NovelToon NovelToon
Pedang Terkutuk Pemulung Misterius

Pedang Terkutuk Pemulung Misterius

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Identitas Tersembunyi / Epik Petualangan / Roh Supernatural / Pusaka Ajaib / Balas Dendam
Popularitas:625
Nilai: 5
Nama Author: Black _Pen2024

"Takdirnya ditulis dengan darah dan kutukan, bahkan sebelum ia bernapas."

Ling Yuan, sang pewaris yang dibuang, dicap sebagai pembawa kehancuran bagi klannya sendiri. Ditinggalkan untuk mati di Pegunungan Sejuta Kabut, ia justru menemukan kekuatan dalam keterasingan—dibesarkan oleh kuno, roh pohon ajaib dan dibimbing oleh bayangan seorang jenderal legendaris.

Kini, ia kembali ke dunia yang telah menolaknya, berbekal dua artefak terlarang: Kitab Seribu Kutukan dan Pedang Kutukan. Kekuatan yang ia pegang bukanlah anugerah, melainkan hukuman. Setiap langkah menuju level dewa menuntutnya untuk mematahkan satu kutukan mematikan yang terikat pada jiwanya. Sepuluh tahun adalah batas waktunya.

Dalam penyamarannya sebagai pemulung rendahan, Ling Yuan harus mengurai jaring konspirasi yang merenggut keluarganya, menghadapi pengkhianat yang bersembunyi di balik senyum, dan menantang takdir palsu yang dirancang untuk menghancurkannya.

Akankah semua perjuangan Ling Yuan berhasil dan menjadi Dewa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black _Pen2024, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25: Selir Sin Merasakan Getaran.

Ling Yuan tidak berbalik. Ia merasakan angin dingin yang diakibatkan oleh kecepatan luar biasa agen bayangan itu saat mendarat, kurang dari dua meter di belakangnya. Di lorong sempit yang diselimuti bau busuk dan kelembaban, energi Demigod tingkat rendah yang dipancarkan oleh agen itu terasa seperti belati yang diarahkan ke punggungnya.

Agen itu, yang dikenal dalam jaringan bawah tanah sebagai Bayangan Hening, tidak berbicara. Tugasnya adalah menghilangkan anomali energi, bukan menginterogasi. Ia menarik belati pendek yang diracuni kutukan, bersiap untuk menusuk tulang belakang Ling Yuan.

SWIISH!

Belati itu meluncur, terlalu cepat untuk ditanggapi oleh manusia biasa. Tetapi Ling Yuan, dengan kekuatan Mortal Peak yang baru dicapai, bergerak bukan sebagai manusia, melainkan sebagai bayangan yang dilepaskan dari ikatan fisiknya. Ia tidak menghindar; ia hanya bergeser. Hanya satu langkah kecil ke samping, namun itu sudah cukup untuk membuat Bayangan Hening terkejut.

Ling Yuan membiarkan karung pemulungnya jatuh ke tanah.

THUK...

( yang memecah keheningan lorong.)

Tangan kirinya masih memegang Pedang Kutukan Mao yang tersembunyi. Pedang itu, yang berkarat dan tampak usang di permukaan, bergetar dalam antisipasi.

“Cepat, Yuan'en. Dia tidak akan memberimu kesempatan kedua,” desak Jendral Mao, suaranya seperti guntur yang teredam di telinga Ling Yuan.

Bayangan Hening menyadari kesalahannya. Pemulung ini tidak lamban; ia bergerak dengan kecepatan yang disamarkan. Agen itu berputar, melancarkan serangkaian tebasan cepat dan mematikan, menargetkan jalur kultivasi vital. Energi gelap yang melapisi belatinya memancarkan aura racun, kutukan yang dirancang untuk melumpuhkan target dalam hitungan detik.

CLANG! CLANG! CLANG!

Ling Yuan akhirnya menarik Pedang Kutukan Mao. Pertarungan itu menjadi kabur. Ia tidak menggunakan teknik pedang yang rumit, melainkan kecepatan dan presisi yang brutal. Pedang Kutukan, meskipun tampak kusam, memancarkan resonansi yang menakutkan saat berbenturan dengan belati. Setiap benturan menghasilkan kilatan cahaya gelap yang hampir tidak terlihat, menyerap energi racun dari senjata Bayangan Hening.

“Kau… siapa kau?” desis Bayangan Hening, akhirnya berbicara, terkejut melihat senjatanya terasa tumpul setiap kali beradu.

