Kegaduhan dunia sihir membawa malapetaka di dunia manusia, petualangan seorang gadis yang bernama Erika Hesly dan teman temannya untuk menghentikan kekacauan keseimbangan dunia nyata dan sihir.
apakah yang akan dilakukan Erika untuk menyelamatkan keduannya? mampukah seorang gadis berusia 16 tahun menghentikan kekacauan keseimbangan alam semesta?
Novel ini terinspirasi dari novel dan film Harry Potter, jadi jika kalian menyukai dunia fantasi seperti Harry Potter maka kalian wajib baca yaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elicia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 19
Cup
Sebuah kecupan lembut mendarat tepat di bibir ranum Erika, terlihat gadis itu membeku di tempat saat Alzer mencuri kecupan dari bibirnya.
"...itu...karena kau tidak mau diam..." Bisik Alzer yang membuat pipi Erika merona.
Erika mendorong pelan tubuh Alzer yang berada sangat dekat dengannya, kali ini gadis itu diam membisu, sangat berbeda dengan beberapa menit yang lalu.
"...dasar...dasar mesum" ucap Erika yang kemudian berjalan cepat untuk meninggalkan Alzer.
Seketika keadaan menjadi sunyi, Erika pergi meninggalkan Alzer sendiri, terlihat laki-laki dengan jubah abu-abu itu tengah menunduk menyembunyikan semburat merah di pipinya.
Jarinya bergerak ke arah bibirnya, dia mengusap lembut bibir yang masih menyimpan rasa hangat dari bibir Erika, laki-laki itu menghela nafas lembut sebelum bersuara.
"...aku...sepertinya aku sudah gila.." lirih Alzer yang tak bisa berhenti menyunggingkan senyum di bibirnya.
Laki-laki itu menatap tempat kepergian Erika, jarinya bergerak menyisir rambutnya yang berantakan terkena angin.
"...manis..."
***
Di sisi lain di hutan gelap tengah terjadi kekacauan yang membuat beberapa siswa terluka. Para Profesor yang bertugas kini tengah menangani hal itu, hewan-hewan ganas yang harusnya tertidur di hutan gelap kini tiba-tiba mengamuk dan menimbulkan kekacauan.
Beberapa siswa yang terpilih masuk kini kembali lebih cepat dari waktu yang di tentukan, kekacauan yang membabi buta terlihat dari layar monitor yang mengambang di udara.
"Bagaimana bisa itu terjadi?" Tanya Kira dengan nada hawatir.
"Entahlah, jika di lihat harusnya hewan-hewan buas itu masih tertidur jauh di dalam hutan" sahut Etor yang kini tengah menyaksikan kedua Profesor yang tengah menangani hewan-hewan itu.
Kira melihat sekitar, sedari tadi gadis itu mencari keberadaan Erika yang tidak datang hari ini.
"Hey Etor, apa Erika menghubungimu?" Tanya Kira yang hanya di jawab gelengan kepala oleh Etor.
"Entah kenapa aku hawatir dengan Erika" gimana Kira yang kembali melihat ke arah layar.
Beberapa saat setelah itu kelas di bubarkan karena kondisi yang semakin diluar kendali, para siswa baik Potion maupun Sorcerer berbondong-bondong keluar dari stadion.
Terlihat Erika tengah berjalan ke arah dua orang temannya, dengan wajah bertanya-tanya dia menghampiri Etor dan Kira yang baru saja keluar.
"Hey...apakah kelasnya sudah selesai? Kenapa cepat sekali?" Pertanyaan itu keluar dari bibir Erika.
"Ada kekacauan, lagipula kau darimana saja sih? Kenapa baru datang?" Kesal Kira yang baru melihat keberadaan temannya.
Mendengar pertanyaan Kira, pipi Erika kembali memerah, membuat kedua temannya bertanya-tanya tentang apa yang membuat Erika seperti itu.
"Oh..ada apa? Kenapa wajahmu memerah?" Kali ini Etor lah yang bertanya
"T-tidak...hanya panas saja" balas Erika cepat
"Aku tadi hanya lupa tidak menyalakan alaram jadi aku terlambat!" Erika dengan cepat mengalihkan pembicaraan.
Kedua temannya terlihat menyipitkan mata mereka, hal itu membuat Erika sedikit salah tingkah dan mengalihkan pandangannya ke sembarang tempat.
Dan sialnya, tatapan gadis itu lagi-lagi berteman pandang dengan seseorang yang ia hindari saat ini. Alzer, laki-laki itu kini tengah menghampiri teman-temannya, pandangan mata Alzer terus menatap ke arah Erika yang salah tingkah.
"Ugh...ayo pergi" ucap Erika yang saat ini menarik kedua temannya menuju tempat lain.
"Hey ada apa? Kenapa tiba-tiba?" Kira mengikuti Erika yang menarik lengannya begitupula dengan Etor.
"Tidak ada, tidak enak saja di sana, rasanya seperti ada sesuatu yang jahat" ucap Erika asla.
"Mana ada hal seperti itu di sini" Bantar Etor
"Ada, buktinya aku merasakannya" kini mereka berganti tempat di salah satu taman kelas Potion.
"jadi kenapa tiba-tiba kelas di bubarkan?" Tanya Erika pada kedua temannya.
"Entahlah, tiba-tiba saja tadi terjadi kekacauan di hutan gelap" jawab Kira sambil memainkan rambut kuncir duanya.
"Kekacauan?" Ulang Erika yang di anggukki oleh kedua temannya.
"Yup, tiba-tiba saja hewan yang harusnya tertidur di bagian paling dalam hutan terbangun dan menyerang siswa yang terpilih" jelas Etor yang langsung di anggukki Erika.
