NovelToon NovelToon
MADU YANG KU NAFKAHI

MADU YANG KU NAFKAHI

Status: sedang berlangsung
Genre:Pihak Ketiga / Suami Tak Berguna / Selingkuh / Romansa
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author: Hasri Ani

Mursyidah Awaliyah adalah seorang TKW yang sudah lima tahun bekerja di luar negeri dan memutuskan untuk pulang ke kampungnya. Tanpa dia tahu ternyata suaminya menikah lagi diam-diam dengan mantan kekasihnya di masa sekolah. Suami Mursyidah membawa istri mudanya itu tinggal di rumah yang dibangun dari uang gaji Mursyidah dan bahkan semua biaya hidup suaminya dan juga istrinya itu dari gaji Mursyidah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasri Ani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PERDEBATAN

Mursyidah hanya melihat sebentar pada mobil yang ditunjuk oleh pria itu. Setelah itu dia kembali bersikeras bahwa ia yang lebih dulu jadi penumpang mobil tersebut, masa bodoh mobil mewah atau bukan. Yang penting mobil itu memang mobil sewaan.

"Masukkan koper saya pak, kan saya yang lebih dulu dari pada orang ini," tunjuk Mursyidah pada pria itu yang melotot menatapnya.

"Ini bagaimana sebenarnya pak? Apa bapak menawarkan mobil ini pada dia?" tunjuk pria itu ke arah Mursyidah.

"Bu-bukan mas, tapi_"

Pria muda itu menarik tangan pak sopir agak menjauh dari Mursyidah. Kedua lelaki beda usia itu terlibat tanya jawab. Mursyidah memang tidak mendengar apa yang mereka bicarakan tapi Mursyidah yakin jika lelaki itu sedang mendebat pak sopir yang baik itu. Mata Mursyidah memicing mengamati dari jauh. Pak sopir terlihat mengangguk-angguk mendengar perkataan pria muda tersebut. Apa mungkin pak sopir takut dengan pria muda itu.

Awas saja jika dirinya yang harus mengalah, dia akan melawan pria muda. Begitulah gumaman Mursyidah

Dalam hati saat memperhatikan interaksi dua lelaki itu. tidak lama mereka selesai berbicara dan berjalan ke arah mobil dimana Mursyidah masih berdiri di situ dan memegangi salah satu pintu mobil bagian belakang.

Pak sopir berjalan mendekati Mursyidah yang memegang pintu, sedangkan pria muda itu berjalan di sisi yang lain.

"Maaf ya non... sebenarnya begini non, mas itu memang lebih dulu memesan mobil bapak, tapi_"

Mursyidah melihat lelaki muda itu membuka pintu pintu penumpang di sisi yang lain lalu masuk dan menutup pintunya. Mursyidah ingin kembali mencegah pria itu, tapi urung dilakukannya. Selain dia berada di sisi yang berbeda dia pun tidak ingin mengusir pak sopir yang masih berdiri di depannya. sopir tua itu kembali meneruskan kata-katanya.

"Kalau non memang tidak dapat kendaraan lain non boleh ikut saya, berdua dengan mas itu. Kebetulan juga kota tujuan kalian kan sama. Gimana? non nya mau?"pak sopir bertanya ramah.

Mursyidah belum menjawab. Wanita itu mengamatai sekelilingnya. Bis yang menuju kotanya baru saja berangkat, dia tidak mungkin menunggu bis lain yang bisa saja berangkat satu jam lagi. Bisa malam dia sampai di kampungnya.

"Ya sudah saya ikut mobil bapak saja!" putus Mursyidah akhirnya. Wanita itu masuk ke dalam mobil

Sementara pak sopir memasukkan dua tas koper Mursyidah ke dalam bagasi.

"Lho, kamu kenapa duduk di sini juga!?" Pria muda itu protes tidak suka saat Mursyidah duduk di sebelahnya.

"Tentu saja saya duduk di sini saya kan penumpang mobil ini!" Ketus Mursyidah lebih tidak suka lagi. Memang dia pikir aku mau duduk di dekatnya? Ini karena terpaksa saja. Mursyidah mendelik tajam pada pria yang ada di sebelahnya.

"Di depan kan bisa," sahut pria itu memberi saran.

"Kenapa bukan anda saja yang pindah ke depan?"

Mursyidah membalikkan kata-kata pria itu lagi. Pria itu diam tidak membalas perkataan Mursyidah lagi, dia hanya mendengus kesal. pak sopir masuk ke dalam mobil dan melihat ke belakang sebentar sebelum menyalakan mesin kendaraannya.