Ling Yuan hanya menjawab dengan diam. Ekspresi kosong di wajahnya yang kotor adalah topeng sempurna. Ia tahu bahwa jika ia membuka mulutnya, kekuatan kultivasinya akan bocor dan memperingatkan orang lain di dekatnya.

Ling Yuan meningkatkan kecepatannya. Ia menyalurkan energi kutukan dasarnya ke otot-ototnya, bergerak melampaui batas Mortal Peak. Ini adalah kekuatan yang baru, liar, dan memabukkan. Bayangan Hening, yang mengandalkan tipuan dan racun, tiba-tiba menghadapi kekuatan murni.

WHOOSH!

Pedang Kutukan Mao melesat. Itu bukan tebasan mematikan, melainkan pukulan telak yang disalurkan dengan kekuatan penuh ke siku Bayangan Hening. Tulang itu hancur... KREKKK yang mengerikan.

Bayangan Hening menjerit kesakitan, senjata racunnya jatuh ke tanah. Ia mencoba melarikan diri, tetapi Ling Yuan sudah berada di belakangnya, menekan Bayangan Hening ke dinding lorong yang lembap.

“Siapa yang mengirimmu?” bisik Ling Yuan, suaranya sangat rendah hingga hampir tidak terdengar, tetapi mengandung getaran energi kutukan yang memaksa Bayangan Hening gemetar ketakutan.

Bayangan Hening terlalu takut untuk menjawab. Ling Yuan menghela napas, menyadari ia tidak punya waktu untuk interogasi. Ia perlu mengakhiri ini dengan cepat dan tanpa meninggalkan jejak. Ia harus melepaskan sedikit lagi energi kultivasi kutukan—hanya sesaat—untuk menghapus Bayangan Hening dari keberadaan.

Ling Yuan menancapkan Pedang Kutukan Mao ke dinding di samping kepala agen itu, membiarkan aura murni dari Pedang itu menyebar. Itu adalah aura ketiadaan, yang dirancang untuk melarutkan energi spiritual tanpa meninggalkan mayat berdarah.

ZZZZTTTT…

Bayangan Hening menjerit tanpa suara saat energinya mulai terkuras. Dalam tiga detik, yang tersisa hanyalah jubah kosong yang ambruk di lantai, meninggalkan sedikit abu spiritual. Ling Yuan menarik Pedang Kutukan, dan mengelapnya dengan jubah kotor agen itu, sebelum menyimpannya kembali.

Meskipun pertarungan hanya berlangsung sekitar dua puluh detik, lonjakan energi yang diperlukan untuk menghapus kultivator Demigod tingkat rendah itu memicu gelombang energi kutukan ke udara. Itu adalah getaran singkat, seperti riak di air yang tenang, tetapi cukup untuk dirasakan oleh entitas yang sangat sensitif....

***

Di Kediaman Agung Klan Yang, ratusan meter jauhnya, suasana sangat kontras. Itu adalah kemewahan yang dibayar dengan darah dan arogansi. Di ruang pribadi yang gelap, di bawah cahaya lilin yang terbuat dari lemak spiritual, duduklah Selir Sin.

Selir Sin tidak terlihat tua. Dengan kulit yang halus dan pakaian sutra yang mewah, ia tampak seperti wanita bangsawan berusia tiga puluhan, namun matanya memancarkan kedalaman yang dingin dan haus darah, membuktikan usia ratusan tahunnya sebagai kultivator bayangan kuno.

Saat ini, ia sedang mempraktikkan ritual perawatan jiwa kecil, menggunakan cawan giok hitam untuk mengumpulkan energi spiritual klan Yang yang tersebar. Ritual itu berjalan lambat, tetapi memberinya kekuatan yang stabil dan tersembunyi.

FZZZT.

Tiba-tiba, api lilin spiritual itu berkedip-kedip hebat. Energi gelap yang Selir Sin kumpulkan di cawan giok tiba-tiba bergejolak, mendidih seperti air mendidih. Cawan itu, yang seharusnya tenang, bergetar di tangannya.

Selir Sin segera menghentikan ritualnya. Ia mengerutkan kening, ekspresi ketenangan yang selalu ia pertahankan kini terganggu oleh rasa jijik dan kewaspadaan. Ia merasakan gelombang energi. Bukan energi spiritual biasa, tetapi sesuatu yang jauh lebih esoteris, sesuatu yang sangat, sangat akrab.

