NovelToon NovelToon
Mantan Terindah

Mantan Terindah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:10.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lailatus Sakinah

Menikah sekali seumur hidup hingga sesurga menjadi impian untuk setiap orang. Tapi karena berawal dari perjodohan, semua itu hanya sebatas impian bagi Maryam.
Di hari pertama pernikahannya, Maryam dan Ibrahim telah sepakat untuk menjalani pernikahan ini selama setahun. Bukan tanpa alasan Maryam mengajukan hal itu, dia sadar diri jika kehadirannya sebagai istri bagi seorang Ibrahim jauh dari kata dikehendaki.
Maryam dapat melihat ketidaknyamanan yang dialami Ibrahim menikah dengannya. Oleh karena itu, sebelum semuanya lebih jauh, Inayah mengajukan agar mereka bertahan untuk satu tahun ke depan dalam pernikahan itu.
Bagaimana kelanjutan pernikahan mereka selanjutnya?
Ikuti kisah Maryam dan Ibra di novel terbaru "Mantan Terindah".

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lailatus Sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tekad Maryam

Enam bulan berlalu, Maryam tampak menikmati perannya sebagai seorang istri. Begitu pun dengan Ibra, semua kebutuhannya selalu terpenuhi oleh Maryam. Menikah dengan wanita yang tidak dicintai bahkan baru ditemuinya di hari pernikahan ternyata tidak seburuk yang dibayangkannya.

Sarapan pagi menjadi salah satu momen keduanya untuk menikmati waktu bersama, karena setelah pergi ke kantor Ibra baru akan kembali lepas dari waktu Isya. Dalam kurun waktu enam bulan ini hanya pagi hari waktu mereka bisa bersama.

Maryam yang terbiasa disibukkan dengan segudang kegiatan, awal-awal menikah sempat merasa jenuh, namun seiring waktu dia mulai terbiasa dan seorang Maryam tidak pernah kehabisan kreatifitasnya. Membaca dan menulis menjadi pelampiasan kejenuhannya.

Dalam waktu dua bulan tiga novel online berhasil dirilis dan mendapat sambutan luar biasa dari para pembaca setianya.

Suatu hari Maryam meminta izin pada suaminya untuk pergi ke pusat perbelanjaan karena banyak keperluan pribadinya yang sudah habis. Tanpa sengaja dia bertemu sahabatnya saat SMA dulu, dan mereka pun melanjutkan komunikasi via chat.

Anisa, sahabat Maryam yang berprofesi sebagai pedagang online mengajaknya untuk bergabung. Pekerjaan mereka hanya dilakukan di dalam ruangan, mempromosikan aneka pakaian wanita melalui aplikasi komersial yang sudah banyak dikenal orang.

Maryam sempat ragu apakah dia akan diizinkan untuk bekerja atau tidak, namun mengingat kembali perjanjian tidak tertulis mereka yang akan mengakhiri pernikahan setelah satu tahun Maryam pun menguatkan tekad untuk kembali mulai bekerja.

"Akang, sibuk gak?" Maryam perlahan membuka ruang kerja Ibra setelah sebelumnya mengetuknya dan mendapat jawaban agar dirinya masuk.

Seperti inilah setiap malam yang mereka lalui, setelah pulang dari kantor Ibra kembali masuk ke ruang kerjanya dengan alasan masih ada pekerjaan. Dia baru akan kembali ke kamar mereka setelah Maryam terlelap.

"Lumayan, ada apa?" Ibra menghentikan pekerjaannya, di tutupnya map yang tengah dibacanya lalu di simpan di atas meja.

"Ada yang mau aku bicarakan."

"Tentang apa? Duduklah." Ibra menyuruh Maryam duduk di sopa yang juga di dudukinya kini.

"Minggu kemarin waktu aku ke mall kebetulan bertemu teman lama, dia ... " Maryam pun menceritakan pertemuannya dengan Anisa, tidak lupa dia juga menceritakan pekerjaan Anisa yang berjualan online dan mengajaknya untuk bergabung.

"Kamu gak bakalan capek kalau kerja?" tanya Ibra setelah menyimak penjelasan panjang lebar Maryam.

"Yang namanya kerja ya pasti capek atuh Kang, justru aku jadi merasa kurang produktif kalau dirumah terus. Apalagi pekerjaan rumah hampir semuanya dikerjakan sama Bi Ati. Ya, tapi kalau Akang tidak mengizinkan ya ... gak apa-apa juga." jawab Maryam pasrah dengan keputusan yang akan Ibra berikan.

"Kamu bisa pergi-pergi sendiri, ini bukan Garut loh." Ibra masih tampak meragu untuk mengizinkan Maryam bekerja.

