NovelToon NovelToon
Jawaban Untuk Kimi

Jawaban Untuk Kimi

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: EmbunPagi25

Kimi Azahra, memiliki keluarga yang lengkap. Orang tua yang sehat, kakak yang baik, juga adek yang cerdas. Ia miliki semuanya.

Namun, nyatanya itu semua belum cukup untuk Kimi. Ada dua hal yang belum bisa ia miliki. Perhatian dan kasih sayang.

Bersamaan dengan itu, Kimi bertemu dengan Ehsan. Lelaki religius yang membawa perubahan dalam diri Kimi.

Sehingga Kimi merasa begitu percaya akan cinta Tuhannya. Tetapi, semuanya tidak pernah sempurna. Ehsan justru mencintai perempuan lain. Padahal Kimi selalu menyebut nama lelaki itu disetiap doanya, berharap agar Tuhan mau menyatukan ia dan lelaki yang dicintainya.

Belum cukup dengan itu, ternyata Kimi harus menjalankan pernikahan dengan lelaki yang jauh dari ingin nya. Menjatuhkan Kimi sedemikian hebat, mengubur semua rasa harap yang sebelumnya begitu dasyat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EmbunPagi25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20. Kimi Dan Arkana 2

"Kamu sekarang, lebih banyak bareng Arkan, yah, Kim! Udah jarang sama aku." Protes Kak Yana saat mendapati nya yang yang sedang menunggu Arkan di belakang rumah di bawah pohon Jambu. Saat lelaki itu naik ke pohon Jambu, memetik buahnya untuk Kimi.

"Engga. Kok, Kak. Kalau Kak Arkan ngga ke sini, aku kan mainnya sama Kakak."

"Iya ... tapi kalau Arkan ada di sini. Kamu jadi lupa sama aku."

Mungkin, kebersamaan itu semua hanya berlangsung saat lelaki itu sekolah menengah pertama. Karena setelahnya, kedekatan mereka sebelumnya, seakan tidak pernah terjadi. Saat Arkan memasuki sekolah menengah atas di sekolah yang sama dengan Kak Yana. Lelaki itu seperti jadi sibuk berkali lipat.

Sibuk dengan berbagai kegiatan MPLS, ikut berbagai organisasi disekolah dan berbagai hal tentang kesibukan sekolah yang tidak Kimi ketahui.

Semua itu membuat intensitas kedekatan mereka jadi berkurang, Arkan jadi lebih banyak waktu bersama Yana karena kegiatan sekolah itu.

"Kak, Ar. Bantu aku kerjain PR, dong!"

"Nanti, yah! Kaka lagi ngerjain tugas bareng Kak Yana."

"Kak, Ar. Temenin aku beli es krim, yuk!"

"Iya, tunggu tugas Kaka selesai dulu, yah!"

"Kak, Ar. Ada yang mau aku cerita–"

"Nanti, yah, Kim. Kaka lagi sibuk. Ada tugas kelompok bareng Kak, Yana."

Dan, kata nanti yang di ucapkan oleh Arkan itu tidak pernah terjadi hingga lelaki itu kembali pulang ke rumahnya.Kimi baru tahu, bahwa kata nanti itu bisa berarti tidak.

Semakin lama, semakin jarang waktu Arkan untuk berkunjung ke rumah. Bahkan, saat ia berlarian menuju teras depan saat mendengar suara motor Om Hamdan yang berhenti di pekarangan depan.

Kimi tidak menemukan tanda-tanda kehadiran sosok yang sedang ia tunggu kedatanganya.

"Kak Arkan ngga ke sini, Om?" Tanyanya pada Om Hamdan. Ia tidak bisa menyembunyikan raut kecewanya saat mendengar jawaban dari Om Hamdan.

"Kak Arkan lagi istirahat di rumah, Nak. Kayanya lagi kecapekan."

