"ah...Aku tidak akan memaafkanmu Alaska!! " ucap wanita itu dalam hati setelah melihat tunangannya bermesraan di mansion milik ayahnya dengan seorang wanita yang tidak lain adalah sepupunya sendiri.
Hubungan yang awalnya terjalin manis dan menyenangkan itu, kini mulai goyah karna hadirnya seorang wanita berhati licik bermuka dua itu, didepan baik di belakang diam diam menusuk.
Tiba tiba ada yang memperhatikan wanita itu dari lama, dan kini ingin mencuri kesempatan untuk menaklukkan hati si wanita itu.
Apakah wanita itu akan takluk oleh nya? ayok ikuti kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanna Lovina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20.ttm
*pagi harinya di kediaman Keluarga Alaska
"Al... tumben masih pagi kamu udah berangkat ke kantor? " tanya ibunya melihat anaknya yang kelihatan sangat terburu buru.
"ada urusan ma! " jawabnya singkat.
"Urusan apa yang lebih penting dari menemani Karolin memeriksa perkembangan bayi kalian? " tanyanya masih penasaran.
"udah lah ma... kan ada mama dan tante Karin yang bisa menemani wanita itu ke rumah sakit! " Katanya seolah tidak peduli dengan kehamilan Karolin.
"Alaska? Apa apaan kamu ini!! Kamu tidak perlu pergi ke kantor hari ini, biarin semua diurus sama asisten papa! Sekarang kamu temani Karolin ke rumah sakit! " Perintah ayah yang sedikit geram dengan kelakuan putranya sendiri.
"Ah... ayolah pa... nanti aku akan menyusul setelah urusan ku selesai! " jawabnya masih menolak.
"Al... "
"udah udah pa.... biarin aja toh juga urusan kantor itu penting. lagian anak kita juga sudah bilang akan segera menyusul. " potong ibunya sambil mengelus punggung Suaminya.
"ah... mama selalu memanjakannya dari dulu! " keluh nya sambil mengernyitkan keningnya.
Tanpa berkata apa apa lagi, Alaska sudah menghilang dari hadapan mereka.
Bukannya ke kantor dia malah belok ke arah lain dan menemui seseorang di sebuah kafe.
Disudut sana seorang pria dengan stelan cool tapi menggunakan kaca mata duduk sambil bermain dengan laptop di depannya.
Setelah Alaska memastikan sekitarnya aman dia mengambil posisi duduk di depan pria itu.
"hei Rob, sehat lu? " ucapnya sepertinya sudah sangat akrab.
"hei Al... Sehat! " jawabnya sembari menyalami pria itu.
"Setelah lulus, lo benar benar hilang kabar kemana aja? " tanya Alaska sekedar basa basi untuk membuka pembicaraan.
"Hmm... biasalah gua banyak kerjaan! "menjawab sambil melipat tangannya mencoba menebak apa tujuan pria itu mengajaknya bertemu.
"Oh wow... santai Rob! " ucapnya sedikit takut melihat tatapan tajam Robi.
"Sekarang katakan apa tujuan lo ngajak gua nongkrong tiba tiba? Biasanya orang seperti gua bukan type lo yang bisa di ajak ngobrol kan yah? " tanyanya penasaran.
"okey.... cara bicara lo belum berubah yah sejak masih jaman sekolah dulu serius, tajam dan langsung ke intinya. "
"lo tau Al gua gak suka basa basi jadi... "
"oke Rob.. santai... jadi gini.... "
Alaska mengatakan apa maksud dia ingin menemuinya. Dia tau kalau Robi adalah orang yang ahli dalam melacak data atau lokasi keberadaan seseorang.
"Jeslin? Bukannya nih cewe pacar lo dulu? " tanyanya saat mendengar nama itu.
"iya... tapi sekarang dia menghilang dan gua pengen lo cari tau dia dimana saat ini! " bisiknya agar tidak terlalu menarik perhatian para pengunjung kafe.
"Berapa? " Jawab Robi satu kata tapi langsung ke inti.
"Berapa yang lo mau? " Alaska kembali bertanya.
Tentu saja pria itu meminta bayaran tinggi karna dia juga tau kalau Alaska itu orang kaya.
"oke deal... Tapi, jika lo gagal maka lo harus terima konsekuensi yang harus lo Terima! Nih kerjakan tugas lo gua tunggu sampai besok dan gua gak mau nerima yang namanya kegagalan. Itu uangnya sudah masuk silahkan cek di rekening lo! " Ucapnya dengan nada sedikit mengancam.
"wow... okey, sore ini juga gua akan kirim lokasi wanita ini! Lo tinggal duduk santai dan nunggu aja! " Jawabnya agak terkejut dengan nominal uang yang baru masuk ke rekeningnya.
"Jangan coba bohong atau berbuat curang jika lo masih sayang nyawa! " ucap Alaska dengan tatapan menakutkan sambil berdiri dan meninggalkan kafe itu.
*Di rumah sakit
"Mama mertua... dimana Alaska? " tanya Karolin sambil memegangi perutnya.
"Ah... dia sedang ada urusan nak... Kamu fokus aja sama pemeriksaan cucu ku yah. saya akan mencoba menghubunginya. " Jawabnya sambil memegangi tangan Karolin yang terasa dingin.
Akhirnya pemeriksaan selesai dengan kondisi bayi yang sehat tanpa kekurangan apapun. Tapi tidak ada tanda tanda pria itu akan datang hingga mereka kembali ke rumah.
Ada rasa sedih di hati kecil Karolin karna sikap Alaska yang sudah mulai dingin padanya. Kini dia hanya ingin segera menikahinya karna takut kalau kalau hati nya kembali kepada Jeslin.
"mama.... anak ini sudah berusia 5 bulan dan empat bulan lagi akan lahir. Aku gak mau dia lahir tanpa sosok seorang ayah! kapan mama mertua akan melangsungkan pernikahan kami? tentunya mama juga tidak mau kan cucu pertama anda di ledek masyarakat karna tidak memiliki seorang ayah bukan? " ucapnya mencoba membujuk.
"Karolin... kamu tidak boleh berkata seperti itu. Tentu saja cucuku akan lahir dengan sosok seorang ayah. Kamu tenang aja, minggu depan kita akan melangsungkan pernikahan kalian. " jawabnya dengan sangat yakin.
"Tapi.. kenapa ma Alaska tidak datang untuk menjenguk anaknya? Apa karna di hatinya masih ada wanita bernama Jeslin itu? " Mencoba memancing bara di hati wanita itu sambil menangis dengan air mata palsunya.
"Diam! Jangan pernah menyebut nama wanita itu di depan cucuku! Aku sudah bilang kalian akan segera menikah. Akan menikah kamu paham Karolin? " Jawabnya geram sudah tersulut omongan wanita licik di sampingnya.
"ah... nenekmu memang yang terbaik. iya kan sayang? " ucap Karolin sambil berbicara dengan perutnya.
"iya dong! Cucuku harus sehat terus yah sampai lahir! " sahut nya senang.
Sementara itu Karolin tersenyum puas dengan jawaban itu dan melupakan kejadian hari ini karna toh juga sebentar lagi dia akan segera menyandang status sebagai istri Alaska.
"Jeslin.... jangan harap kamu bisa merebut Alaska dariku. Sekalipun di hati nya masih ada kamu, tapi di pikirannya kamu hanya wanita yang tidak bisa memberikan dia keturunan. Hahaha.... apa yang harusnya menjadi milikmu, semua akan menjadi milikku!" gumamnya dengan pikiran kotornya.