"Ini putri Bapak, bukan?"
Danuarga Saptaji menahan gusar saat melihat ponsel di tangan gadis muda di hadapannya ini.
"Saya tahu Bapak adalah anggota dewan perwakilan rakyat, nama baik Bapak mesti dijaga, tapi dengan video ini ditangan saya, saya tidak bisa menjamin Bapak bisa tidur dengan tenang!" ancam gadis muda itu lagi.
"Tapi—"
"Saya mau Bapak menikah dengan saya, menggantikan posisi pacar saya yang telah ditiduri putri Bapak!"
What? Alis Danu berjengit saking tak percaya.
"Saya tidak peduli Bapak berkeluarga atau tidak, saya hanya mau Bapak bertanggung jawab atas kelakuan putri Bapak!" sambung gadis itu lagi.
Danu terenyak menatap mata gadis muda ini.
"Jika Bapak tidak mau, maka saya akan menyebarkan video ini di media sosial!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon misshel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 28. Galak Tapi Dungu
"Mbak Clara, tolong hentikan Mbak!" Salah seorang pria penjaga rumah Danu berlari mendekat saat melihat Clara menyerang Beby membabi buta.
Sejujurnya semua orang sedang terlena melihat Clara datang, mereka anggap biasa, tetapi tak lama, Clara berlari menyerang Beby yang saat itu sedang duduk di tepi kolam kaca raksasa berisi ikan koi. Sehingga kini, penjaga rumah dibuat ketakutan dan panik.
Revan berdecak seraya melarikan diri keluar. "Lepasin, Cla ... kamu salah waktu kalau buat onar di sini." Tentu karena Revan merasa terjebak sendiri. Kata Clara, kemari tujuannya untuk mengambil beberapa barang sekaligus mengunjungi Danu. Alasan yang baik dan kesempatan emas untuk mendekati Danu agar melepaskan Beby, pikir Revan. Setidaknya, dia bisa melakukan sesuatu agar Danu ilfil pada Beby. Tapi ternyata malah Clara berulah dengan sangat kasar tanpa perhitungan begini. Aduh, bikin masalah aja si Clara ini!
Sudah kepalang basah, jadi Clara menarik Beby hingga wajah anak itu menempel ke bebatuan buatan yang menjadi dinding pengapit kaca kolam yang tingginya satu meter tersebut.
"Awwwhhh!" Beby benar-benar mengerang kesakitan.
"Mbak Clara, Pak Danu dalam perjalanan ke sini! Nanti Mbak Clara kena marah Pak Danu—"
"Diam!" pekik Clara sedikit panik. "Beby—dengar! Aku kasih kamu waktu sampai besok pagi, beri aku uang seratus juta atau mukamu akan trending di berita kriminal! Aku akan buat kamu seperti seorang penjahat!"
Clara sedikit menghempaskan tubuh Beby. "Aku nggak main-main, Beby! Kamu keenakan jadi orang! Sudah bikin rumah tangga orang hancur, mamiku sakit, eh, sekarang tinggal di rumah gedongan! Kamu itu miskin, jelek, ngelunjak pula! Bagus kamu masih aku biarkan hidup bebas, tunggu sampai semua orang tahu siapa kamu sebenernya!"
Beby meringis menahan sakit di wajah yang baru tadi pagi diperiksa dokter lagi. Semalam sudah, tapi pagi ini bengkaknya makin mengerikan. Karena takut infeksi, Danu membawa Beby ke Medica kembali, diperiksa hingga Beby diberi tambahan perawatan dan obat. Kini sakit dan luka itu bertambah lagi rasanya. Sakit itu benar-benar membuat Beby pusing dan berkunang-kunang, jadi dia tidak bisa membalas Clara apapun.
"Minggir kalian semua!" perintah Clara penuh ancaman pada pekerja rumah Danu yang Clara sudah sangat kenal. "Kalian mau bela pelakor? Mau melindungi orang yang sudah bikin orang lain celaka? Kalian udah bagus diberi kerjaan di sini, masih aja bela orang yang salah! Gila kalian semua!"
Clara melirik Beby. "Awas kalau kau nggak segera kasih uang itu ke aku, Beby! Ingat, aku nggak pernah main-main! Aku tunggu di rumah Revan!"
Clara menampar Beby, tetapi gadis sialan itu berhasil menghindar. Tapi benar-benar tampak seperti telah terkena tamparan darinya.
