Life After Marriage ( Jenar & Arya )

"Javie gak boleh begitu sama Vier sayang." Kata Jenar lembut.

"Nya akuh." Kata Javie sambil menggenggam mainan milik Vier. Tidak hanya sekali dua kali Javie mengambil paksa mana Javier tapi sudah sering hingga membuat Jenar pusing sendiri.

Padahal Javie juga sudah memiliki mainan yang sama. Pernah Jenar membeli 3 mainan sekaligus agar Javie dapat dua mainan dan tidak merebut mainan Vier namun tetap saja Javie selalu merebut apapun yang di miliki Vier.

"Javie no!" kata Jenar tegas tanpa ekspresi hingga membuat Javie langsung melepaskan mainan itu dan menunduk sedih.

Kalau sudah begini, Jenar jadi serba salah di buat nya.

"Sayang, itu milik Vier, dan ini milik Javie oke!" Kata Jenar kembali lembut.

Javie masih diam dan menggelengkan kepalanya. "Lihat mainan Javie banyak, sedangkan Vier hanya beberapa. Javie gak boleh begitu sayang. Harus adil sama Vier Oke." Kata Jenar.

"Keh." Jawab Javie lemah, lalu ia menatap Vier yang sedari tadi hanya diam melihat ke arah nya.

Sebenarnya Javie hanya merasa kesepian karena Vier tidak pernah mau bermain dengan nya. Vier lebih banyak diam dan bermain sendiri sehingga membuat Javie bosan.

"Ada apa ini hem?" Tanya Arya yang baru ikut bergabung dengan anak dan istri nya.

"Seperti biasa." Jawab Jenar.

"Uhh jagoan Daddy berantem lagi hem?" Tanya Arya.

"No!" Jawab Javie cepat sambil menggelengkan kepalanya.

"Vier kenapa sayang?" Tanya Arya.

"Ales." Jawab Vier singkat lalu ia kembali bermain dengan puzzle nya.

"Ada yang mau jalan jalan sama daddy naik kuda?" Tanya arya seketika membuat Javie dan Vier langsung menghambur ke pelukan arya.

"Viel mau."

"Avie au."

Ucap keduanya bersamaan.

"Kiss Daddy dulu." Ucap Arya lalu tanpa berlama lama Javier dan javie langsung menghujani Arya dengan ciuman hingga membuat Arya tergelak kegelian.

"Mommy gak ada yang kiss. berarti gak ada yang sayang mommy, Oke deh mommy pergi." Kata Jenar pura pura sedih.

"No!" Teriak Vier langsung berpindah menghambur Jenar. "Miss you mom." Kata Vier lalu ia menciumi wajah Jenar.

"Javie gak sayang mommy?" Tanya Jenar.

"Ayang. Avie ayang mom ayang adi uga." Kata Javie masih enggan melepaskan pelukan nya di leher Arya.

"Sudah, sudah ayo kita pergi sekarang." Kata Arya lalu menggendong Javie sedangkan Jenar menggendong Javier. Mereka berjalan menuju perkebunan untuk menaiki kuda.

"Sayang, kamu yakin bisa?" Tanya Arya sedikit ragu.

"Mas meragukan Jenar?" Tanya Jenar. "Main kuda di atas ranjang aja Jenar udah jago masa main kuda begini aja gak bisa." Kata Jenar dengan senyum menggoda membuat arya terkekeh geli.

"Masa sih? nanti malam mas tagih main kuda di kamar." Bisik Arya langsung membuat pipi Jenar memerah.

"Mom mom mom ayoo." Kata Vier antusias.

"Mas Arya mau bertanding sama Jenar?" Tanya Jenar. "Kita adu balap siapa yang sampai duluan di pos ketiga dia pemenang nya." Kata Jenar.

"Apa yang mas dapat kalau menang?" Tanya Arya.

"Apapun." Bisik Jenar di telinga Arya lalu ia segera menaiki kuda nya dan berjalan lebih dulu.

"Sayang kau curang?" Teriak Arya karen Jenar sudah mencuri start.

Arya tidak menyangka bahwa ternyata jenar begitu lihai menaiki kuda, Arya tidak tau bahwa dulu Jenar, Nayla dan Hanna sering bermain kuda dan mencari rumput untuk kuda nya. Jenar dari dulu sangat ingin memiliki kuda namun impian itu sirna kala dirinya kabur ke jakarta dan menikah di usia muda sebelum ia mencapai impian nya. Namun kini Jenar bersyukur karena sudah memiliki semua impian nya tanpa bersisa payah.

Kini ia juga memiliki keluarga yang lengkap yang begitu menyayangi nya serta sahabat yang selalu ada untuknya.

Dan Jenar tidak pernah lupa akan bersyukur setiap hari.