NovelToon NovelToon
Althea (Luka Yang Ku Peluk)

Althea (Luka Yang Ku Peluk)

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Nikah Kontrak / Obsesi / Romansa
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author:

Althea hanya ingin melupakan masa lalu.
Tapi takdir membawanya pada seorang Marco Dirgantara ,CEO Dirgantara Corp sekaligus mafia yang disegani di Eropa.
Kisah cinta mereka tidak biasa. Penuh luka ,rahasia dan bahaya.

Bab 3 - Latar yang Tak Bisa Ku Sangkal

Malam itu, hujan turun tipis membasahi kaca jendela apartemen kecil yang disewa Althea. Di balik dapur mungil nya ,ia menyuapkan bubur ke mulut adiknya, Ares, bocah laki-laki berusia sembilan tahun yang sedang batuk sejak pagi tadi. Napasnya tersengal, pipinya terasa panas. Tapi matanya masih menyala cerah seperti biasa ,tidak merasakan apa-apa.

“Kak, kamu tadi kerja sama orang kaya, ya?” tanya Ares lirih.

Althea tersenyum samar. “Iya ,dan dia sangat kaya.”

“Orangnya baik?”

Althea terdiam sejenak. Wajah dingin seorang Marco Dirgantara tiba-tiba muncul di benaknya. Tatapannya yang menelanjangi jiwa, ucapannya yang tak pernah ramah.

“Bukan baik. Tapi... setidaknya dia tidak menamparku seperti Ayah dulu,” jawab Althea dengan suara pelan, bahkan nyaris tak terdengar.

Ares tertawa kecil, lalu diselingi batuk lagi. Althea mengelus rambut adiknya dengan lembut. Di dunia ini, hanya Ares yang membuatnya bertahan.

Dan besok pagi... ia harus kembali ke dunia yang sama sekali bukan miliknya.

---

Marco menyandarkan punggung di kursi kulit hitam di ruang kerjanya. Jam dinding menunjukkan pukul 01.10 pagi, tapi matanya belum mau tidur. Ia menatap layar laptop, membaca laporan harian dan data-data karyawan baru.

Termasuk... Althea Safira.

“Nama yang manis,” gumamnya, lalu mengetik sesuatu.

Ia membuka catatan pribadi dari divisi SDM. Latar belakang Althea ,lulusan hukum dari universitas negeri kecil, tidak punya pengalaman kerja profesional, hidup bersama adik laki-lakinya, dan... tidak diketahui siapa ayah biologis si adik.

"Menarik." ucapnya lirih

Marco menyipitkan mata, lalu menekan tombol panggil pada interkom.

“Reno. Suruh tim investigasi diam-diam cari tahu lebih dalam soal Althea Safira. Termasuk masa lalunya ,alamat, mantan ,sekolahnya dulu ,tetangga, yahh pokoknya siapa saja yang berhubungan dengan nya.”

“Baik, Tuan,” jawab Reno cepat. Tak ada pertanyaan. Karena Reno tahu, jika CEO Dirgantara meminta menyelidiki seseorang ,bukan karena penasaran. Tapi karena curiga atau terobsesi.

---

Keesokan harinya, Althea tiba lebih pagi seperti yang diminta. Hujan masih mengguyur kota Amsterdam. Ia menatap pantulan wajahnya di kaca pintu utama DirCorp.

Blus putih, rok hitam, dan rambutnya dikepang rendah.

Dia merasa seperti murid sekolah yang salah masuk kelas ,yaitu kelas para monster.

Pukul 06.55, Reno muncul.

“Kamu ikut saya.”

Mereka masuk ke ruang rapat khusus divisi legal. Tiga orang petinggi hukum internal duduk di meja besar. Althea merasa kecil di antara mereka. Tapi ia mendengarkan dengan saksama, mencatat dengan teliti, dan ketika ditanya, jawabannya sederhana tapi tajam.

Reno meliriknya beberapa kali. Tidak tersenyum ,tapi juga tidak menginterupsi.

Pukul delapan lewat lima, pintu terbuka. Marco masuk.

Semua berdiri, begitupun Althea ikut berdiri. Tapi kali ini... ia tidak lagi menunduk.

“Duduk,” perintah Marco singkat.

Ia duduk tepat di seberang Althea. Dan entah bagaimana... ruangan itu terasa menyempit. Setiap kali Althea berbicara, Marco menatapnya tanpa berkedip.

Seolah dia bukan sedang mendengar ,tapi menilai.

Pertemuan berjalan ketat. Dua kepala divisi saling menyalahkan soal kontrak proyek luar negeri yang tertunda. Marco mendengarkan, lalu tiba-tiba berkata...

“Althea. Jika kamu CEO, dan dua orang ini saling menyalahkan, apa yang kamu lakukan?”

Tiba-tiba semua kepala menoleh ke arahnya ,termasuk Reno ,juga termasuk dua petinggi senior yang ada di sana.