Jadi saat lain hari Kak Yana mengatakan ingin pergi ke rumah Arkan. Kimi tidak bisa untuk mengabaikan kesempatan kali ini. Ini adalah kesempatannya agar bisa bertemu dengan Arkan. Meski Kak Yana menolaknya untuk membawa Kimi ikut.

"Kita ada tugas kelompok, Kim. Orangnya rame!"

"Aku ngga akan ganggu, Kak. Aku cuma bakal diem, di sana."

Kimi bahkan harus menangkupkan kedua tangannya di depan dada seraya menatap Kak Yana dengan tatapan permohonan.

"Pliss ...."

Kak Yana bahkan terlihat menghela napasnya terlebih dulu sebelum menggangguk dengan sangat terpaksa. "Yaudah, tapi janji ngga akan rewel?"

"Janji!" Jawab Kimi dengan mantap, ia bahkan tidak bisa menyembunyikan senyumnya selama di perjalanan.

"Kok, lo bawa adik, lo, sih. Yan! Emangnya ngga akan ganggu?" Ucap cewek berambut pendek dengan kostum kebaya serta kain jarik yang melilit pinggang rampingnya itu. Cewek itu menaikan kedua alisnya saat mendapati kehadirannya bersama Kak Yana.

"Ngga Ula. Aman! Adek gue udah janji ngga akan ganggu. Iya, kan, Kim?" Kak Yana menatapnya. Mencari pembenaran dari ucapannya, membuat Kimi harus mengalihkan tatapannya dari sosok Arkan yang sedang mengatur posisi kamera agar mendapatkan pencahayaan yang pas.

Kimi mengangguk pelan, "Iya, Kak." Jawab Kimi cepat.

Cewek berambut pendek yang bernama Ula itu, melengos seraya berbalik mendatangi Arkan.

Ula nampak membisikan sesuatu di telinga Arkan sehingga membuat lelaki itu berbalik menengok ke belakang. Lebih tempatnya, ke arah Kimi saat ini. tatapan mereka bersirobok dan Kimi bisa melihat raut kaget diwajah Arkan.

Lelaki itu berjalan mendekat, memangkas jarak. Senyumnya masih mengembang saat menyapa Kimi.

"Hai, Kim! Mau nonton drama kita?" Tanyanya.

Kimi menganguk pelan, ia tahu Arkan hendak kembali buka suara. Namun urung saat suara cowok dengan tubuh tinggi kurus itu, memanggil Arkan.

"Kita mulai sekarang, Ar!" Ucap cowok itu. "Buruan!" Lanjutnya.

"Tunggu di sini dulu, yah. Kim! Ada yang mau Kaka omongin nanti." Setelah mengatakan kalimat itu, Arkan lalu beranjak dari sana.

Lelaki itu sempat menoleh sekilas padanya, sebelum punggung itu berbalik, berbaur dengan temannya.

Membiarkan Kimi duduk di tempat yang paling pojok di ruangan itu, hanya agar ia tidak tertangkap kamera saat mereka memulai merekam. Bahkan, tanpa sempat untuk Kimi membalas sapaan lelaki itu maupun ucapan Arkan padanya.

Kimi hanya bisa jadi penonton di dunia yang tidak pernah ada ia di dalamnya.

Lebih dari itu, Kimi tidak menduga jika kunjungan ke rumah Arkan hari itu menjadi kali terakhir pertemuannya dengan lelaki itu. Arkan seolah raib.

Saat kunjungan Om Hamdan kerumah pun, Arkan tidak ikut serta seperti yang sudah-sudah.

Ucapan Arkan tempo hari, tentang sesuatu yang ingin lelaki itu bicarakan dengannya pun sampai saat ini, Kimi tidak tahu.

Ucapan itu menggantung tanpa kejelasan lebih lanjut, seolah sengaja meninggalkan pesan tak sampai.

