Eldoria, yang berarti negeri kuno yang penuh berkah. Negeri yang dulunya selalu di sinari cahaya matahari, kini berubah menjadi negeri yang suram.
Ratusan tahun telah berlalu sejak peperangan besar yang menghancurkan hampir seluruh negeri Eldoria, membuat rakyat harus hidup menderita di bawah kemiskinan dan kesengsaraan selama puluhan tahun sampai mereka bisa membangun kembali Negeri Eldoria. Meskipun begitu bayang-bayang peperangan masih melekat pada seluruh rakyat Eldoria.
Suatu hari, dimana matahari bersinar kembali walau hanya untuk beberapa saat, turunlah sebuah ramalan yang membuat rakyat Eldoria kembali memiliki sebuah harapan.
"Akan terlahir 7 orang dengan kekuatan dahsyat yang dapat mengalahkan kegelapan yang baisa di sebut Devil, di antara 7 orang itu salah satu dari mereka adalah pemilik elemen es yang konon katanya ada beberapa orang istimewa yang bisa menguasai hampir semua elemen dari klan Es"
Siapakah ketujuh orang yang akan menyelamatkan negeri Eldoria?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AzaleaHazel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20
Namanya adalah Thamoris, rusa bertanduk bercabang lima dengan bintik di tubuhnya menyala seperti bintang. Dapat melintasi dimensi singkat untuk menghindari bahaya, di kaitkan dengan ramalan dan pertanda, juga memiliki racun mematikan di kelima tanduknya. Karena sudah menjadi bayangan, racunnya bisa berefek pada siapa saja termasuk mahkluk pemilik kekuatan hitam, tapi racunnya tidak akan berefek apapun pada tuannya. Itu berarti Liz tidak akan terluka walaupun dia tertusuk tanduk Thamoris.
Liz membuka matanya, senyum tulus ia tunjukkan pada rekan barunya. "Selamat datang, Thamoris, mulai hari ini mohon bantuannya." Tangannya menepuk kepala Thamoris dua kali.
Mengerti apa yang di ucapkan oleh Liz, Thamoris kembali menempelkan kepalanya dengan Liz, hanya sebentar setelah itu menghilang setelah Liz memerintahkannya, begitu juga para beruang. Akhirnya helaan nafas lega keluar dari mulutnya, tubuhnya langsung berbaring di atas salju merasa lelah karena bermain kejar-kejaran.
"Jadi nama rusa itu Thamoris?" Eve terbang di atas Liz yang sedang berbaring.
"Iya, dia memperlihatkan ingatannya padaku. Kau tau Eve, racun Thamoris bisa berefek pada siapapun termasuk pemilik kekuatan hitam, tapi hebatnya itu tidak akan berefek apapun padaku." Liz langsung mendudukkan dirinya dan menceritakan ingatan yang di tunjukkan Thamoris tadi dengan semangat.
"Kekuatan hitam? Itu berita yang bagus! Artinya racun Thamoris bisa berefek pada Devils!" Tanpa sadar Eve mengatakannya dengan semangat.
"Devils?" Liz bertanya dengan kerutan di dahinya, tanda jika dia tidak mengerti apa yang Eve maksud dan baru mendengar tentang Devils yang di sebut oleh Eve.
"Musuh umat manusia." Menurut Eve tidak ada salahnya mengatakan hal ini sekarang, bagaimanapun Liz juga akan tau nantinya.
"Apakah mereka berbahaya?" Liz kembali bertanya setelah mendengar jawaban Eve.
"Perang yang terjadi seratus tahun yang lalu, bahkan masih berdampak di masa sekarang, banyak orang-orang yang masih kesulitan di negara ini karena perang waktu itu telah menghancurkan seluruh negeri Eldoria. Awal mula dari orang-orang jahat dan licik di akibatkan oleh perang itu, karena kehidupan mereka yang sulit, membuat orang berpikiran licik dan akhirnya banyak yang berkhianat agar mendapatkan apa yang mereka inginkan, termasuk kekayaan." Eve menjelaskan panjang lebar tentang kisah peperangan yang terjadi seratus tahun yang lalu. Biasanya anak-anak akan mengetahui hal itu saat masuk sekolah dasar, tapi menurut Eve tidak masalah memberitahu Liz sekarang karena anak itu sangat cerdas jadi akan mudah memahami ucapannya.
Liz mendengarkan dengan baik cerita yang di jelaskan Eve, bisa di lihat dari raut wajahnya yang bereaksi saat mendengar apa yang terjadi di perang itu. Ia sekarang mengerti kenapa Eve memperingatinya agar tidak mudah percaya dengan seseorang, mungkin takut jika dirinya menjadi salah satu korban dari mereka.
"Kemungkinan terburuknya perang itu akan terulang lagi." Gumam Eve yang masih bisa di dengar oleh Liz.
"Lalu bagaimana? Apakah umat manusia akan kembali di hancurkan oleh Devils?" Liz sangat penasaran sekaligus cemas saat perang kemungkinan akan terulang kembali, bagaimana nasip umat manusia nantinya jika kembali di hancurkan.
"Dulu ada sebuah ramalan jika akan ada 7 orang dengan kekuatan dahsyat yang akan melenyapkan Devils, dan merekalah akan menyelamatkan negeri ini." Meskipun selama ini Eve bersembunyi di suatu tempat, tapi dia tetap mengawasi dunia ini. Jadi bisa di katakan ia tau semua apa yang terjadi selama seratus tahun terakhir ini.
