NovelToon NovelToon
Istri Kedua Adik Angkat

Istri Kedua Adik Angkat

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Pernikahan Kilat / One Night Stand / Romansa / Dendam Kesumat / Berondong
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: alnayra

Rabella membenci Alvaro, adik angkatnya!
Semua orang tau itu, tapi apa jadinya kalau Rabella malah jadi istri kedua Alvaro karena kecerobohannya sendiri? Setelahnya, Rabella harus menanggung nasib paling buruk yang tak pernah dia impikan!
Apa yang terjadi sebenarnya?
Yuk simak cerita ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alnayra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku Tidak Akan Menceraikan Kak Rabella

Saatnya pulang kerja, Rabella setidaknya hari ini bersyukur karena Alvaro tidak mengganggunya saat di kantor.

Tanpa perlu pamit, atau apapun, dia langsung pergi begitu saja meninggalkan Alvaro yang mungkin masih berada di dalam ruangan.

Sampai di rumah, yang ditemui pertama kali adalah papanya.

Rabella menatap sengit pria paruh baya itu.

Jika mengingat bagaimana papanya membohonginya, rasanya Rabella ingin marah.

Tapi, kali ini Rabella enggan berkata-kata lagi. Dia ingin fokus pada tujuannya, juga tentang tantangan yang diberikan Alvaro tadi. Tentu Rabella tidak akan menyia-nyiakannya.

"Bagaimana kerjaan hari ini, Nak?" tanya Felix, menatap penuh rasa penasaran pada putrinya.

Membuat langkah Rabella berhenti, tak jadi menaiki anak tangga. Padahal tadinya dia berniat mengabaikan papanya yang menyebalkan itu, tapi malah papanya yang memancing seperti ini.

Rabella memutar bola matanya malas. Tanpa berniat menoleh, dia akhirnya menanggapi papanya itu.

"Kenapa Papa pengen tahu? Bukannya tanpa aku bilang, Papa juga bakal tahu apa aja yang terjadi sama aku di kantor kan?"

"Papa bertanya serius, Nak. Tidak bisa kah kamu menjawabnya dengan baik? Apa kamu marah karena Alvaro menggantikan posisi Pak Cakra?"

Rabella terkekeh sejenak.

"Papa udah tahu, kenapa harus tanya lagi sama aku?"

Setelahnya, Rabella benar-benar meninggalkan papanya itu. Tak ada lagi yang bisa dibicarakan, Rabella juga malas berdebat dengan papanya. Percuma, tak akan menghasilkan apapun juga.

Nanti, ujung-ujungnya juga yang dibela adalah Alvaro. Lalu, lagi-lagi Rabella yang disalahkan. Selalu saja seperti itu, sampai Rabella muak.

Ditinggal putrinya begitu saja, membuat Felix hanya bisa menghela nafas kasar.

"Bagaimana lagi aku harus mendidik anak itu?" gumamnya pelan. Tak lama, Alvaro datang, langsung menyapa Felix.

Layaknya anak berbakti, pria tampan itu tersenyum lebar pada Felix.

"Kak Rabella sudah pulang, kan, Pa?" tanya Alvaro.

Felix mengangguk, membenarkan.

"Ah, syukurlah kalau begitu. Karena tadi pas aku pulang, dia sudah nggak ada di mejanya."

"Bagaimana hari pertama mu jadi Direktur Utama? Apa Rabella menyulitkan kamu?" Felix menepuk pundak Alvaro pelan, lantas mengajak anak angkatnya itu duduk di ruang keluarga dan mengobrol santai di sana.

Alvaro tersenyum, menggeleng kecil.

"Syukurlah, semua aman, Pa. Kak Rabella tidak menyulitkan aku, kok."

Felix menatap tajam Alvaro. "Kamu gak usah bohong hanya untuk menyembunyikan kesalahan Rabella," tuntut Felix.

Alvaro terkekeh. "Aku serius, Pa. Kak Rabella gak buat masalah kok, Papa bisa tanya langsung ke Pak Cakra. Semua udah beres, Kak Rabella masih mau jadi Sekretaris aku. Jadi, Papa tenang aja ya. Gak usah mikirin Kak Rabella lagi, sekarang aku yang bakal ngurus Kak Rabella, karena dia udah jadi istriku."

Felix lagi-lagi menghela nafas kasar.

"Kamu boleh menceraikan Rabella, jika dia benar-benar merepotkan kamu, Nak."

"Tidak, Pa. Aku gak bakal menceraikan Kak Rabella, anggap saja ini sebagai balas budiku pada Papa yang sudah merawat aku sampai besar seperti ini. Tanpa Papa, aku mungkin masih berada di panti asuhan dan tidak bisa sukses seperti ini."

