Saat semua mahasiswi mencari muka di hadapan Revan, si dosen tampan tapi dingin. Ayunda justru sudah kehilangan mukanya. Setiap kali bertemu Revan, Ayunda selalu dalam masalah yang membuatnya malu di hadapan dosennya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Setelah pulang kuliah, Ayunda langsung pergi ke rumah sakit. Keadaan sang ibu sangat mengkhawatirkan. Sebenarnya Ayunda tidak ingin pergi kuliah, tapi ibunya memaksa. Jangan sampai kuliah Ayunda tertunda. Karena itulah Ayunda selalu belajar dengan giat. Demi sang ibu.
"Bu." sapa Ayunda begitu masuk ke dalam kamar inap ibu Suri.
Wanita yang berusia empat puluh tujuh tahun itu tersenyum melihat kedatangan sang anak. Dengan keadaannya yang sakit, wajahnya tampak lebih tua dari umurnya. Apa lagi selama ini hidup dalam ekonomi yang pas pasan. Membuat ibu Suri tidak sempat memakai skincare untuk merawat wajah.
"Bagai mana keadaan ibu hari ini ?" tanya Ayunda setelah memeluk ibunya.
"Ibu baik-baik saja." jawab ibu Suri yang jelas-jelas berbohong.
Sudah tiga hari di rawat di rumah sakit, namun keadaan penyakitnya semakin memburuk. Tapi dia tutupi karena tidak ingin membuat Ayunda khawatir.
Setelah satu jam menemani sang ibu, Ayunda terpaksa pergi lagi. Dia harus pergi bekerja di sebuah cafe sebagai waiters dan pulang pada pukul enam sore. Lelah memang, tapi semua harus Ayunda lakukan. Sempat berpikir untuk berhenti bekerja agar bisa merawat ibunya, namun jika dia tidak bekerja dari mana dia bisa mendapatkan uang untuk kebutuhan sehari-hari dan pengobatan sang ibu.
Ayunda mencium kening ibunya sebelum pergi. Saat Ayunda pergi, ibu Suri sedang tertidur. Tadi Ayunda juga sudah berpamitan pada ibunya.
"Permisi sus, tadi ada apa ya ?" tanya Ayunda pada seorang perawat wanita.
Saat memeriksa dan memberikan obat pada pada ibunya tadi, perawat wanita itu meminta Ayunda menemuinya.
"Dokter ingin bicara dengan anda, nona." kata perawat itu.
Seketika perasaan Ayunda jadi cemas. Takut tentang penyakit sang ibu yang mungkin bertambah parah.
"Mari saya antarkan ke ruangan dokter." ucapan perawat itu menyadarkan Ayunda.
Kemudian Ayunda mengikuti perawat wanita itu menuju ke ruangan dokter.
"Ibu anda harus segera di operasi. Tumornya sudah semakin menyebar. Saya khawatir penyakitnya akan semakin parah dan kompleks." ucap dokter yang menjelaskan pada Ayunda tentang penyakit sang ibu.
"Jika tidak dioperasi bagai mana dok ?" tanya Ayunda.
Mendengar kata operasi membuat Ayunda takut. Selain karena biayanya yang besar, Ayunda juga takut dengan keadaan sang ibu yang di operasi.
Memang selain operasi, ada juga beberapa jenis pengobatan untuk tumor seperti kemoterapi, terapi target dan imunoterapi. Namun dalam beberapa kondisi dokter akan menyarankan untuk di lakukan operasi.
"Kondisi ibu anda sudah sangat lemah. Takutnya dia tidak bisa bertahan dengan penyakitnya."
"Bagai mana prosedur untuk melakukan operasi dok ? Dan berapa biayanya?" Tanya Ayunda lagi.
Kemudian dokter menjelaskan tentang prosedur untuk melakukan operasi dan untuk biayanya Ayunda di sarankan untuk langsung ke bagian administrasi agar lebih jelas.
Sesuai saran dari dokter, Ayunda langsung pergi ke bagian administrasi. Seperti yang sudah dia duga, biaya untuk operasi tumor itu cukup mahal. Dari mana dia bisa mendapatkan uang sebanyak itu.
Dia sudah tidak punya apa-apa lagi untuk di jual atau di gadaikan. Rumah yang ditempatinya pun adalah rumah milik orang lain yang mereka sewa. Motor buntut yang biasa dia pakai pun sudah di jual dua bulan yang lalu untuk biaya berobat ibunya. Sedangkan perhiasan yang dia dan ibunya punya sudah lama terjual untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Apa aku harus jual diri saja ?
Revan pasti mau melanjutkan pengobatan kakinya apabila Ayunda sudah bersamanya...
ko pindah kota macam mana cerita ma dosennya