Karya ini orisinal, bukan buatan AI sama sekali. Konten *** Kencana adalah sang kakak yang ingin menikah beberapa waktu lagi. Namun kejadian tak terduga malah membalikkan keadaan. Laut Bening Xhabiru, menggantikannya menjadi istri pria dingin berusia 30 tahun yang bahkan belum pernah berciuman dengan wanita lain sebelumnya. Akankah mereka bahagia dalam pernikahan tanpa cinta ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Air Chery, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gagal
“Nggak mau!” pekik Bening sembari mendorong keras tubuh Segara yang masih kelaparan. Segara yang tidak bersiap dengan perlawanan istrinya, nyaris terdorong ke belakang. ”Mas, tolong jangan,” kata Bening. Ia memeluk erat selimut di tubuhnya.
“Maafkan aku,” kata Segara. Ia lalu beranjak pergi ke kamar mandi.
Bening masih berlanjut dengan detakan jantungnya yang masih terasa berlarian di dalam sana. Ia merasa bersalah pada dirinya sendiri karena membiarkan Segara menyentuhnya.
Ditengah penyesalannya, Bening mencoba memejamkan matanya. Ia ingin segera tidur dan melupakan kejadian yang baru saja dihadapinya.
Segara yang sudah selesai dengan aktivitasnya, keluar dari kamar mandi dan melihat Bening yang sudah terlelap.
“Ting!!” dering pesan berbunyi di ponsel Segara.
“Saya akan ke Indonesia esok, jemput saya di lapangan terbang.”
Segara melemparkan ponselnya sembarang arah di atas ranjang. Ia kemudian memposisikan dirinya ikut berbaring di sebelah Bening.
Perasaan bersalahnya ia rasakan lagi. Namun, tak dapat dipungkiri jua, ia juga merasakan senang karena telah merasakan sedikit kenikmatan di tubuh mulus istrinya itu. Ia tentu ingin lebih.
Segara memandangi wajah Bening yang tertidur pulas di hadapannya. Wajah yang selalu membuatnya merasa terpana setiap kali melihatnya. Ia memandangi bibir ranum yang baru saja ia rasakan manisnya.
Apakah ia sudah mulai merasakan benih - benih cinta? Tapi dirinya juga masih memikirkan kekasihnya, Grace.
‘Mungkin perasaanku hanya sebatas nafsu.’
Segara membalikkan tubuhnya membelakangi Bening.
...🫗🫗🫗...
“Aku mencintaimu,” ucap Segara sembari memeluk erat pinggang Bening.
Segara mendekatkan wajahnya, ia merasakan bibir manis itu lagi. Bening hanya terdiam, kali ini ia tak bisa menolaknya lagi. Seakan Segara sudah memberikannya pelajaran. Bening membalas ciuman itu dengan lincah.
Segara mulai membuka kancing baju istrinya satu persatu. Meremas puncak gunung merah muda itu lagi. Laki - laki itu melepaskan bibirnya, dan kembali beraksi membenamkan wajahnya di gunung kenikmatan.
“Ahhhh\~\~ Mas\~\~\~ jangan\~\~” suara Bening yang tertahan. Ia ingin segera melepaskan diri, tapi kelakuan suaminya sangat tidak dapat ia hentikan jua.
Segara tidak memperdulikan apapun lagi. Ia dengan rakus menghisap dan meremas barang kesukaannya itu.
“Bening, Bening!” Segara sedikit mengguncang tubuh istrinya.
Bening mengerjapkan matanya. Melihat wajah Segara yang sangat dekat dengan wajahnya.
“Kamu terlalu erat memelukku. Kamu sedang mimpi horor?” tanya Segara.
Bening melihat ke arah tangannya yang melingkar di dada Segara. Ia juga menyadari tangannya Meremas kulit suaminya. Dengan spontan Bening melepaskan tangannya dan duduk membelakangi Segara.
“Kamu mimpi horor?” tanya Segara sekali lagi.
“Lebih dari mimpi horor,” balas Bening. Ia memukul pelan kepalanya. Sedang Segara bingung dengan kelakuan Bening.
‘Sebelum tidur gue berambisi untuk melupakan kejadian tadi malam. Tapi malah di dalam mimpi kejadiannya terulang lagi. Lalu ada apa dengan gue yang menjadikan tuan Segara itu sebagai guling? Dasar memalukan sekali!’ batin Bening. Ia mendengus kesal.
