Kisah seorang menantu yang pernikahannya hancur karena ibu mertuanya yang memaksa putranya untuk menikah lagi dengan alasan sang menantu mandul. Vanniya harus merasakan sakit hati melihat kemesraan sang suami bersama madunya hingga ia membalas rasa sakit ini kepada ibu mertuanya.
Suatu hari ibu mertua Vanni mendapati sang suami membawa wanita lain ke rumahnya dengan status sebagai istri kedua. Wanita itu terduduk lesu, Vanni yang melihatnya segera mendekatinya.
" Bagaimana ma? Manis bukan madu yang aku kirimkan untuk mama?"
Bagaimana usaha Vanni balas dendam kepada ibu mertuanya? Apakah setelah ini Vanniya akan kembali kepada sang suami atau ia memilih meninggalkan suaminya dan menjalani kehidupan barunya?
Ikuti dan dukung kisah mereka berdua.
Baca pelan" dan tidak perlu boomlike karena akan mengurangi performa karya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERNIKAHAN KEDUA ANDREAS
Jeduarrrrr...
Bagai di sambar petir di siang bolong, tubuh Vanni mendadak kaku tak bisa di gerakkan. Lidahnya pun terasa kelu karena saking terkejutnya.
" Kau tidak bercanda bukan?" Tanya tuan Ardi menatap putranya.
" Aku bersungguh sungguh dengan ucapanku pa. Demi kesehatan mama, apapun akan aku lakukan." Sahut Andreas tanpa melihat perubahan wajah Vanni.
Rupanya memang benar, Andreas lebih sayang dengan ibunya ketimbang dengannya. Ungkapan cinta yang selama ini Andreas katakan rupanya hanya kepalsuan belaka.
Vanni maju di depan Andreas, ia tatap wajah pria yang telah berjanji untuk tidak akan meninggalkannya maupun menyakitinya.
" Aku minta maaf!" Ucap Andreas menatap Vanni. Tangannya terulur hendak menyentuh pipi Vanni, namun Vanni segera menghindar darinya.
" Maaf untuk apa? Apa untuk janji yang telah kau ingkari mas?" Sinis Vanni tersenyum kecut.
" Aku terpaksa melakukan ini sayang. Kali ini, cobalah mengalah dengan mama." Ujar Andreas.
" Mengalah yang bagaimana lagi mas? Apa selama ini aku kurang mengalah dari mama?" Vanni mulai terpancing emosi.
" Saat aku sakit, kau meninggalkan aku demi mama yang memintamu mengantarnya ke luar kota. Saat aku butuh biaya perawatan, kau berikan uang itu kepada mama untuk membeli kalung berlian yang aku rasa tidak ada gunanya. Lalu saat kami berdua mengalami kecelakaan, kau bahkan mengabaikan aku dan lebih memilih membawa mama ke rumah sakit. Padahal kau tahu kondisiku saat itu lebih parah dari mama." Andreas bungkam, memang benar apa yang di katakan oleh Vanni. Selama ini ia lebih memprioritaskan ibunya daripada istrinya.
" Maafkan aku sayang! Aku hanya tidak ingin membuat mama kecewa." Ucap Andreas.
" Lalu kecewa yang mana yang belum pernah aku rasakan atas sikapmu padaku mas? Selama tiga tahun, aku menemanimu dalam kesakitan. Cukup mas! aku mohon tolong jangan sakiti aku lagi." Vanni mengatupkan kedua tangan di depan dadanya. Air mata kesedihan turut membasahi pipi putihnya.
Andreas menggenggam tangan Vanni, " Sayang, tolong mengerti keadaanku saat ini. Mama menginginkan cucu dariku, dengan kondisi mama yang seperti ini, tidak mungkin bagiku untuk menolak pernikahannya. Dan jujur saja, aku juga mendambakan seorang anak selama ini."
Deg...
Jantung Vanni berdebar dengan kencang saat mendengar ucapan suaminya. Ia menatap Andreas begitupun sebaliknya.
