*** Menjadi pemuas nafsu suami sendiri tetapi mendapat bayaran yang sangat besar. Itulah yang keseharian dilakukan Jesica Lie dan suaminya yang bernama Gavin Alexander. Status pernikahan yang di sembunyikan oleh Gavin, membuat Gavin lebih mudah menaklukan hati wanita manapun yang dia mau sampai tak sadar, jika dirinya sudah menyakiti hati istrinya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gustikhafida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
"Iya! Dia suamiku. Puas?" jawab Jesica. 'Pasti Mas Gavin marah besar padaku.' gumamnya dalam hati.
"Lepaskan aku!" teriak Jesica lagi.
Plak!
"Tamparan itu pantas untukmu!" ucap Raisa dengan emosi. 'Tamparan itu karena kau mendapat suami kaya! Aku benci!' batin Raisa.
Jesica mengusap bekas tamparan Raisa. "Aku yakin, suamiku akan datang menolongku dan dia tidak akan memaafkanmu!" ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
"Hahaha … menolongmu? Hei, jangan mimpi! dia tidak tahu keberadaanmu, pelacur! Dan aku sudah punya rencana untuk membuat suamimu jatuh hati padaku. Yang pantas mempunyai suami kaya raya itu aku, bukan kamu!"
"Aku pela cur karenamu," geram Jesica lalu menarik rambut Raisa. "Kalau kamu tidak membawaku ke tempat ini, aku tidak akan mungkin menjadi pela cur di sini." teriaknya lagi.
Raisa tak mau kalah, dia menarik rambut Jesica dan akhirnya mereka bertengkar. "Dasar anak tidak tahu diri! Anak tidak berguna! Anak pembawa sial! Berani-beraninya kau menarik rambutku!" teriak Raisa.
Mami Rita beserta anak buahnya hanya menonton pertengkaran tersebut tanpa berniat memisahkan.
'Jadi karena Gavin? Dan Gavin sudah menikahi Jesica? Pantas saja, dia marah besar.' gumam Mami Rita dalam hati.
Mobil Gavin sampai di parkiran club malam yang tutup. Dia menerobos masuk kedalam dan tiba-tiba ada anak buah Mami Rita yang menghadangnya.
"Apa anda sudah membuat janji dengan bos kita?" tanya anak buah Mami Rita.
"Jangan halangi aku!" ucap Gavin emosi. Gavin menerobos masuk kedalam dan mendengar suara keributan dari salah satu kamar.
Gavin berlari kearah keributan tersebut dan dia melihat Mami Rita yang sedang berdiri di depan kamar.
"Dimana Jesica?" teriak Gavin membuat Mami Rita terkejut.
"Kau sudah merusak rambutku, pelacur!" teriak Raisa sembari menarik rambut Jesica.
"Tante yang tidak tahu diri! Tante wanita iblis!" teriak Jesica.
Gavin masuk kedalam kamar dan melihat istrinya yang sedang berkelahi dengan Raisa. Tanpa pikir panjang, Gavin berlari memisahkan pertengkaran tersebut.
Raisa terkejut karena kedatangan Gavin tiba-tiba, dia berusaha merapikan rambutnya yang berantakan.
'Kenapa Gavin tiba-tiba ada di sini? Apa jangan-jangan ada yang memberitahu keberadaan Jesica? Tapi siapa? Apa jangan-jangan Mami Rita?' gumam Raisa dalam hati.
Sedangkan Jesica. wanita itu mengumpat di balik tubuh suaminya.
"Mas, aku takut! Dia menjebakku." ucap Jesica menunjuk kearah Raisa.
Raisa menggelengkan kepalanya. "Jangan dengarkan ucapannya! Dia berbohong! Aku tidak pernah membawanya kemari. Dia sendiri yang memintaku untuk diantar kemari." jawab Raisa.
"Tidak, Mas. Kamu harus percaya denganku! Aku di jebak! Tiba-tiba kepalaku pusing setelah minum minuman yang diberikan Tante Raisa, lalu setelah aku sadar, aku sudah ada di sini. Aku mohon, Mas! Kamu harus percaya aku." ucap Jesica memohon, air matanya jatuh membasahi pipi.
"Aku ada tugas untukmu. Dan aku akan membayarmu 5 milyar asalkan kamu bisa melakukan perintahku." ucap Gavin kepada Mami Rita.
"5 milyar? Dengan senang hati, aku lakukan asalkan tidak menutup tempat ini." jawab Mami Rita.
'Mas Gavin mau ngapain? Apa dia mau mengembalikan aku ke tempat ini lagi?' gumam Jesica dalam hati.
'Kira-kira, apa yang mau dilakukan Gavin?' gumam Raisa dalam hati.