“Energi kutukan? Dan… energi yang dimurnikan?” bisiknya, suaranya terdengar seperti pecahan es. Ia adalah dalang di balik semua kutukan klan Yang. Ia tahu persis bagaimana rasanya energi kotor. Tetapi energi yang baru saja ia rasakan tidak kotor. Itu brutal, murni, dan penuh kekosongan, seperti kutukan yang telah menjalani pemurnian spiritual.

Selir Sin berdiri, melangkah ke balkon kamarnya yang menghadap ke Kota Kekaisaran. Ia menyalurkan kultivasi bayangannya ke matanya, mengaktifkan Visi Bayangan Tingkat Tinggi. Ia memindai area pinggiran kota, tempat di mana energi itu melonjak.

Ia melihat aura spiritual yang lemah dan terputus di Lorong Naga Hitam—itu adalah sisa-sisa Bayangan Hening. Namun, di antara sisa-sisa itu, ia merasakan jejak energi yang menantang akal sehatnya. Energi itu terlalu kuat untuk pemulung, terlalu bersih untuk sihir gelap biasa, dan yang paling penting, terlalu mirip dengan Kitab Terlarang yang seharusnya telah musnah sepuluh tahun lalu.

“Pedang Kutukan Mao,” gumam Selir Sin, rasa takut yang jarang ia rasakan mulai menjalar. “Jendral Mao, kau benar-benar tidak mati.”

Mao adalah kultivator yang jenius, seorang jenderal yang memilih untuk menggunakan energi kutukan untuk penebusan. Selir Sin yakin bahwa Pedang Kutukan dan Kitab Seribu Kutukan telah hancur bersama istri dan putra Jendral Yong.

“Jika energi ini dimurnikan, itu berarti seseorang telah berhasil mematahkan Kutukan Pertama. Itu tidak mungkin! Aku telah menyematkan Kutukan Racun Darah pada bayi itu sejak dalam kandungan!”

Rasa panik mulai menyelimuti dirinya, tetapi segera digantikan oleh kemarahan yang membakar. Jika Ling Yuan, anak yang ia buang, masih hidup dan berhasil menguasai Kitab Kutukan, maka seluruh rencananya untuk membuka Gerbang Dimensi akan terancam.

Selir Sin kembali ke ruangan gelapnya. Ia tidak akan membuat kesalahan yang sama dengan mengirim agen lemah. Ia membutuhkan seseorang yang memiliki keterampilan pengintaian yang lebih halus, seseorang yang bisa memastikan identitas pemegang Pedang Kutukan itu tanpa memicu konfrontasi langsung.

Ia menjentikkan jarinya. Sebuah bayangan hitam pekat muncul dari sudut ruangan, membungkuk dalam diam. Sosok ini adalah mata-mata tingkat rendah, tetapi sangat cerdik dalam menyusup dan menyembunyikan diri. Ia tidak memiliki kekuatan tempur Bayangan Hening, tetapi memiliki mata yang tajam dan lidah yang licin.

“Dengarkan baik-baik,” perintah Selir Sin, suaranya kini kembali dingin dan berwibawa. “Pergi ke pasar pinggiran. Cari tahu tentang seorang pemulung misterius yang bisu. Dia baru saja membunuh salah satu bawahan kita, tetapi yang lebih penting, dia memancarkan energi yang kuno. Jangan pernah mencoba bertarung dengannya. Amati, kumpulkan jejak, dan bawakan aku informasi tentang racun apa yang dia gunakan.”

Mata-mata itu mengangguk. Selir Sin menambahkan, dengan nada ancaman yang menusuk:

“Jika kau gagal, nasibmu akan lebih buruk daripada Bayangan Hening. Pergi, dan bawa aku bukti yang meyakinkan bahwa Ling Yuan telah kembali, atau buktikan bahwa itu hanyalah residu energi lama.”

Mata-mata itu menghilang ke dalam bayangan. Selir Sin kembali menatap cawan gioknya yang kini perlahan kembali tenang. Jantungnya berdebar kencang, bukan karena kelelahan, tetapi karena realisasi yang menakutkan: warisan Mao telah bangkit, dan ia harus segera bertindak sebelum Ling Yuan tumbuh menjadi ancaman penuh.

Jika ramalan palsunya menjadi kenyataan karena perbuatannya sendiri, seluruh klan Yang akan menjadi tumbal yang sia-sia. Ia harus segera mengirim agennya, memburu anak itu, dan menghancurkan Pedang Kutukan Mao untuk selamanya.

1
Nanik S
Cukup menarik diawal
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!