" Umurku sudah tidak muda lagi, aku juga ingin segera memiliki momongan seperti teman temanku yang lain. Aku ingin menjadi seorang ayah sayang. Meskipun aku belum tahu siapa yang bermasalah di antara kita, namun aku juga tidak bisa menekan keinginanku. Tolong mengerti keadaanku! Jika memang terbukti aku yang bermasalah, aku akan menceraikan Luna setelah mama sembuh nanti. Setidaknya untuk saat ini, mama bahagia karena aku mau mewujudkan keinginannya dengan menikahi Luna. Aku minta ridhomu sayang, bukankah di dalam agama aku di ijinkan memiliki lebih dari satu istri? Untuk itu berikan kesempatan padaku untuk menikmatinya. Jika aku tidak bisa memiliki anak darimu, setidaknya aku bisa memiliki anak dari Luna. Kelak anak itu akan menjadi anakmu juga."
Lengkap sudah penderitaan Vanni saat ini. Hatinya hancur mendengar penuturan dari pria yang sangat ua cintai. Memang pada dasarnya pria hanya pandai membual saja. Namun pada kenyataannya ia tidak bisa menepati setiap kata yang pernah keluar dari bibirnya. Sampai di sini Vanni paham, jika Andreas sendiri lah yang menginginkan seorang anak. Dan ibunya hanya menjadi pendukungnya.
" Jika kamu menginginkan seorang anak dan ingin menikah lagi, lalu kenapa harus ada drama sepanjang ini mas? Cukup kamu katakan padaku, maka aku tidak akan menjadi penghalang jalanmu." Bohong! Bibir Vanni bisa mengatakan itu namun hatinya berkata lain. Hatinya tidak rela jika Andreas akan membagi cintanya untuk wanita lain. Namun ia tidak boleh menampakkan kelemahannya di depan Andreas.
" Itu artinya kau mengijinkan aku untuk menikahi Luna?"
Dasar pria tidak bermoral, bisa bisanya Andreas bertanya seperti itu kepada Vanni tanpa rasa bersalah sama sekali. Mendengar itu, Vanni benar benar tidak tahan menanggung rasa sakit lebih lama lagi. Ingin rasanya ia bercerai dan pergi meninggalkan pria yang tidak punya pendirian sendiri. Namun di balik rasa sakit itu, tersimpan amarah yang begitu mendalam hingga menciptakan dendam di dalam hatinya. Ia merasa ibu mertuanya lah yang harus bertanggung jawab atas apa yang ia rasakan saat ini. Ia mengusap air matanya, " Cukup sudah rasa sakit yang aku terima selama ini ma. Aku bersumpah akan mengembalikan rasa sakit ini kepadamu. Dan untukmu Andreas, akan aku hapus perasaan cinta ini dan akan aku balas seluruh perbuatanmu padaku." Sumpah Vanni dalam hati.
" Katakan sayang! Ini akan menjadi kabar bahagia untuk mama." Ucap Andreas menyentuh kedua bahu Vanni.
" Sesuai apa yang kalian inginkan mas. Aku tidak keberatan kamu menikahi Luna." Sahut Vanni menahan sesak di dalam hatinya. Wanita mana yang rela di madu saat ia begitu mencintai suaminya? Namun Vanni hanya berusaha untuk tetap tenang agar ia bisa membalikkan keadaan seperti apa yang ia inginkan.
" Terima kasih sayang, kau memang yang terbaik." Andreas membawa Vanni ke dalam pelukannya. Pelukan yang terasa begitu nyaman sebelumnya kini mendadak menjadi hambar. Bersamaan dengan itu, pintu ruang rawat nyonya Ratna terbuka.
" Bagaimana keadaan istri saya dok?" Tuan Ardi langsung menghampiri dokter yang keluar dari sana.