"Berangkat sekarang mas? Masih ada yang ketinggalan nggak?"

"Iya jalan pak! saya sudah tidak sabar untuk sampai di rumah." Pria itu menyahut sambil menyandarkan punggungnya pada sandaran jok. Matanya terpejam sedangkan dua jarinya memijat pangkal hidungnya.

Mursyidah mencibir sambil membelakangi lelaki tersebut.

"Sama, aku juga nggak sabar sampai di rumah," sahut Mursyidah, tapi hanya mampu dia ucapkan dalam hati.

Dari pantulan kaca depan Mursyidah dapat melihat

Wajah khawatir pak sopir yang melirik sekilas pada pria muda yang duduk di sebelah Mursyidah. Mobil mulai berjalan dan melaju pelan memasuki jalan raya. Beberapa saat hanya keheningan yang tercipta. Dari sudut matanya sesekali Mursyidah memperhatikan raut khawatir di wajah pak sopir saat melihat ke belakang pada pria di sebelah Mursyidah. Memangnya apa yang telah dikatakan oleh pria itu hingga pak tua yang membawa mobil ini seperti cemas atau mungkin takut. Apa pria muda itu mengamcam pak sopir yang baik ini. Dengan agak ragu-ragu Mursyidah melirik pria di sebelahnya. Matanya masih terpejam dan dia sama sekali tidak peduli lagi dengan kehadiran Mursyidah. Baguslah! Situasi seperti ini lebih baik bagi Mursyidah, dia juga sudah sangat capek jika harus berdebat lagi.

"Pesawatnya delay mas?" tanya pak sopir tiba-tiba memecah keheningan yang ada. Mereka sudah hampir satu jam perjalanan dan saat ini mereka sudah sampai di gerbang masuk kabupaten tempat mereka tinggal.

Pria muda itu membuka matanya dan sempat melirik Mursyidah sekilas sebelum menjawab. "Iya, hampir satu jam. Bapak dari jam berapa menunggu saya?"

"Lumayan lama lah mas, bapak mau nelepon nggak bisa batere hapenya mati. Oh iya, bapak harus kemana dulu ini? Mengantarkan non ini dulu atau

"Pulang ke rumah dulu pak, saya ingin cepat-cepat istirahat!" potong pria muda itu memberi perintah. Mursyidah mengerutkan hidungnya, sebal mendengar

Ucapan pria itu. Pede sekali dia memerintah pak sopir, memang dia siapa?

"Antarkan saya dulu pak! Saya juga ingin cepat-cepat istirahat!" Mursyidah juga tidak mau kalah, memerintah pak sopir.

"Memang non tinggalnya di mana?"

"Memang bapak tau tempat tinggal orang ini?"

Mursyidah menunjuk pria di sebelahnya dengan matanya.

"Ya taulah non, wong dia kan maji_"

"Saya sudah menyebutkan alamat saya saat memesan mobil pak Paiman ini, potong pria muda itu cepat hingga pak sopir yang bernama Paiman itu tidak meneruskan kalimatnya.

"Rumah non di mana?" Kembali pak Paiman bertanya.

Mursyidah menyebutkan nama desanya.

"Kalau begitu saya antar masnya dulu saja ya non karena rumah mas ini dekat dengan kecamatan, setelah itu baru saya ke desa non. Gimana?"

"Terserah bapak saja deh, gimana bagusnya," jawab Mursyidah akhirnya. Mursyidah melirik sekilas ke sebelahnya. Wanita itu memasang wajah judesnya saat melirik.

Tidak berapa lama mobil sampai di sebuah rumah yang memang tidak terlalu jauh dari kantor kecamatan. Rumah itu cukup besar dan mewah menurut Mursyidah. Pria muda yang duduk di sebelah Mursyidah membuka pintu dan sebelum turun dia berkata pada pak Paiman.

"Pak jangan lama-lama ya!" pesan pria itu sambil keluar dari mobil.

Pak Paiman menganggukkan kepalanya. Mursyidah memperhatikan pria itu masuk ke halaman rumah besar itu melalui gerbang yang terbuka. Seorang wanita muda seumuran Aini dan wanita paruh baya menyambut pria itu. Wanita muda itu bergelayut manja di lengan sang pria, sedangkan wanita paruh baya itu melihat ke arah mobil.

"Pak Paiman, mobilnya langsung bawa masuk saja!"

kata wanita itu setengah berteriak.

"Nanti bu, saya mau mengantarkan non ini dulu!"

balas pak Paiman.