"Akang, aku kuliah tiga setengah tahun loh di Bandung, ditambah kerja paruh waktu juga di beberapa tempat. Belum lagi kegiatan menjadi volunter yang sering keliling Bandung raya ... "

"Cukup." jeda Ibra,

"Baiklah, aku izinkan. Tapi, kamu harus sudah ada di rumah sebelum aku pulang."

"Alhamdulillah, siap Kang!" Maryam tampak senang sekali, bahagianya mendapat izin boleh bekerja seperti mendapat izin kuliah saat dirinya memohon pada Abah.

"Dan jangan lupa, cadarnya dipakai."

"Tentu, Insya Allah." sahut Maryam lagi, dia pun berdiri. Pamit untuk kembali ke kamarnya.

Dalam ruang kerja Ibra merenung, benarkan dengan apa yang sudah diputuskannya. Tapi saat dia kembali mengingat jika selama ini Maryam pasti bosan berada di rumah.

Tok ...tok ...tok ...

Maryam kembali mengetuk pintu ruang kerja suaminya. Dengan sebelah tangan dia memegang nampan penuh hati-hati sementara satu tangannya membuka pintu perlahan.

"Kang, aku bawakan kopi sama sedikit kue yang tadi sore aku bikin. Mudah-mudah bisa menemani akang menyelesaikan pekerjaan akang."

Ibra menganggukan kepalanya ke arah Maryam, dengan senang hati dan wajah penuh senyum Maryam menyimpan kopi dan sepiring kecil kue di meja sofa yang ada di ruang kerja Ibra.

"Taruh di sini saja." Ibra meminta Maryam untuk memindahkan kopi dan kue ke meja kerjanya.

"Iya ..."

Maryam pun kembali mengambil kopi dan kue untuk dipindahkan ke meja kerja Ibra.

"Ini Kang, selamat menikmati."

"Terima kasih."

"Dengan senang hati." jawab Maryam

Maryam pun hendak keluar dari ruang kerja suaminya setelah melihat Ibra menyesap kopi yang dibawakannya. Namun ...

Deg ...

Maryam menghentikan langkahnya saat tanpa sengaja ujung matanya melirik layar laptop milik Ibra.

Foto seorang wanita yang tidak dikenalinya. Yang pasti bukan adiknya Ibra, atau pun uminya, apalagi dirinya.

"Apakah ..." pikiran Maryam berkecamuk, secara cepat logikanya menyimpulkan jika wanita itu adalah seseorang yang berharga dalam hidup suaminya. Bisa jadi, karena perempuan itu yang membuat Ibra tidak nyaman dengan pernikahan mereka.

"Kenapa?" melihat Maryam menghentikan langkah Ibra berhenti sejenak menyesap kopinya,

"Tidak, aku pamit." ucap Maryam lirih tanpa melihat ke arah Ibra yang menautkan alisnya karena heran dengan tingkah Maryam.

"Aduuh, jangan-jangan dia melihat foto ini."Ibra menepuk jidatnya.

Sampai saat ini dia memang belum mengganti wallpaper laptopnya. Sejujurnya, sampai saat ini dia masih menanti seseorang yang sejak awal kuliah di Mesir membuatnya jatuh cinta, namun cinta yang dimilikinya sebatas cinta dalam hati.

Mereka bertemu saat masa orientasi mahasiswa baru dan ternyata mereka satu jurusan bahkan satu kelas, keduanya menjalin pertemanan hingga ketika tingkat dua Ibra memberanikan diri untuk mengungkapkan cintanya.

Sayangnya dia ditolak karena sang pujaan hati ingin fokus kuliah. Ibra pun bersedia menunggu saat sang wanita yang dicintainya itu bilang baru akan membuka hati untuk laki-laki setelah selesai kuliah S1.

Waktu wisuda pun tiba, Ibra dengan hati yang berbunga menyatakan cintanya kembali kepada gadis yang dicintainya itu. Sayangnya, sang gadis memilih untuk melanjutkan S2 dan tidak ingin terganggu dengan yang namanya pacaran.

Ibra pun mengerti, justru merasa bangga dengan prinsip yang dimiliki gadis yang dicintanya itu. Mereka pun sama-sama melanjutkan kuliah S2 namun kali ini berbeda jurusan tetapi masih di universitas yang sama.

Ketika keduanya menyelesaikan pendidikan S2 nya, Ibra yang telah setia menunggu kembali menyatakan cintanya. Sayangnya sang gadis masih ingin melanjutkan study na. Cita-citanya belum tercapai ucapnya kala itu, dan Ibra pun mengerti.

Dia bukan tipe laki-laki yang suka memaksa, dia pun mengatakan jika cintanya untuk gadis itu masih sama, tak ada yang berubah dan Ibra akan menunggu.