" Kondisinya sudah stabil tuan, untuk sementara tolong di jaga perasaan pasien. Jangan membebani pasien dengan pemikiran yang berat berat. Usahakan apa yang di inginkan pasien terwujud." Sahut dokter laki laki bertagename Sulistyo.
" Baik dok akan kami usahakan." Sahut tuan Ardi.
Setelah kepergian dokter, tuan Ardi dan yang lain segera masuk ke dalam tak terkecuali Vanni. Andreas merangkul bahunya mendekati nyonya Ratna yang terbaring lemah di atas ranjang.
" Mama, apa sudah lebih baik?" Tanya Andreas.
" Akan lebih baik lagi kalau mama bisa segera menimang cucu." Sahut nyonya Ratna lemah.
" Mama jangan khawatir! Aku pasti akan mewujudkannya." Sahut Andreas.
Nyonya Ratna menatap Andreas dan Vanni bergantian.
" Apa kamu setuju menikahi Luna?" Tanyanya.
" Iya ma, dan aku sudah mendapatkan restu dari Vanni." Sahut Andreas mengeratkan rangkulannya.
Nyonya Ratna menatap Vanni, " Terima kasih Vanni, kamu memang menantu yang baik." Ucap nyonya Ratna di balas senyuman oleh Vanni.
" Aku memang menantu yang baik ma, tapi itu dulu. Sekarang sudah tidak lagi. Aku yang kau anggap sebagai menantumu kini akan menjadi musuh dalam selimutmu. Kau berusaha menghancurkan pernikahan kami, maka aku juga akan melakukan hal yang sama untuk pernikahanmu. Kau harus merasakan apa yang aku rasakan saat ini." Batin Vanni.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Setelah nyonya Ratna keluar dari rumah sakit, ia pun menggelar acara pernikahan Andreas dan Luna di sebuah masjid yang terletak di sebelah barat alun alun kota. Andreas sengaja tidak membuat acara pesta pernikahannya karena ia masih menghargai perasaan Vanni. Meskipun ia menyakiti Vanni dengan menikahi Luna, namun ia tidak mau membuat Vanni lebih sakit lagi. Awalnya Luna menolak, ia ingin memamerkan statusnya kepada dunia namun dengan ancaman Andreas tidak akan menikahinya, akhirnya ia pun setuju. Yang terpenting baginya adalah, Andreas menjadi miliknya. Dan ia akan menyingkirkan Vanni pelan pelan agar ia bisa menjadi nyonya Andreas satu satunya.
Dengan di balut kebaya berwarna putih, Luna duduk di samping Andreas. Andreas nampak menjabat tangan penghulu lalu melafazkan ijab qobul dengan suara lantang. Hati Vanni hancur dan telinganya terasa sakit mendengarnya. Air mata menetes membasahi pipinya begitu saja. Apalagi saat kata dah terucap dari kedua saksi, hati Vanni semakin hancur tak berkeping. Dalam sekejap, suaminya telah menjadi milik wanita lain.
Setelah selesai menandatangani dokumen pernikahan, nyonya Ratna langsung menghampiri mereka.
" Selamat untuk kalian berdua, semoga kalian hidup bahagia dan di limpahi banyak anak yang lucu. Tidak seperti pernikahan Andreas sebelumnya."
Lagi lagi, ucapan nyonya Ratna berhasil membuat hati Vanni semakin terluka.
" Ma, jangan seperti itu. Mama harus bisa menjaga perasaan Vanni karena dia juga menantu mama." Tegur tuan Ardi. Yang membela justru ayah mertua bukan suaminya.
" Memang seperti itu kenyataannya pa. Sudah lah tidak perlu berdebat, yang penting sekarang Luna sudah menjadi menantu mama. Dia akan menjadi menantu kesayangan mama yang akan memberikan mama banyak cucu." Ucap nyonya Ratna merangkul pundak Luna.
" Terima kasih ma, aku akan melakukan yang terbaik untuk keluarga ini." Ucap Luna tersenyum bahagia. Ia melirik Vanni yang berdiri tak jauh di depannya.