Althea memegang pulpen nya erat ,nafasnya dalam.

“Saya akan tanya siapa yang terakhir memegang dokumen, kemudian siapa yang tanda tangan dan siapa yang mengawasi langsung. Kemudian saya akan minta mereka untuk membuat laporan tertulis dengan deadline satu jam,” jawabnya.

“Lalu?” tanya Marco.

“Kalau salah satu tidak bisa menjawab... saya tahu siapa yang harus diberhentikan.”

Marco menyandarkan tubuhnya ke kursi. Mulutnya menyunggingkan senyum tipis.

“Dan itulah alasan kenapa kau belum aku pecat.”

Reno menunduk pelan. Salah satu kepala divisi terlihat terdiam, dan yang satu lagi melirik Althea seolah baru sadar kalau gadis ini bukan sekadar polos. Dia ternyata gadis yang tajam dalam diamnya.

Pertemuan itu akhirnya selesai ,dengan diakhiri helaan nafas panjang ,seolah mereka yang berada di ruang itu ,termasuk Althea ,baru saja mendapatkan pasokan Oksigen yang banyak.

---

Saat waktu makan siang tiba, Althea duduk di pojok kantin karyawan. Beberapa pegawai masih menatapnya dari kejauhan. Ada yang membicarakannya dengan bisik-bisik, ada yang hanya memelototi seolah ia telah melakukan kejahatan besar.

“Kau kira siapa sih dia?”

“Kayaknya ada ‘main’ deh sama CEO...”

“Baru dua hari kerja tapi udah ikut rapat besar. Gila.”

Althea tidak peduli. Ia membuka bekal sederhana yang dibawa nya ,yaitu nasi, telur dadar, dan saus sambal.

Tapi sebelum sendoknya menyentuh nasi, seseorang menarik kursi di depannya. Ia menoleh, seorang wanita dengan blazer merah menyala dan lipstik mencolok duduk dengan senyum palsu.

“Althea, kan?”

“Iya.”

“Perkenalkan ,aku Monica, Asisten Direktur Finance. Aku ke sinj cuma mau kasih saran aja.”

Althea menatapnya. “Saran?”

Monica menyender santai ,wajahnya terlihat tidak bersahabat sama sekali. “Di tempat ini, perempuan cantik kayak kamu biasanya cuma dipakai. Jadi, sebelum kamu berharap terlalu banyak... pastikan kamu tahu diri.”

Althea menahan napas.

“Saya kerja di sini karena saya butuh uang. Bukan karena saya cari perhatian.”

Monica tertawa kecil. “Tentu, dan semua cewek yang baru kerja disini juga bilang begitu. Tapi tetap jatuh juga di pelukan CEO, kan?”

Althea menggenggam sendoknya erat. Tapi sebelum ia sempat menjawab ,ada suara berat terdengar dari arah belakang.

“Monica.”

Seketika suasana kantin hening.

Marco berdiri tepat di belakang Monica, ia mengenakan jas hitam dan dengan tatapan seperti kabut malam. Monica bangkit dengan gugup.

“Tuan Dirgantara.... saya hanya.... ”

“Saya tidak suka staf saya berbicara seperti wartawan gosip. Jika kau punya waktu untuk mengganggu karyawan baru, itu artinya kamu terlalu santai bukan? Bagaiamana kalau mulai besok, kamu siapkan laporan audit bulanan untuk saya pribadi. Harus lengkap, tanpa salah titik maupun koma!”

Monica membungkuk. Wajahnya yang tadi angkuh kini terlihat pucat. “Siap, Tuan...”Ucap nya pelan

Monica pergi dengan cepat , Marco menatap Althea sesaat, lalu tanpa berkata, ia berjalan pergi.

Althea menatap punggungnya yang menjauh dengan tatapan nanar.

Dan untuk pertama kalinya... ia merasa dilindungi. Tapi sayangnya bukan dengan cara yang lembut. Marco bukan pelindung ,Marco adalah badai yang diam-diam memutar arah angin nya ,demi dia.

Dan mungkin saja itu akan lebih berbahaya dari yang ia kira.

---

Jam istirahat usai ,Althea kembali berjalan dengan tenang sepertj biasa ,meninggal kan kantin.

Suara sumbang dan tatapan menghina didapatkan nya ,selama ia berjalan kembali ke kantor.

Namun Althea Safira adalah wanita kuat ,yang tak terkalahkan ,apalagi dengan hal sepele seperti ini.Althea pikir ,mereka itu hanya sekelompok orang iri atas pencapaian orang lain ,bukan orang yang ingin belajar seperti dirinya.

Hai Kak ,jangan lupa vote ,like dan Komen yaaa.

Saranghaeyo semua ♥️

1
ISIMPFORMITSUKI
Mantap jiwaa!
Thảo nguyên đỏ
Gemesin banget karakternya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!