Calista Blair kehilangan seluruh keluarganya saat hari ulang tahunnya ke-10. Setelah keluarganya pergi, ia bergabung dengan pembunuh bayaran. Tak berhenti di situ, Calista masih menyimpan dendam pada pembantai keluarganya, Alister Valdemar. Gadis itu bertekat untuk membunuh Alister dengan tangannya untuk membalaskan dendam kematian keluarganya.
Suatu saat kesempatan datang padanya, ia diadopsi oleh Marquess Everhart untuk menggantikan putrinya yang sudah meninggal menikah dengan Duke Alister Valdemar, sekaligus sebagai mata-mata musuhnya itu. Dengan identitasnya yang baru sebagai Ravenna Sanchez, ia berhasil menikah dengan Alister sekaligus untuk membalas dendam pada pria yang sudah membantai keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fatayaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hukuman yang sepadan
Lily akhirnya dibebaskan dari penjara, digantikan Paula. Namun ia hanya akan dipenjara selama beberapa tahun, setelah Ravenna meminta agar Alister mengurangi masa hukumannya.
Penyelidikan mengenai kasus yang melibatkan Mary akhirnya terungkap. Setelah diperiksa oleh ahli racun, ternyata lukisan-lukisan yang Mary berikan pada Karina semuanya memiliki kandungan arsenik dalam cat lukisnya. Hal itu membuat Alister marah, ia mencabut investasi dari bisnis-bisnis yang Mary miliki juga memutuskan hubungan keluarga dengannya. Namun atas belas kasihnya, Mary tidak akan di bunuh, melainkan akan di kurung di penjara seumur hidup.
Alasan Mary meracuni karina adalah, ia ingin mengambil alih kediaman Duke dengan menyingkirkan kedua saudara itu, dan langkah awal paling mudah adalah dengan menyingkirkan karina, baru setelah itu Alister. Mary ingin agar anak laki-lakinya menjadi Duke.
Karina mengurung dirinya di kamar selama beberapa hari. Ia sangat sedih karena orang yang selama ini di sayanginya ternyata ingin membunuh nya. Sedangkan Alister mencarikan Karina dokter terbaik untuk mengobati penyakit paru-parunya, setelah berhasil menemukan dokter yang kompeten, Karina meminta untuk pergi ke villa selama masa pemulihkan kondisinya. Hal itu ia lakukan karena ia ingin menenangkan diri setelah situasi yang melibatkan Mary.
Waktu makan malam tiba, Ravenna berjalan masuk ke ruang makan. Disana sudah ada Alister, wanita itu menarik kursi yang sudah di sediakan untuknya. Berbeda dari hari-hari sebelumnya, Kali ini hanya mereka berdua yang makan malam bersama, tidak ada Karina maupun Mary.
Hanya terdengar suara dentingan alat makan, Ravenna sedikit tidak nyaman hanya berdua dengan pria itu di ruangan yang sama. Apalagi pria itu sama sekali tidak melihatnya sejak Ravenna datang, seolah ia tidak terlihat saja.
“Imbalan apa yang kau inginkan?” tanya Alister tiba-tiba.
“Apa?” Ravenna menatap Alister heran. Mulutnya masih penuh dengan makanan.
“Kau sudah mengungkap kejahatan bibi Mary. Jadi apa yang kau inginkan?” jelas Alister menatap kearah Ravenna.
“Aku tidak menginginkan apapun,” timpal Ravenna singkat, kembali memasukkan makanannya kedalam mulut.
Alister mengernyitkan keningnya, dia sangat jarang menawarkan orang lain untuk memilih imbalan dari nya sendiri. Namun wanita di depannya ini dengan mudah menolak tawarannya.
Ravenna kembali memandang Alister yang masih menatapnya, “Kenapa? Aku benar-benar tidak membutuhkan apapun dari mu. Lagi pula, aku hanya ingin membantu Karina, mana mungkin aku diam saja mengetahui kejahatan orang lain” ujar Ravenna santai.
“Padahal aku sudah memberimu tawaran yang bagus, setelah ini jangan datang padaku untuk meminta kembali imbalan mu,” pria itu beranjak dari kursinya kemudian keluar.
Bukankah seharusnya dia senang jika aku tidak meminta imbalan. Benar-benar aneh, sikapnya dari dulu tidak pernah berubah cibir Ravenna dalam hati.
***
“Nyonya, nyonya ada kabar gembira,” Lily berlari kecil menuju tempat tidur Ravenna.
“Ada kabar apa sepagi ini Lily?” tanya Ravenna yang duduk di kasurnya, terlihat masih mengantuk.
“Kepala pelayan tadi datang, dan dia bilang kalau tuan Duke menyerahkan urusan rumah tangga kepada anda, nyonya” ucap Lily bersemangat.
“Benarkah?” Ravenna membelalakkan matanya tak percaya, kantuknya seketika menghilang.
“Benar, kepala pelayan menitipkan kunci ruang kerja yang akan anda tempati pada saya,” Lily memberikan sebuah kunci pada Ravenna.
Ravenna menerimanya dengan mata berbinar, ia tidak menyangka kalau Alister akan menyerahkan urusan rumah tangga padanya secepat ini.
“Baiklah, kalau begitu cepat bantu aku bersiap Lily,” ucap Ravenna, ia turun dari tempat tidurnya. Akhirnya setelah menganggur beberapa saat, ada hal yang bisa ia lakukan di kediaman ini.
“Baik nyonya,” timpal Lily bersemangat.
Di ruang kerjanya, Ravenna memeriksa pembukuan yang diurus oleh Mary sebelumnya. Wanita itu terlihat fokus dengan laporan keuangan sejak satu jam yang lalu. Rupanya selama ini, Mary melakukan manipulasi laporan keuangan, dari yang ia periksa, laporan keuangan yang di buat Mary tidak sesuai dengan laporan yang asli. Selama ini Mary diam-diam mengambil dana keluarga Duke, mungkin ia mengambilnya untuk ia simpan sendiri atau ia berikan kepada putranya.
Hari-hari yang dijalani Ravenna cukup damai, tidak seperti sebelumnya saat ada Countess Mary dan Karina. Para pelayan kini lebih menghormati Ravenna dan tidak ada lagi yang berani memberikannya sarapan yang tidak layak pada wanita itu. Namun ia jadi merasa sedikit bosan, tidak ada lagi Karina yang mengganggunya seperti sebelumnya.
“Oh iya Lily, bukankah hari ini ada pesta rakyat,” tanya Ravenna saat Lily mengantarkan camilan ke ruang kerjanya.
“Benar nyonya, tiga hari yang lalu pesta rakyat digelar, tapi kenapa anda tiba-tiba membahas itu. apa anda ingin pergi ke sana?” tanya Lily.
“Aku sedang bosan, bagaimana kalau kita pergi ke sana?” ujar Ravenna.
“Baik, kalau begitu saya akan menyiapkan kereta kuda,” ujar Lily bersemangat.