Wanita paruh baya itu reflek menoleh ke belakang dan seketika memergoki Mursyidah yang memang sedang mengintip dari kaca yang setengah terbuka. Wanita paruh baya itu langsung menoleh dan menatap lama pada pria muda yang saat itu tengah mengusap kepala wanita muda yang memeluk lengannya.

"Cepat jalan pak!" pinta Mursyidah. Dia tidak ingin melihat perang yang sebentar lagi akan terjadi. Kasihan sekali lelaki itu, tadi berdebat dengan Mursyidah, sekarang saat sampai rumah yang seharusnya dia beristirahat seperti keinginannya, tapi justru harus berdebat dengan keluarganya. Mungkin itu istri dan mertuanya. Pasti pria itu mereka lebih seru lagi dibanding saat berdebat dengan Mursyidah tadi. Mursyidah mengangkat bahunya dengan senyum penuh kemenangan.

1
Siti Zaid
Author..terima kasih selalu update ceritanya berkali2...cerita makin menarik..kakak tunggu terus sambungan cerita nya...🤭
Hasri Ani: heheee makasi kembali sudah mampir... 😁😁
total 1 replies
Siti Zaid
Malangnya mursyidah bersuamikan Gunadi..sepatutnya dia merasa bimbang dan risau akan keselamatan mursyidah..malah harta warisan yg difikirkan😠benar2 benalu siGunadi
Ma Em
Gunadi bkn nya sedih mendengar kabar bahwa Mursydah kecelakaan dan meninggal eh malah senang karena akan dapat warisan , tdk taunya Mursydah nya msh sehat segar bugar tambah cantik lagi pasti Amar akan menyesal .
CB-1
semakin menarik ceritanya..makasih author cantik sehat slalu biar makin banyak update nya
Hasri Ani: aamiin.. semoga suka dengan cerita nya😁😁
total 1 replies
CB-1
penasaran apa yg di sembunyikan kinasih
Siti Zaid
Author..terima kasih sudah update berkali2..terbaiklah👍👍👍
Hasri Ani: makasih kembali sudah mampir say... 😁😁
total 1 replies
Siti Zaid
Betapa tidak tahu malu Astuti..sudah rampas suami mursyidah..malah duit hasil titik peluh mursyidah pun dia nak juga..dasar benalu...😠
N Wage
semangat Thor...kutunggu lanjutannya.
N Wage
TOP👍👍👍👍♥️♥️♥️
aku suka cerita halu yg realitis.
N Wage
dan cahaya adalah anak Gunadi yg gak diakui oleh Gunadi.
N Wage
apakah Kinasih pernah selingkuh sama Gunadi?
Ma Em
Bagus Mursydah kamu jgn tertipu lagi sama suamimu yg mokondo itu Mursydah cuma di porotin duitnya doang untuk kasih menyenangkan istri mudanya juga keluarganya , balas semua perbuatan Gunadi yg sdh membohongimu Mursydah buat si Gunadi menyesal .
Hasri Ani: sabar saaayyy sabaaar🤭🤭🤭
total 1 replies
Siti Zaid
Geram banget pada Gunadi..bohong terus ya hidupnya sekarang..takut ketahuan...sayang semua kelakuan busuknya sudah diketahui sama mursyidah...
Siti Zaid
Terima kasih author selalu update ceritanya...👍👍👍penasaran apakah ada rahsia yg disembunyikan kinasih..
Siti Zaid
Nyaris ketahuan sama Gunadi..kalau ketahuan bisa2 nya gagal rancangan mursyidah...
Ma Em
Sudah tdk sabar Thor Mursydah bertemu dgn Gunadi setelah melihat Mursydah cantik pasti Gunadi kaget , tapi Mursydah tetap hrs cerai sama Gunadi biar Mursydah berjodoh dgn ayah temannya Amar 😄😄
Hasri Ani: 🤣🤣🤣ketika jodoh diatur netizen🤣🤣🤣.. hehehe makasi sudah mampir semoga tetap suka ceritanya..
total 1 replies
Siti Zaid
Author ditunggu lanjutannya ya..nak lihat bagaimana mursyidah membalas sakit hatinya pada suami dan juga madunya😠
Hasri Ani: makasi say sudah mampir.. sehat selalu
total 1 replies
Siti Zaid
Terima kasih author sudah update beberapa episode lagi👍👍👍
Siti Zaid
Mursyidah..perempuan yg dikhinati itu harus kuat dan tabah..bangunlah dan balas semua perbuatan suami mertua dan madu mu itu...biar mereka menyesal kerana telah mengkhanati kamu😠
Siti Zaid
Cerita yg menarik..author anda hebat kerana bisa bikin cerita bisa bikin hati panas bila membacanya..terbaik👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!