Di sisi lain.
Boy mencari keberadaan Jesica di rumah sakit, tetapi dia tidak menemukan.
"Kemana lagi, aku harus mencarimu, Jes?" gumam Boy panik. Boy mengendarai mobilnya pelan dengan ekor mata berkeliaran menatap pinggir jalan.
Brak!
Boy mengerem mendadak saat mendengar sesuatu di depan mobilnya.
"Hei, turun!" teriak seseorang.
"Siapa yang teriak? Perasaan aku tidak menabrak siapapun?" gumam Boy lalu keluar mobil dan dia mendapati seorang wanita yang sedang meringis kesakitan.
"Kenapa anda di depan mobil saya?" tanya Boy kebingungan.
"Kamu bilang kenapa? Hei, buka lebar matamu! Mobilmu sudah menabrakku! Dan kamu masih bilang, aku kenapa? Dasar orang kaya sombong!" teriak orang itu.
"Tapi aku tidak merasa menabrak." gumam Boy lagi.
"Astaga, barang-barangku jadi berantakan, kan? Makananku juga tumpah! Ini semua karenamu!" teriak orang yang di tabrak oleh Boy.
Boy memunguti barang bawaan wanita yang di tabraknya lalu dia membantu wanita tersebut berdiri.
"Sudah beres kan? Aku harus pergi." ucap Boy yang hendak meninggalkan wanita itu di pinggir jalan.
"Eh, tunggu! Kaki ku terkilir dan aku tidak bisa jalan! Setidaknya tanggung jawab dong! antarkan aku ke rumah."
"Tapi aku tidak bisa. Aku harus cari seseorang." tolak Boy.
"Aku teriak nih!" ancam wanita itu.
Boy menghela napasnya panjang, dia mengangguk dan menggendong tubuh wanita itu masuk kedalam
mobilnya.
Akhirnya mobil Boy kembali berjalan. "Dimana rumahmu?" tanya Boy yang fokus menatap jalanan.
"Akan ku tunjukan arahnya."
"Terimakasih sudah menolongku. Namaku Tania." ucap Tania mengulurkan tangannya.
"Aku sudah menabrakmu, jadi kau tidak perlu berterimakasih padaku." jawab Boy.
"Em, sebenarnya aku yang salah. Aku tadi tidak fokus nyebrang karena bermain ponsel. Maafkan aku, hehehe …" ucap Tania yang membuat Boy mengerem mendadak.
"Aduh!" keluh Tania.
"Mas, kalau nyetir yang bener, dong! Kepalaku jadi sakit, kan?" gerutunya.
"Aku tidak kenal kamu dan kamu berani menipu aku? Cepat turun dari mobilku!" teriak Boy.
"Tapi, Mas? Aku—"
"KELUAR!" bentak Boy membuat Tania keluar dari mobil Boy. Dan Boy mengendarai mobilnya kencang.
"Dasar menyebalkan! Padahal, aku sudah menolongnya! Coba saja kalau aku tidak pura-pura ketabrak, pasti dia sudah mati di tabrak truk bermuatan pasir karena dia tidak fokus menyetir!" gerutu Tania lalu teringat dengan barang-barang bawaanya yang tertinggal di mobil Boy.
"Hei, Tunggu! Barangku!" teriak Tania.
"Ah sial! Niat hati ingin menolong orang, malah aku yang kena sialnya!"
Boy menyalakan musik dengan keras. "Dasar wanita gila! Aku tahu, aku tampan tapi aku tidak suka di tipu. Kalau dia mau berkenalan denganku, tinggal bilang saja!" gerutu Boy kemudian mencoba menghubungi Jesica.
Di tempat Mami Rita.
Jesica dan Raisa terlihat ketakutan saat melihat Gavin yang sedang berbisik dengan Mami Rita.
"5 Milyar, aku akan kirim uangnya sekarang asalkan kamu bisa melakukan semua perintahku." ucap Gavin dengan senyum sinisnya.
"Itu hal yang mudah. Aku pastikan dia tidak bisa keluar dari tempat ini selamanya." jawab Mami Rita denga tertawa nya.
"Bodyguard, bawa dia!" pinta Mami Rita.
Jesica berusaha menghindar, dia sangat ketakutan saat melihat bodyguard mami Rita berjalan kearahnya.
Gavin berdiri di samping Mami Rita.
"Mas Gavin!" teriak Jesica saat bodyguard memegang tangan Jesica dan membawanya keluar kamar.
"Mas, aku mohon! Aku tidak mau bekerja di tempat ini lagi. Aku mohon, Mas!" pinta Jesica dengan mata berkaca-kaca.