"Aawwww!" Beby memekik keras seraya mendaratkan pipi ke dinding batu disebelahnya. "Awwwh!"
"Stop Mbak!" teriak pekerja rumah Danu makin panik.
"Sakiiittt ...!" Beby meringis tetapi tersenyum juga disaat yang sama. "Tolong, kepala saya pusing," rengeknya dengan ekspresi dibuat sesakit mungkin dan semengejek mungkin.
Para pekerja mulai berlarian mendekat, terlebih Clara kini menarik lagi rambut Beby. Tak ada keraguan bagi mereka, kini sepenuhnya mereka dijarak yang sangat dekat dengan Clara.
"Mbak Clara—"
"Dia hanya pura-pura! Aku sama sekali tidak menamparnya! Lihat—!"
Tapi Beby dengan mudahnya melelehkan air mata. Memekik kesakitan dan mencoba lepas dari Clara. "Lepasin, Cla ...."
Clara enggan melepas, justru makin kuat mencengkeram sehingga salah seorang pekerja Danu segera menarik Clara dan berhasil memitingnya kuat-kuat.
"Kau—apa-apaan? Lepasin nggak! Aku bos kalian! Berani sekali kamu menyentuhku! Lepasin ... kamu menjijikkan!"
Tapi siapa peduli, Clara dibawa keluar dan dilemparkan ke jalanan depan rumah Danu. Mereka menutup pintu dan menguncinya dari dalam. Tidak ada yang bicara sama sekali sehingga Clara makin kesal dibuatnya.
"Beby, kau—!" Tetapi Clara berhasil menahan diri karena dibekap oleh Revan. Ditarik suaminya itu menuju mobil.
"Kamu mau semua orang tahu kalau kamu—"
"Biarin aja, biarin!" berontak Clara ketika berhasil masuk ke dalam mobil, dan tangan Revan di lepaskan. Menatap Revan kesal, Beby mendengus agar kekesalan di dadanya terlampiaskan.
"Kamu galak doang, tapi dongo! Makanya dimanfaatin Beby segitu mudahnya!" Revan mencibir Clara begitu sadis dan tanpa empati. Clara berdecih keras. "Dia nggak akan bisa jadi istri Papi kamu kalau nggak licik dan pinter bikin drama,"
"Sok tau kamu—"
"Aku 5 tahun pacaran sama dia! Jadi pria yang paling ngerti dia, kamu lupa?" Revan mencibir apapun ekspresi Clara saat ini. "Kalau kamu mau menang, caranya nggak gini!"
"Dih, sok pinter! Kamu tau apa soal keluarga kami? Soal Papi?" cibir Clara menjadi-jadi. "Jadi pacar Beby juga cuma pura-pura!"
Tatapan mereka saling beradu, sebelum Revan beralih menatap pagar besar rumah Danu. "Kamu tau apa sih, Cla? Biar kamu tau aku gimana sama Beby, kamu nggak tau kan, apa yang aku lakuin ke Beby biar dia bucin ke aku? Yang kamu tau hanya kamu berhasil tidur denganku, bukan dengan kedalaman perasaan antara aku dan Beby!"
Revan kembali menatap Clara. Bibirnya tersenyum miring. "Bahkan jika sekarang dia balikan sama aku, dengan tangan terbuka aku nerima dia, asal kau tau!"
Clara tercengang. "Maksud kamu apa?"
Namun jawaban Revan tidak segera Clara dapatkan, justru pria itu meninggalkan Clara menuju sisi kemudi berada.
Ketika telah masuk dan siap pergi, Revan kembali berbicara. Nada suaranya sangat dalam dan penuh tekanan.
"Bahkan ayahku saja tidak berkedip melihat Beby, setidaknya dua pria itu menginginkan Beby! Biasanya mata tua itu penilaian nya sangat tajam dan aku percaya ada sesuatu yang menarik sehingga Papimu saja rela membuang mami kamu demi Beby!"
tetap semangat ya kak 🫰😘
gaya bahasa
cerita menarik tp knpa sepiii
terima kasih kak telah membuat novel yg bagus, ringannn tp enak di baca
tetap membuat karya karya terbaik ya thor🙏😍
novel istri muda pa dewan ttp di nt atau aplikasi lain thor🙏
yg buat salah anak kamu bersama Mila pa Broto 🤭
Akhirnya ketahuan ya bapak kandung Clara , tinggal bapak kandung candra dan cakra 😄
semoga Beby hamil kembar ya thor
agar ada kebahagian Danu punya anak kandung🙏