Dia biasa dipanggil Calo, bukan calo yang dibayar buat urus dokumen biar cepat selesai ya!!
Anastasia Caroline adalah nama Calo yang sebenarnya tapi entah kenapa sedari kecil dia sudah sering di panggil Calo. Mungkin karena nama itu pula dia menjadi suka hal hal yang simpel dan mau cepat selesai tanpa banyak kerja.
Acara wisuda menjadi tempat keberuntungan Calo. Dia bertemu dengan Darren, sosok duda keren dan seksi meskipun memiliki satu buntut mini di belakangnya.
Calo yang ingin hal simpel pun berubah ketika bertemu Darren. Dia berusaha keras mengejar hot duda satu itu. Calo tidak mengambil pusing buntut cerewet milik Darren, yang terpenting ia harus mendapatkan Duda itu.
Tapi tanpa Calo duga dia malah jatuh hati pada buntut cerewet milik Darren. Dia yang tadi berencana menjadi ibu tiri yang tidak peduli, pun malah menjadi sosok ibu yang kece!!!
Hahahahah....
Ini tentang Calo dan kerandoman yang dia miliki. Bagaimana Calo bisa mendapatkan cinta Darren?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria ardila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Rumah sakit adalah tempat dimana setiap orang berdoa dengan hati yang tulus. Ikhlas dan syukur adalah dua hal yang diberikan dari sana. Tidak ada yang meminta tapi takdir tidak memberi kita pilihan.
Disini harta tidak bisa berkerja tapi takdir dan doa lah yang sepenuhnya mengambil alih dengan perpanjangan tangan dokter.
Jika ditanya tempat apa yang paling di hindari Calo, maka ia dengan lantang menyebutkan tempat ini. Rumah sakit. Bagi Calo ini bukan rumah tapi tempat kehilangan.
Kehilangan kakek dan nenek yang begitu baik, kehilangan sahabat kecilnya dan banyak kehilangan lain yang membuat Calo tidak ingin ke tempat ini lagi.
Tapi kini Calo harus berada disini karena kelalaian dia sendiri. Berkendara dengan pikiran kemana mana. Tidak ada yang bisa di salahkan, semua ini memang salah Calo.
Satu tangan diletakkan di atas keningnya, dalam hening Calo menangis. Kenapa harus ibuk, kenapa tidak dia aja yang patah tulang.
"Maafkan Calo buk. Ini salah Calo, seharusnya hiks.. seharusnya aku jangan terlalu banyak menghayal hiks... Jangan tinggalin Calo buk, Calo nggak punya siapa siapa selain ibuk." Ucap Calo dengan suara yang lirih dalam kasur pembaringannya.
Calo dan Luna di letak di satu ruangan yang sama dengan empat ranjang terpisah. Ini adalah kamar umum yang dibayar juga dengan BPJS pastilah satu ruangan hanya terpisah oleh kain hordeng.
Tapi kain pemisah antara keduanya sudah di singkirkan hingga Calo dapat dengan mudah melihat Luna.
Luna sudah bangun tadi tapi ia kembali tidur setelah minum obat dan saat itu Calo belum bangun. Kaki kanan Luna memang patah dan sudah di gips.
Calo juga tidak jauh beda, tangan kanan Calo patah karena dengan bodohnya mencoba menahan tubuhnya saat terjatuh. Lalu juga ada memar diperut Calo karena stang motor. Selain itu hanya luka ringan.
Calo tidak tau siapa yang membawa dirinya. Saat terjatuh dia tidak langsung pingsan tapi saat melihat kaki Luna yang berdarah banyak Calo langsung pingsan.
"Mau minum?" Sebuah suara rendah khas cowok tiba tiba terdengar dari arah samping Calo yang berhasil membuyarkan lamunannya.
Darren berdiri dengan membawa beberapa buah dan juga kopi. Ia meletakkan di atas naskah yang ada disebelah Calo, lalu mengambil gelas. Dengan hati hati Darren membantu Calo duduk. Tangannya memegang punggung Calo.
Tak banyak bicara Calo meminum air di dalam gelas. Wajahnya ada yang luka tapi sembab air mata tampak jelas.
"Tidak apa apa, ini semua sudah takdir Allah." Tangan Darren masih berada di punggung Calo mengelus dengan lembut.
Tadi setelah menidurkan Meca, tiba tiba telfon Darren berbunyi dan saat diangkat ternyata panggilan dari Luna tapi yang berbicara orang asing yang mengatakan bahwa Luna dan Calo kecelakaan.
Tanpa pikir panjang Darren langsung menuju ke rumah sakit yang di beri tahu warga. Meca ia tinggalkan di rumah dengan pembantu, lagi pula anak itu jika tertidur akan susah bangunnya.
"Ak..aku hiks.. Kalau aku hati hati bawa motor hiks.. ibuk nggak mungkin kayak gini." Ucap Calo sambil menangis terisak. Tangan kiri Calo menutup wajahnya.
Darren tidak tau harus mengatakan apa, dia tidak pandai menenangkan orang. Namun tangan Darren bergerak merengkuh tubuh Calo, membawa Calo kedalam sebuah pelukan.
.
.
.
bersambung
jangan lupa baca cerita Author yang lain juga sambil nunggu update cerita ini
salam hangat dari author
good job kak 🤗