri.”

Rendi cuma bisa menatap sahabatnya sambil tersenyum.

Wisnu meraih tas, menata kembali catatan, sedangkan Rendi masih bersandar sambil sesekali menepuk meja.

“Eh gimana? Hasil diskusimu sama Pak Wangsa?” tanya Rendi, matanya berbinar ingin tahu.

Wisnu menghela napas pelan, lalu membuka buku catatan Nayla dan data tambahan yang dia bawa. “Ah, aku ingat…” gumamnya sambil menelusuri halaman demi halaman, jari-jarinya berhenti di sketsa yang ia buat dari mimpi semalam.

Rendi mencondongkan badan, antusias.

“Lihat, sketsa yang aku gambar dari mimpi ternyata benar… Bukan cuma batu menhir, tapi memang ada guratan seperti aksara, cuma tidak terbaca jelas,” jelas Wisnu sambil menatap halaman dengan serius.

Rendi ternganga, tak bisa menyembunyikan kekagumannya. “Gilaaaaaaa,” ujarnya kagum.

Setelah kagum melihat sketsa dan guratan di menhir, Wisnu duduk sejenak, matanya menerawang ke arah catatan.

“Orang Balai Penelitian mulai penasaran kau dapet info itu dari mana,” bisik Wisnu

Rendi menoleh, alisnya terangkat. “Kamu jawab apa?”

Wisnu menatap Rendi dengan mata yang setengah bersinar. “Kalau aku bilang dari mimpi, mereka pasti ketawa… atau mungkin menganggap aku gila. Jadi aku bilang aja berdasarkan pengamatan beberapa foto.”

Rendi mengerutkan dahi, “Foto katanya..."

Wisnu hanya tersenyum tipis.

“Kapan ya aku mimpi lagi? Aku mau masuk istananya, mau lihat-lihat isinya,” gumam Wisnu.

“Hehmmm, tuman,” sahut Rendi sambil menepuk bahu Wisnu, setengah bercanda.

“Tapi kamu nggak cerita ke Nayla kalau aku udah mimpi sekali, kan?” Wisnu menatap sahabatnya dengan sedikit cemas.

“Nggak, belum… tenang aja,” jawab Rendi, matanya masih menyorot Wisnu penuh perhatian.

“Kalo udah dua atau tiga kali mimpinya, kamu cerita ke Nayla nggak apa-apa… Kita juga perlu ketemu, bahas semuanya,” kata Wisnu pelan.

“Kalo sampai tiga kali, kamu ketagihan ketemu Puspa,” goda Rendi sambil menyeringai.

Wisnu tersenyum tipis, tapi pandangannya melayang jauh. “Cantik banget, Ren…” bisiknya, mengenang sosok Puspa.

Tiba-tiba, tanpa ada yang tahu, kalung di almari Wisnu bergetar pelan, seolah menanggapi kata-kata Wisnu.

1
SENJA🍒⃞⃟🦅
keris kak? bukan kujang?
Naniksay Nay: betul sekali kak... sbnrnya naskah awal saya kujang... krn literasi Galuh dan Padjajaran, ada Guru Teupa yang membuat Kujang tapi trs ada tmn yg baca, dng beberapa pertimbangan...ya trs begitu...nanti kak selesai bab 30 sy masukin beberapa plot, skalian balikin ke teks awal
total 1 replies
SENJA🍒⃞⃟🦅
hmmm ini adegan yang lalu kan? ini dari sudut wisnu yang jadi wira 😳
SENJA🍒⃞⃟🦅
laaah kesurupan dia eh mimpi juga dia 🤣
SENJA🍒⃞⃟🦅
kok bisa main pergi gitu aja , kasian kan rendi 😤
SENJA🍒⃞⃟🦅
waddduh ...apa dia turunan jagatpati? weeeh 😳
SENJA🍒⃞⃟🦅
jadi ketagihan mimpi🤭
Irmha febyollah
lanjut kk
SENJA🍒⃞⃟🦅
ya balon gas yang tetiba gas nya dibuang yah .... pupus harapmu
SENJA🍒⃞⃟🦅
wah yah bagus itu jalurnya nay ikutin rendi aja kamu kan tinggal molor doang 🤭
SENJA🍒⃞⃟🦅
berdebar karena rendi atau wira? 😂😂😂
SENJA🍒⃞⃟🦅
modusmu diskusi padahal kencan 😂
SENJA🍒⃞⃟🦅
ihhh jagatpati, itu isterimu lhooo astaga jahatnya. kamu kencana durhaka banget ke ibu sendiri😤
SENJA🍒⃞⃟🦅
waaah penghinaan ini ngatain rajanya bodoh! wah hukum mati aja udah 😂
SENJA🍒⃞⃟🦅
hilih belangmu terlihat 😂 lagian wira ga mau sama anakmu lho 🤭
SENJA🍒⃞⃟🦅
bukannya dewi parwati dari kalingga yak? nanti mandiminyak sama parwati jadi penguasa kalingga utara atau bumi Mataram 🤭
Naniksay Nay: thx kak...

betul kak...
Pangeran Mandiminyak atau Prabu Suraghana atau Suradharmaputra emang berkuasa didua negara, yaitu Kerajaan Kalingga (Jawa Tengah dan Jawa Timur) dan Kerajaan Galuh (di Tatar Sunda).

hanya saja disini biar bisa menggambarkan aja bahwa Sempakwaja dan Mandiminyak itu saling terkait...

sama kaya Pangeran Jantaka, saya tambahkan nama Wirabuana krn dibuat cinta2an biar ga diprotes ahli sejarah, masa resi love2an ....
total 1 replies
SENJA🍒⃞⃟🦅
udah banyak buktinya itu jagatpati, serang aja daerahnya kan sempakwaja penguasa Galunggung , ehh belom kejadian yah 😂
Naniksay Nay: 😭nggak bs kak.... bs2 dia di killkill jg sm pamannya
total 1 replies
SENJA🍒⃞⃟🦅
naaah ini jejak yang di hilangkan 😳
SENJA🍒⃞⃟🦅
hilih jahatnya kamu 😤 wira mana mau sama kau
SENJA🍒⃞⃟🦅
hmmm bener kan jahat dia ini si kencana 😳
Naniksay Nay: jangan ditemenin dia kak... bapaknya jahat🤭
total 1 replies
SENJA🍒⃞⃟🦅
hmmm kencana ini nampaknya jahat ini 🥺😳
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!