"Kak Arkan kenapa sekarang ngga ada main kerumah lagi, Kak?" Tanya Kimi waktu itu pada Kakanya, Yana. Yang sedang membaca buku.

"Ngga tau, Kim. Mungkin lagi sibuk. Arkan ikut organisasi disekolah, jadi kegiatan dia lebih banyak." Jawaban Yana tidak membuat Kimi puas. Menjadikan Kimi lebih sering bertanya pada Kak Yana, dan jawaban itu tetap sama.

"Sesibuk apa, sih, Kak Arkan. Sampe ngga pernah main kerumah lagi?"

"Ngga tau, Kim. Nanti juga balik lagi Arkan. Ngga usah dipikirin terus."

Tidak usah dipikirin, terus?

Ucapan itu terus terngiang di benak Kimi, hingga ia betulan lupa pada rasa amannya saat bermain dengan Arkan.

Lupa pada rasa nyamannya saat belajar dengan Arkan atau rasa senangnya, saat berbagi canda dan tawa dengan Arkan.

Pada akhirnya Kimi telah kehilangan sosok Kaka laki-laki yang sedari awal memang tidak pernah benar-benar Kimi miliki.

Semuanya menjadi terasa asing saat Kimi memasuki sekolah menengah pertama. Ia selalu menghindar, mengurung diri berjam-jam di dalam kamar hanya agar tidak bertemu dengan Arkan yang kembali berkunjung ke rumah untuk belajar bersama Kak Yana.

Pertemuan mereka terjadi hanya saat-saat acara penting yang mengharuskannya untuk tidak selalu di kamar.

Dan saat kabar duka tentang kepergian Om Hamdan, serta kerapuhan dari Arkan yang tidak ingin lelaki itu tampakan, menyentuh hati Kimi.

Dengan kesadaran penuh ia menghampiri Arkan setelah sekian lama, lalu duduk di seberangnya hanya untuk mengatakan sesuatu yang seharusnya lelaki itu tahu.

"Kaka ngga harus selalu kuat, karena Kaka juga berhak untuk rehat. Berhak juga untuk mengutarakan isi hati. Dan, menangis ngga akan buat Kaka kelihatan lemah."

Setelahnya, Kimi bisa temukan tetesan demi tetesan yang mengalir di kedua pipi Arkan, hingga mejadi isak tangis. Untuk pertama kalinya untuk Kimi melihat sisi rapuh dari seorang Arkana.

1
Asrar Atma
Abang Ar, hati-hati dijaga hatinya istri/Angry/
Kesini
lanjut Thor
Kesini
ah manis
Kesini
Alhamdulillah, ada hikmahnya saya tidak jadi pelakor
Asrar Atma
beda emang doa orang baik, kata-kata nya terusan indah nih
Asrar Atma: tersusun
total 1 replies
Abel Peony
Unyuk?/Drowsy/
Asrar Atma
tumbuhkan lah benih cinta itu/Determined/
Asrar Atma
aku malah bacanya ngga cantik tadi, jadi ngulang lagi baca nya ternyata salah
Kesini
ku kira murahan tadi/Curse/
Kesini
lah lah bearti kamu sayang kimi
Kesini
mang Danang sama man dang memang kembar
Kesini
habis panen langsung ngembengkel
Kesini
belikan saya kue
Asrar Atma
cuma dinovel yang nyebelin gini jadi lucu
Asrar Atma
itu adalah kebiasaan perempuan yang ngga tahu kenapa, tapi percaya deh aku juga kesal kalo jadi abang Arkan
Asrar Atma
kimi ngga butuh apapun, biar dicintai suaminya /Doubt/
Asrar Atma
sedikit kesal pada abang Ar/Grimace/
Asrar Atma
oh gitu tuh, ngerti jadi sih dari sudut pandang kimi. eh akhirnya Arkan deh yang suka. jadi berbalik gitu/Angry/
Kesini
mellow
Kesini
pantas kau kecewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!