" Aku menang Vanni. Kau tidak akan bisa mengalahkan aku, tante Ratna lebih menyayangiku dan kau akan menjadi pembantuku ke depannya." Batin Luna.
" Berbahagialah dengan kemenangan kalian, karena setelah ini hanya tersisa kehancuran." Batin Vanni.
Di rasa sudah selesai, mereka semua pulang ke rumah Andreas. Andreas menggandeng tangan Vanni sedangkan Luna di gandeng oleh ibu mertuanya.
" Andreas, segera bawa Luna ke kamarmu." Titah nyonya Ratna.
Andreas dan Vanni saling melempar pandangan. Lalu Andreas menatap ibunya.
" Kamarku ma? Kamar itu... "
" Biarkan Vanni tidur di kamar tamu." Potong nyonya Ratna. " Kamu harus menghabiskan banyak waktu dengan Luna agar dia cepat hamil. Lagian posisi Vanni sudah di gantikan oleh Luna, jadi kamu tidak perlu mengkhawatirkannya. Dia juga harus menjaga Luna dengan baik, karena program kehamilan membutuhkan istirahat yang cukup." Imbuh nyonya Ratna.
Kenapa tidak di racun saja mertua seperti ini? Tentu tidak, karena Vanni menginginkan kematian yang lebih menyakitkan untuk ibu mertuanya.
" Ma, tolong hargai Vanni sebagai istriku. Dia... "
" Cukup Andreas!!!" Bentak nyonya Ratna yang langsung membuat Andreas bungkam.
" Vanni, kemasi barang barangmu dan pindah ke kamar tamu. Mama tidak mau berdebat untuk hal kecil seperti ini." Ucap nyonya Ratna menatap Vanni.
Vanni menatap Andreas lalu menatap ibu mertuanya.
" Baik ma." Sahut Vanni membuat Andreas terkejut.
" Kenapa dia terlihat beda saat ini? kenapa dia hanya menurut saja kepada mama? Apa ada yang ia rencanakan di belakangku? Aku harap kamu tidak akan meninggalkan aku sayang." Pinta Andreas dalam hati. Ia benar benar akan menjadi seekor kucing yang penurut jika di depan ibunya.
Tanpa berdebat, Vanni segera menaiki tangga menuju kamarnya.
" Ma, aku susul Vanni ya. Aku ingin bicara berdua dengan Vanni supaya hubungan kami baik baik saja." Ujar Luna.
" Silahkan! Kalau nanti dia menyerangmu, kamu bilang saja sama mama." Ucap nyonya Ratna.
" Baik ma."
Luna segera menaiki anak tangga satu persatu menyusul Vanni ke kamarnya. Sampai di kamar Vanni, ia segera masuk dan menghampiri Vanni yang sedang mengemas baju bajunya ke dalam koper.
" Hah, sungguh malang sekali nasib kamu Vanni." Ejek Luna duduk di tepi ranjang sambil memindai seluruh sudut ruangan.
" Tidak apa apa. Kemalangan bisa menimpa siapa saja." Sahut Vanni santai. " Jika mas Andreas bisa melakukan ini padaku, tidak menutup kemungkinan jika dia juga akan melakukan hal yang sama kepadamu. Apalagi dia tidak mencintaimu."
Luna terkejut dengan ucapan Vanni, matanya bahkan sampai melotot.
" Maksudmu kamu menyumpahi aku gitu." Ucap Luna tidak terima.
" Ketahuilah wahai Luna, mas Andreas sangat menyayangi ibunya. Jika nanti kamu tidak hamil juga, sudah pasti ibunya akan meminta mas Andreas untuk kawin lagi. Dan kamu bernasib sama denganku, sama sama tidak di butuhkan dan di hargai." Ucap Vanni.