"Hanya 7 orang?" Liz bertanya dengan ragu. Maksudnya jika Devils bisa menghancurkan seluruh negeri ini bukankah itu artinya jumlah mereka sangat banyak, yang ada di pikirannya saat ini adalah apakah ketujuh orang itu bisa melenyapkan semuanya.
"Seperti yang sudah kau pelajari jika semua orang di dunia ini memiliki kekuatan besar dan kecil. Ketujuh orang itu mungkin akan menghadapi pemimpin mereka atau mahkluk yang jauh lebih kuat dari Devils biasa. Selain itu seluruh orang di negeri ini akan membantu, meskipun akan ada banyak korban. Tapi itu lebih baik di bandingkan kehancuran seluruh negeri." Eve kembali menjelaskan dengan kata-kata yang lebih bisa di mengerti oleh Liz.
Liz mendengarkan dengan baik, perlahan dia mulai memahami jika Devils sangatlah berbahaya. Walaupun beberapa orang saling membenci dan ingin menjatuhkan, tapi mereka akan tetap bersatu saat perang itu tiba.
"Kau tau, kunci kemenangan umat manusia adalah orang dari klan Es." Eve memberitahu tanpa menyebutkan siapa orangnya.
"Kenapa?" Liz justru lebih penasaran kenapa harus orang dari klan mereka daripada ingin tau siapa orangnya.
"Ini memang dunia yang di penuhi sihir, tapi bagi orang biasa mereka hanya bisa menguasai dua elemen. Jika mereka menguasai tiga atau empat elemen itu sudah termasuk istimewa. Tapi ada beberapa orang di klan Es yang bisa menguasai hampir semua elemen, itu yang membuatnya menjadi kunci kemenangan umat manusia." Eve menjelaskan dan memberitahu apa yang belum Liz ketahui.
"Itu berarti Kak There termasuk orang istimewa?" Tiba-tiba saja Liz teringat dengan Theresa yang memiliki 4 elemen.
"Ya, termasuk Ayahmu dan orangtua Theresa." Balas Eve, membuat Liz mengangguk mengerti.
Liz sudah tau jika Acrus menguasai 4 elemen, berbeda dengan Acresia yang hanya menguasai 2 elemen yaitu elemen angin dan air. Liz juga baru tau jika kedua orangtuaku Theresa juga termasuk orang istimewa, pantas saja Theresa juga hebat seperti mereka.
Seolah pikirannya tersadar, Liz menatap Eve. "Tapi bagaimana denganku? Aku bisa menguasai semua elemen?" Liz bertanya seraya menunjuk dirinya sendiri.
Benar, jika orang yang memiliki empat elemen sudah di sebut istimewa, lalu bagaimana dengannya yang bisa menguasai semua elemen? Dan ia baru menyadarinya sekarang saat mereka sudah berbicara sejak tadi.
"Kau adalah monster." Jujur, Eve juga bingung harus menyebut Liz seperti apa. Bahkan ia mengakui kekuatan Liz sangat mengerikan.
"Hey! Kenapa kau menyebutku monster, dasar Phoenix jelek!" Maki Liz tidak terima, bisa-bisanya Phoenix jelek ini menyebutnya monster. Padahal Evans dan Gilbert mengatakan jika ia sangat menggemaskan.
"Hey, hati-hati saat bicara. Aku adalah hewan legendaris di dunia ini, enak saja kau bilang jelek!" Eve berucap seraya terbang mengitari Liz, suaranya terdengar seperti sedang mengomel.
"Kau yang memulainya lebih dulu." Liz menggerutu tidak terima, salah sendiri menyebutnya monster.
"Lalu aku harus menganggap mu seperti apa? Jujur saja kekuatanmu sangat mengerikan karena bisa meniru semua apa yang kau lihat bagaikan monster atau mungkin maniak sihir?" Entah Eve merasa beruntung atau dalam masalah karena sudah menjadi hewan pelindung untuk Liz. Intinya mereka di pertemukan oleh takdir, itu artinya dia akan bersungguh-sungguh menjaga anak ini.
"Ya itu lebih baik daripada kau menganggapku seperti monster." Sepertinya Liz lebih menyukai sebutan maniak sihir daripada monster, lihat saja wajahnya yang terlihat puas itu.
Eve menatap malas reaksi Liz, tapi ia juga merasa senang karena anak itu kembali ceria. "Karena itu kau harus mencari lebih banyak monster agar memiliki pasukan tempur untuk perang nanti." Ya, inilah alasan Eve sebenarnya. Ia selalu memaksa Liz membunuh monster dan harus membiasakan gadis itu agar siap secara mental maupun fisik.
Kini Liz sadar kenapa Eve selalu memaksanya membunuh monster. Rasanya memang berbeda jika membunuh langsung dengan tangannya sendiri di bandingkan membunuh Red Wolf dengan jimatnya waktu itu. Awalnya memang cukup mengerikan membunuh dengan tangannya sendiri, apalgi saat darah segar mulai terciprat ke wajah atau tubuhnya. Ia jadi merasa bersalah dengan Eve, padahal Phoenix itu adalah pelindungnya dan sudah seharusnya dia percaya sepenuhnya jika apa yang Eve katakan adalah hal yang terbaik untuknya.