Ibra mengisi hari-harinya dengan bekerja, selain mengelola bisnis travel milik keluarganya yang ada di Mesir Ibra pun melebarkan bisnisnya ke bidang kuliner, dalam kurun waktu tiga tahun dia berhasil memiliki beberapa cabang restoran khas Indonesia di sana.

Tak ada hal lain yang Ibra lakukan untuk menghabiskan waktunya selain bekerja dan bekerja, hingga tiba saatnya dirinya dipaksa harus kembali ke Indonesia dan menikah dengan Maryam.

"Maafkan aku, sampai saat ini namamu masih terpatri rapi di relung hatiku " ucap Ibra lirih sembari mengusap layar laptop yang menampilkan wajah gadis yang dicintainya sejak dulu.

Sudah empat bulan Maryam menikmati rutinitas barunya berjualan online. Tanpa melupakan kewajibannya sebagai seorang istri Maryam menjalani aktivitas barunya dengan menyenangkan. Ilmu manajemen yang dipelajarinya saat kuliah menjadi bekal dalam meniti karirnya di dunia perdagangan online itu.

Ibra tidak pernah bertanya apapun mengenai pekerjaannya, apalagi Maryam selalu berada di rumah saat Ibra akan berangkat maupun pulang.

Maryam berangkat ke tempat yang dijadikan Anisa untuk berjualan online sekitar jam sembilan, tentunya setelah Ibra pergi ke kantor dan dia kan kembali pulang ke rumah setelah salat Ashar.

Ibra pun masih rutin setiap bulan mentransfer uang ke rekeningnya sebagai nafkah, padahal semua kebutuhan rumah juga sudah terpenuhi. Tapi kata Ibra itu berbeda, uang yang ditransfer ke rekening Marya adalah untuk memenuhi kebutuhan pribadi Maryam. Maryam pun hanya bisa berterima kasih.

Kelihaian Maryam dalam mengatur alur bisnisnya, Maryam mulai menelorkan idenya dengan membuat brand pakaian muslimah miliknya. Maryam.

Walau pun hubungannya dengan Ibra tak kunjung ada kemajuan namun hal itu tidak menjadi soal buat Maryam. Tekad dalam hatinya semakin bulat untuk dapat berdikari di atas kaki sendiri. Jika sudah waktunya tiba untuk berpisah dengan Ibra setidaknya Maryam sudah mempunyai kehidupan yang layak. Tekad Maryam.

1
adelina rossa
belum ngedip mata udah selesai aja bacanya kak..penasaran sama ibra mau ngomong apa lagi dia....pokoknya maryam harus bahagia...lanjut kak
Mutiara Nisak
aduuhh....
makin nyut2tan hati ini,gmn ibra perasaan mu stlh tau semua yg kau lakukan tak dpt d sembunyikan dr istri,krn perasaan istri itu sangat peka.....
dyah EkaPratiwi
kog sakit nya mpe sini kak, Ibra jahat banget
Naya
jug gera balik maneh ibra aing mah ges teu kuat hayang nalapung🤾
maryam semangat😭💪
Mawar
suka sama krkter maryam, tp klw bs jngn pisah kak buat ja siibra bucin hbis.lnjut kak 👍
Adiba Shakila Atmarini
iya thor dikit bangt..bacanya sambil deg degan lagi..maaf ya thor..🙏
Nenny
👍
Suci Dava
kok terasa sedikit yaa thor bacanya 🙏, jngn lama2 yaa thor update nya
Mawar
nyesek banget..😢
adelina rossa
saya dukung maryam kak...sebagai perempuan kita harus punya sikap jangan mau disepelekan sama ibra...kalau ibra ga bisa lepas dari tasya mending kamu yang melepaskan diri...lanjut kak
Nie
beneran sesek bacanya .... 😭😭
Khadijah Nafisah
apa kah hati 😁
Naya
😭😭 bahagia lah maryam
dyah EkaPratiwi
yg kuat Maryam
Mutiara Nisak
beneran nyesek lho,saat semua tau kebenaran rumah tangga anak serta adek mereka,tp....untung aja si ibra blm dtg saat iam menjelaskan semua nya,andai ada ibra...bs2 si ibra nutupin kelakuan nya dan iam makin tersakiti...semoga aja keluarga nya terutama ortunya g smpk emosi tingkat tinggi saat ibra dtg nanti....
Adiba Shakila Atmarini
lanjut thor..🥲🥲
Suci Dava
Bagus Maryam, cepat ambil sikap, apapun alasannya PERSELINGKUHAN tdk di benarkan, apalagi Ibra orang paham agama.
Fitri Yani
/Sob/lanjut baba LG thor
Adiba Shakila Atmarini
makin kesini makin jadi ni ulat keket..ibra mah g tegas..jangan bilang k2nya mau d miliki..ogah iam..
Mawar
lnjut kak mkin seru aja..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!