"Lalu, bagaimana dengan Mika? Apa kamu yakin dia baik-baik saja dengan keberadaan Rabella? Wanita manapun pasti tidak mau dimadu dengan cara seperti ini, bukan? Apalagi dia juga menikah di hari yang sama dengan Rabella."

"Mika gak masalah kok, Pa. Aku bersyukur banget punya istri yang baik hati seperti Mika, aku yakin dia bisa menerima Kak Rabella seperti kakaknya sendiri."

"Lalu, kapan kamu akan pindah ke rumah baru?" tanya Felix lagi.

"Bagaimana dengan Kak Rabella? Apa dia masih tidak mau untuk tinggal bersama dengan aku dan Mika, Pa?"

Felix mengangguk, membenarkan bahwa Rabella masih enggan ikut pindah rumah bersama Alvaro.

"Biarkan saja dia tetap di rumah ini, Papa malah takut kalau dia satu rumah sama kalian. Kamu tahu sendiri bagaimana kelakuan Rabella kan?"

Alvaro hanya tersenyum kecil, menanggapi.

Akhirnya obrolan mereka selesai, karena kedatangan Mika yang baru saja dari luar.

Wanita itu langsung memeluk Alvaro dengan manja, dia memang tadi sempat izin pada Alvaro untuk berkunjung ke rumah orang tuanya, juga membereskan beberapa barang untuk persiapan pindah rumah.

Felix juga langsung meninggalkan pasangan suami istri itu, tak ingin mengganggu kemesraan pengantin baru yang sedang manis-manisnya itu.

Alvaro dan Mika melangkah masuk ke dalam kamar mereka bersama.

Mika masih merangkul lengan Alvaro dengan manja.

"Jadi kapan kita pindah rumahnya, Sayang? Aku tuh gak enak tahu, kalau serumah sama ayah mertua kayak gini. Jadi kita gak bisa bebas mesra-mesraan," rajuk Mika tepat setelah mereka menutup pintu kamar.

Alvaro menarik dasinya, lepas begitu saja.

Tersenyum menatap Mika, lantas memeluk wanita yang sudah jadi istrinya itu dengan erat.

"Maaf ya, Sayang. Sepertinya kita harus menunda acara pindahan rumahnya," ucap Alvaro lembut, tepat di depan telinga Mika, sembari sesekali meniup kecil leher wanita itu, membuatnya kegelian.

Mika yang mendengar itu langsung berusaha melepas pelukan Alvaro, mendongak untuk menatap pria tampan yang sudah jadi suaminya ini.

"Kenapa, Sayang? Kenapa harus ditunda sih?" Jelas, dia langsung protes. Karena di posisi ini, Mika sangat membenci keberadaan Rabella.

Wanita yang dianggapnya sebagai ancaman itu bisa saja menggoda Alvaro kan?

Mika tidak suka Rabella!

Alvaro juga menatap lembut ke arah Mika, membelai pelan pipi istrinya yang lembut itu, dan masih berusaha memeluk tubuh kecil Mika.

"Tenang dulu, Sayang. Aku juga sebenarnya pengen cepat-cepat pindah, tapi.. aku baru saja mendapatkan kabar, kalau ada masalah dengan rumah baru kita. Jadi kita harus menunda dulu acara pindah rumahnya, kamu jangan ngambek dong. Aku jadi sedih nih," ucap Alvaro, memasang wajah melas. Sembari wajahnya yang merangsek masuk ke sela leher Mika.

Mika menggeram sejenak, kedua telapak tangannya sudah mengepal. Mencoba menahan amarah. Kesal karena dia belum bisa melepaskan Alvaro dari bayang-bayang Rabella.

Walaupun Mika sangat yakin dengan perasaan Alvaro, tapi tetap saja dia tidak suka dengan Rabella.

"Terus, sampai kapan kita harus menunggu, Sayang?" Suaranya jadi kembali lembut, balas memeluk Alvaro, juga memainkan rambut hitam milik suaminya.

Sedangkan Alvaro masih tetap di posisinya, mereka sekarang sudah berada di atas ranjang.

"Aku belum tahu, Sayang. Tapi, aku pastikan kita akan segera pindah ke rumah baru. Kamu percaya sama aku, kan?"

1
maryamsyifa
😍
Nana Colen
jadi karakter alva itu kaya gna thoor.? apa benar dia jahat atau cuma cari perhatiannya rubella
Alnayra: author spill dikit ya kak, Alvaro itu GI*LA sesuai pandangan Rabella selama ini 😗
total 1 replies
maryamsyifa
ceritanya sangat menarik
maryamsyifa
ceritanya sangat menarik
Alnayra
cus baca cerita ini yukk, tapi tolong siapkan kewarasan kalian agar tidak ternoda dengan kelakuan Alvaro ☺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!