Rate. 21+ 🔥
Darren Alviansyah, anak konglomerat yang terkenal dengan sifatnya yang sombong dan juga hidupnya ingin selalu bebas, serta tidak mau di atur oleh siapapun. Darren juga tidak mau terikat dengan yang namanya wanita, apalagi pernikahan.
Setiap harinya Darren selalu menghabiskan waktunya hanya untuk bersenang-senang dan akan selalu pulang dalam keadaan mabuk, membuat kedua orang tuanya kesal. Darren juga tidak bisa memimpin perusahaan Papinya dan hal itu semakin membuat orang tuanya murka. Pada akhirnya orang tuanya mengirimkannya ke kampung halaman supir pribadinya.
Dira Auliyana, gadis yang sederhana juga mandiri. Dia di tugaskan untuk merubah sifat sombongnya Darren, hingga dirinya harus terjebak pernikahan dengan Darren.
Mampukah Dira menaklukkan sifat Darren yang selalu membuatnya kesal dan pernikahan seperti apa yang mereka jalani?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon roliyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seafood ikan asin
Selesai mandi dan juga sudah berpakaian. Darren langsung mencari orang rumah tapi tak ada siapapun di rumah itu. Darren melangkahkan kakinya ke luar rumah dan hanya ada Dira yang ada di rumah. Darren menghampiri Dira yang tengah membaca novel, Darren berdiri menghadap Dira, lalu Dira mendongakkan kepalanya.
"Eh, cewek burik. Buatkan gue makan!" titah Darren seraya berkacak pinggang.
Dira mendengus karena di panggil cewek burik, "Dengar ya, namaku DIRA. Bukan cewek burik!" ucap Dira kesal.
"Terserah gue, mulut-mulut gue! Emang kenyataan kamu cewek burik dan satu lagi, yaitu kamu pendek. Kayaknya waktu pembagian kecantikan dan tinggi badan kamu nggak pernah datang ya? Makanya kamu burik dan pendek!" Hina Darren tanpa rasa bersalah.
Ingin rasanya Dira mencekik lelaki yang sedang berdiri di hadapannya, dengan kesal Dira langsung berdiri dan menatap tajam mata coklat milik Darren.
"Kenapa?" tanya Darren bingung.
"Kenapa kamu bilang! meskipun aku pendek tapi banyak yang suka sama aku!"
"O ya? berarti pemuda di desa ini semuanya katarak. Nggak bisa bedain mana cewek cantik sama cewek burik." ucap Darren Santai.
Kini, kekesalan Dira semakin bertambah. Lelaki di hadapannya ini benar-benar sudah membuat seorang Dira naik pitam. Karena kesal Dira langsung menginjak kaki Darren dan melangkah meninggalkan Darren sendirian di rumah.
"Eh, Lo mau kemana?" teriak Darren.
Tapi Dira tak menyahutinya, rasa kesal lebih mendominasinya. Pada akhirnya Darren mengikuti langkah Dira dan mensejajari langkah kaki Dira.
"Ngapain kamu ikut!" ketus Dira tanpa menengok.
"Kenapa? lagian Lo harusnya nyediain makan buat gue malah pergi," sergah Darren. "Gue itu laper."
"Kalau laper ya tinggal makan!"
"Gue nggak mau makanan kampung, gue maunya makan seafood," jelas Darren." Lagian di rumah nggak ada orang yang bisa di mintai masak buat gue."
Dira berhenti melangkah dan menengok menatap wajah Darren yang sombongnya minta ampun.
"Kamu mau makan sama seafood?" tanya Dira.
"Iya...." angguk Darren cepat.
"Oke, aku akan buatkan makanan yang kamu mau."
"Ya sudah cepetan, gue udah lapar banget nih," ucap Darren seraya memegang perutnya yang sedari tadi sudah berdendang ria.
"Lebih baik kamu tunggu di rumah, aku mau belanja dulu ke warung."
"Oke, tapi jangan lama-lama," pinta Darren dan Dira pun mengangguk.
Darren kembali ke rumah sedangkan Dira melanjutkan langkahnya ke arah warung untuk membeli bahan makanan.
Darren merengut kesal menunggu Dira di rumah, tapi yang di tunggu-tunggu tak tampak juga. Apa lagi perutnya sudah berteriak ingin segera di isi.
"Nih bocah kemana lagi, lama bener sih," gerutu Darren.
Tidak lama Dira datang membawa kresek hitam di tangannya dan melewati Darren yang tengah melototi dirinya, tapi Dira tidak memperdulikannya dan Dira tetap melanjutkan langkahnya ke dapur.
Dira meletakan kresek di atas meja dan mengeluarkan bahan masakannya. Darren mengernyitkan dahinya saat melihat apa saja yang di beli oleh Dira.
"Ini apaan? terus ini daun apa? ini terasi buat apa? dan ini untuk apa? nah ini ap--"
Brak
Darren terlonjak kaget karena Dira menggebrak meja dan menatapnya horor.
"Eh, bule tengik, bisa diem nggak sih! aku tuh mau masak bukan kuis tanya Jawab. Sana pergi dari sini, ganggu aja." Kesal Dira karena Darren tak henti-hentinya menanyakan hal yang menurutnya tak penting.
"Kalau mau masak ya masak aja, nggak usah menggebrak meja juga kali. Cepat masaknya, aku udah kelaparan dari tadi."
"Ya udah, sonoh ngapain masih berdiri di sini! mengganggu pemandangan saja."
"Ya iya, jangan lama-lama," lanjut Darren.
Darren kembali ke depan dan Dira segera memasak, sekitar setengah jam Dira menyelesaikan masakannya dan kini Dira sudah menyusun masakannya di atas meja dengan senyum puas.
"Eh bule tengik, makanannya sudah siap!" panggil Dira.
Dengan cepat Darren melangkah ke dapur dan segera duduk. Darren menautkan kedua alisnya saat melihat menu makanan yang tersaji di hadapannya dan melirik ke arah Dira yang tengah berkacak pinggang dengan satu tangannya, lalu Darren kembali menatap masakan yang ada di meja yaitu ikan asin, daun singkong rebus, sambal terasi dan juga tempe goreng.
"Mana menu seafoodnya?"
"Ini...." tunjuk Dira cepat
"Ini!" pekik Darren seraya mengangkat ikan asin, " Lo tau kan menu seafood itu apa saja?" geram Darren.
"Tau lah!, tapi ... kalau di sini itu seafood itu ya kaya ini."
"Ini bukan seafood namanya o*on!"
"Eh, dengar ya. Situkan cuman numpang di sini dan aku sudah ikhlas memasak untuk kamu, jadi tinggal makan nggak usah banyak omong. Paham!"
Darren mendengus kesal, karena sudah sangat lapar, Darren tak menimpali omongan Dira. Darren segera mengisi piringnya dengan nasi dan menggambil ikan asin dan tempe yang sudah di masak oleh Dira.
Darren memejamkan matanya saat mengunyah ikan asin, sedangkan Dira tersenyum puas karena sudah berhasil mengerjai Darren.
Makan tuh menu seafood ikan asin.