“Pagi ini aku ada urusan mendadak, kamu bisa pulang sendiri?” tanya Segara.
“Ya, Bening bisa pulang sendiri,” balas Bening.
“Baiklah, aku akan menyuruh supirmu menjemput ke sini.”
...🌰🌰🌰...
“Ada seorang perempuan yang gue rasa dia menyukai gue,” ungkap Shaka.
“Lo suka?” tanya Garlie.
“Gue rasa, perasaan gue masih jatuh pada cinta lama.”
“Ranti?”
“Ya, dia tak pernah benar - benar hilang.”
“Ranti sudah meninggal dan nggak akan bisa lo temuin di dunia ini lagi,” kata Garlie.
Shaka menundukkan kepalanya dalam. Ia mengingat lagi kenangannya bersama Ranti yang terjalin 4 tahun lamanya. Gadis pujaannya itu akhirnya terbujur kaku di rumahnya sendiri. Meminum racun tanpa siapapun yang tahu.
Kehilangan kedua orang tuanya sekaligus karena insiden kecelakaan lalu lintas. Gadis itu juga harus menanggung hutang sang ayah yang tak mungkin bisa ia lunasi walau ia mencicilnya selama seumur hidupnya.
Shaka selalu berada di sisinya, berusaha sekeras mungkin untuk membantu keuangan Ranti.
Tapi malam itu, Ranti melarang Shaka untuk menemuinya. Ia mengatakan jika ia ingin sendiri dan tak ingin siapapun mengganggu dirinya.
Shaka membiarkan kekasihnya seorang diri dengan harapan ia akan bisa melepaskan habis segala ketersiksaannya malam itu dengan menangis atau sekedar memecahkan gelas.
Namun, setelah terjadi, ia sadar, ia cukup naif dalam hal memahami keadaan isi hati Ranti. Shaka merasa dirinya telah membiarkan Ranti melakukan hal yang melewati batas hingga ia kehilangan sosok wanita yang sangat dicintainya itu.
Sudah 3 tahun kejadian itu berlalu. Namun ia selalu merasa, kehilangan Ranti bagai baru 1 bulan yang lalu.
Teramat membekas, hingga ia tak ingin mengenal wanita lain lagi. Bukan karena ia tak bisa jatuh cinta, namun ia terlalu takut untuk melabuhkan cinta lagi. Ia tak ingin hal buruk menimpa cintanya, hingga membuatnya terpuruk dan menderita untuk kedua kalinya
Ia menyadari Uni yang baik padanya dan begitu perhatian. Melihat sosok Uni rasanya ia ingin berlabuh ketepian cinta lagi. Dari itu, menjauhi Uni satu - satunya cara agar ia tidak lebih jauh berada dalam batas ambang pendiriannya.
“Dengar, kawan. Kalau lo nggak suka, maka bicarakan lah dengan terus terang. Tapi jika hanya diam, membuat ia akan terus berharap lebih. Dan jika lo sendiri ragu untuk bicara dan terus diam menghadapi wanita itu, itu artinya lo juga membiarkan dia berharap, karena sebenarnya sedikit banyaknya lo juga menyukai perlakuan dia. Tapi lo mungkin nggak sadar,” ucap Garlie.
“Apa yang harus gue lakuin?”
“Sudah saatnya lo keluar dari rasa bersalah lo terhadap Ranti. Semua adalah keputusan Ranti sendiri dan semuanya juga sudah terjadi. Jangan mengutuk diri lo terus - terusan. Cobalah memulai kembali. Nasib seseorang tidak akan selalu berjalan buruk. Bisa jadi hal yang memberikan banyak luka di awal, karena pencipta ingin lo merasa syukur yang tiada tara saat merasakan kebahagiaan berikutnya,” jelas Garlie panjang lebar.
“Tapi gue takut gue nggak bisa membahagiakan wanita lain selain Ranti, karena bayang - bayang masa lalu.”
“Semua itu tentang kerangka berpikir lo. Hanya lo sendiri yang bisa mengendalikan pikiran dan tubuh lo sendiri.”
Shaka diam, mencerna semua perkataan Garlie. Benar, semua ini hanya tentang pola pikir yang sudah ia atur sendiri. Membiarkannya tumbuh lebih kuat tanpa memikirkan kebahagiaannya.
Ranti memang kekasih yang sangat ia cintai dulu. Namun ia juga sudah tenang di sana tanpa urusan dunia lagi.
...🍯🍯🍯...
Karya Orisinal bukan Hasil AI