" Benar juga ucapan Vanni, kalau sampai aku nggak hamil hamil juga pasti nenek peot itu bakal menyuruh Andreas buat kawin lagi. Itu artinya aku harus hamil secepat mungkin. Aku harus bisa membuat Andreas menyentuhku secepatnya. Aku tidak mau sampai kehilangan tambang emas seperti Andreas. Ya, aku harus secepatnya hamil." Ucap Luna dalam hati.
Vanni tersenyum smirk, sepertinya Luna telah masuk ke dalam perangkapnya. Tanpa mereka tahu, Vanni telah melakukan pemeriksaan reproduksi kepada Andreas dan dirinya. Ia telah menyewa dokter profesional dari negeri jiran. Hasilnya akan di ketahui satu minggu lagi, dan ia yakin jika yang berpotensi mandul Andreas bukan dirinya. Dan tanpa mereka sadari, Vanni telah menyelidiki Luna sebelumnya. Bagaimana kehidupan Luna sebelum ini dan bagaimana masalah percintaan Luna dengan para lelaki simpanannya. Ia akan menjadikan bukti bukti itu untuk meledakkan kehancuran keluarga Andreas suatu hari nanti. Untuk saat ini ia hanya ingin fokus menata hatinya dengan melupakan cinta sang suami. Toh buat apa menjadi bodoh karena mencintai pria plin plan seperti Andreas.
Dengan kesal, Luna meninggalkan kamar Vanni. Vanni kembali tersenyum, " Segera lah hamil kak Luna. Dan aku akan memastikan jika anak itu bukan anak Andreas. Dan kau ibu mertua, tunggu kejutan dariku beberapa bulan lagi."
...****************...
Jedag jedug suara musik dj berdentum memenuhi club malam Rosea mega malam ini. Nampak Vanni sedang duduk di meja bartender sambil menikmati minumannya. Sudah sejak tadi ia berada di sini, sedangkan sang suami mana peduli dengannya? Andreas sedang menikmati malam pertamanya bersama istri barunya.
Seorang pria yang duduk di sofa nampak memperhatikan Vanni sedari tadi. Saat melihat Vanni sudah tidak terkendali lagi alias mabuk berat, ia pun segera menghampirinya.
" Kau sudah mabuk berat, apa perlu aku antar kau pulang?"
Vanni mendongak menatap wajah tampan yang ada di depannya saat ini. Meskipun pandangannya mulai kabur, namun ia masih bisa membedakan pria tampan dan bukan. Ia mengulurkan tangannya mengelus kedua pipi mulus milik pria itu.
" Suamiku tampan, tapi ternyata kau lebih tampan." Racaunya sambil terus berusaha membuka matanya yang mau menutup.
" Kau pemula, kenapa minum sebanyak ini?" Tanya pria itu sambil melihat banyaknya botol kosong yang ada di depan Vanni. Rupanya Vanni telah menghabiskan lima botol minuman keras.
" Tidak usah berisik!" Vanni meletakkan jari telunjuknya di bibir pria itu. " Aku pengin punya anak, mau kah kau membuatnya denganku?"
Pria itu hampir tertawa mendengar ucapan ngawur dari bibir Vanni yang sialnya terlihat begitu seksi di matanya.
" Kau tidak tau siapa aku, jadi jangan sembarangan mengajak orang untuk one night stand."
" Tidak masalah, asalkan bersamamu aku mau. Mari kita lakukan, kita bisa cari hotel sekarang. Kalau kamu tidak mau, aku akan mencari pria lain saja."
Entah sadar atau tidak dengan semua ucapannya, tiba tiba Vanni turun dari kursi. Matanya mencari cari seorang pria yang akan menjadi sasaran pelipur laranya. Tanpa membuang waktu, pria itu memanggul Vanni seperti karung beras.
" Eh mau kemana? Turunkan aku!" Pekik Vanni.
" Mau membuat anak."
TBC...
Nah loh apa yang akan mereka lakukan? Udah kebayang nih adegan ehem ehem di otak emak" ha ha..
Jangan lupa like dan komennya ya.. Miss u all 🥰