"Kenapa itu bisa terjadi?" Tanya Erika yang hanya mendapat gelengan kepala dari kedua orang di depannya.
"Karena mereka sengaja di bangunkan" ucap seseorang dari arah lain
Pria tegap dengan jubah biru yang melekat di tubuhnya, dia adalah Penyihir Henry dari menara di ujung selatan dunia sihir.
"T-tuan Henry...." Etor dan Kira menatap orang itu dengan tatapan tidak percaya.
"Halo" sapa Henry dengan senyuman lembutnya.
pipi Etor bahkan Kira sudah memerah padam, mereka tidak menyangka akan bertemu salah satu idola mereka di sini.
"H-halo..." Sapa Kira dengan perasaan malu-malunya, jari gadis itu tengah bermain di rambutnya yang di kepang dua.
Melihat tingkah temannya, Erika hanya bisa menggelengkan kepala, dia membenarkan kacamatanya sebelum bersuara.
"Apa yang anda lakukan di sini tuan Henry?" Tanya Erika yang penasaran, begitu juga dengan kedua temannya.
"aku menerima laporan adanya kekacauan di dalam hutan gelap, jadi aku datang untuk menanganinya" jawab Henry.
"Tapi...bukankah anda harusnya segara kesana?" Kali ini Etor lah yang bersuara.
Mendengar pertanyaan Etor Henry hanya tersenyum dan menunjukan salah satu bola sihirnya.
Pada bola itu diperlihatkan keadaan hutan yang sudah membaik, hewan yang mengamuk sebelumnya telah berhasil di tidurkan kembali oleh beberapa orang berjubah biru.
"Tenang saja, anak buahku sudah menangani mereka" ucap Henry menenangkan.
"Aku dengar hewan-hewan itu bangun saat ada beberapa siswa yang melakukan kelas gabungan, apakah kalian terluka?" Pertanyaan itu keluar dari bibir Henry.
Mendengar apa yang telah di katakan oleh idolanya Kira dengan cepat menjawab.
"Tidak...kami baik-baik saja tuan, terimakasih atas perhatian anda" ucap Kira dengan wajah malu-malu nya.
"Baguslah kalau begitu" ucap Henry dengan senyum ramahnya.
"tapi....kenapa sebelumnya anda bilang mereka sengaja dibangunkan?" Kali ini Etor lah yang bersuara.
Sebelum menjelaskan Penyihir tongkat tinggi itu berdahem sebentar sebelum kembali bersuara.
"Ada beberapa hal yang dapat membangkitkan hewan di hutan gelap..." Ucap Henry
"Salah satunya adalah hadirnya Energi jahat atau bisa dibilang Sihir Gelap yang sangat tidak disukai hewan-hewan itu" lanjut Henry menjelaskan.
Mendengar itu Kira mengetuk dagunya dengan jarinya, ia tampak berfikir sebelum bersuara.
"Tapi tuan Henry...bagaimana jika ternyata hewan itu bangun, karena kebisingan yang dilakukan siswa Potion dan Sorcerer saat ujian?" Pertanyaan itu datang dari mulut Kira.
"Itu tidak mungkin" Henry menjentikkan jarinya saat menjawab gadis itu
"Sebelum ujian di lakukan, bahkan jauh-jauh hari sebelum itu, para penyihir sudah membuat segel pembatas yang dibuat khusus, hanya untuk menjaga para hewan buas itu tetap tertidur di tempat mereka"
"Bahkan bisa kupastikan suara seberisik apapun tidak akan bisa membangunkan hewan-hewan itu"
"Kecuali jika....sihir itu di rusak dengan sihir hitam" lanjut Henry membuat ketiga siswa di depannya semakin bersemangat mendengar apa yang terjadi.
"Tapi....sihir hitam...siapa yang memakainya?" Erika kembali bersuara
"Entahlah, kami masih menyelidiki tentang itu, tapi satu hal yang harus kalian lakukan..." Ucap Henry mendekatkan badannya.
"...kalian harus segera lari jika melihat seseorang pengguna sihir hitam, karena itu sangat berbahaya" bisik Henry ke pada mereka bertiga.
"Terutama kau Erika, karena kau memiliki Energi Murni di tubuhmu" lanjut Henry.
"Apa!? Erika memiliki Energi Murni? Itu...tidak mungkin..." Ucap Etor tidak percaya, begitupula dengan Kira.
"Oh...kau belum menceritakannya pada teman-temanmu ya?" Tanya Henry saat melihat ketidak Tahuan kedua teman Erika.
"Haha...saya berfikir untuk merahasiakannya sampai saya bisa menguasainya..." ucap Erika merasa bersalah.
Kedua temannya menatap Erika dengan tatapan tak percaya, hati mereka seolah-olah merasa terhianati oleh apa yang dilakukan Erika.
"Wah...kupikir kita teman..." Kira menyentuh dada kirinya
"Ya...sepertinya pertemanan ini akan sampai disini..." Ucap Etor dramatis.
Melihat itu Henry hanya tersenyum seolah-olah ia tengah mengingat saat-saat dirinya berada di Akademi Gilforda sebelum lulus.
"Hey ayolah...aku tidak bermaksud merahasiakannya kok..." Terdengar Erika tengah membujuk kedua temannya.
Suara gelak tawa memenuhi taman saat mereka semua berbincang bersama, Henry sang penyihir juga ikut menikmati indahnya awan sore di bangku taman bersama ketiga siswa disana, mereka sama-sama menikmati pergantian hari sambil berbincang ringan bagai keluarga.