Mantan Asisten CEO yang meninggal tiba-tiba bangun di tubuh menantu lemah dan mengetahui semua rahasia kelam keluarga besar Aruna.
Dia yang dibunuh oleh CEO Aruna group akhirnya memutuskan untuk memulai pembalasan dendamnya.
Dimulai dengan misi mengambil kembali posisi putri tunggal keluarga Jayata dan menyingkirkan putri palsu yang licik.
Apakah dia berhasil, atau justru berakhir mati untuk yang ke_2 kalinya?
Yuk,, baca...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Ditolak di kediaman Aruna
"Tapi kenapa? Bukankah kau berjanji akan terus bersama-sama dengan kami?" Tanya Sherina gagap, tidak mungkin mereka berdua berakhir jadi gelandangan di jalanan 'kan?
"Uang yang tersisa di rekening ku ini sudah tidak cukup untuk membiayai 4 orang, bahkan untuk 2 orang saja, ini masih sulit," kata Dinda.
"Apa?" Mata Sherina melotot sempurna, "lalu kau akan membuang kami ke jalanan?" Tanya Sherina dengan wajah pucat.
Dinda menutup matanya sesaat,, "bukan membuang, tapi kita hanya berpisah sementara saja," ucap Dinda langsung menggendong putrinya memasuki taksi yang kebetulan datang.
Sherina berlari untuk membuka pintu mobil, tapi Dinda dengan cepat mengunci pintu mobil dan menatap sang sopir taksi, "jalan Pak!" Perintah Dinda.
Mobil melaju meninggalkan Sherina dan Marlon membuat Sherina sangat kesal, "dasar jallang sialan! Ku doakan kau benar-benar bangkrut dan anakmu yang penyakitan itu segera mati biar kau tahu rasa!" Geram Sherina diiringi gertakan gigi dan kepalan tangan.
Marlon menghela nafas, "Ini sudah sangat larut, sebaiknya kita mencari tempat tinggal untuk malam ini saja," kata Marlon mengangkat tas mereka berdua, melangkah menjauhi rumah mewah milik Dinda yang telah di sita.
Sherina memijat keningnya dengan frustasi, mengikuti sang suami di belakang, "sekarang kita benar-benar berakhir jadi gelandangan. Bahkan Putra kita juga tak tahu ada di mana," gerutu Sherina penuh rasa kesal.
"Kita bisa mencari Rizki besok pagi," kata Marlon masih berusaha untuk berpikir positif meski Tentu saja dia dihantui kekhawatiran yang luar biasa.
Akankah putra mereka yang sedang sakit dan tak punya sepeserpun uang mampu bertahan?
Bahkan dengan harus membiayai seorang istri lagi? Marlon merasa khawatir.
"Mencari ke mana Heh?! Dengan bantuan Dinda saja kita tidak bisa menemukannya, apalagi sekarang hanya dengan kekuatan kita berdua. Memangnya kemampuan apa yang kita miliki tanpa uang?" Bentak Sherina tak mampu dijawab oleh Marlon.
Benar, mereka tidak punya uang.
Keduanya memilih hotel sederhana, malam itu menginap dan keesokan paginya hanya bisa memilih pilihan untuk kembali ke kediaman keluarga Aruna Sebab mereka tak punya tempat tinggal lagi.
Dengan menahan keangkuhannya dan berdiri di depan gerbang besar milik keluarga Aruna, Sherina mengepal kuat kedua tangannya, Ini benar-benar buruk!
"Ini memalukan! Mereka akan semakin merendahkan kita!" Geram Sherina merasa dongkol dengan nasib buruk yang menimpa keluarga mereka.
Sungguh sial!
"Tapi hanya ini pilihan yang kita punya. Atau pilihan kedua dengan tinggal di kolong jembatan," ucap Marlon masih dengan nada suara yang begitu pelan.
"Sial! Bisa-bisanya kau berkata seperti itu ketika semua ini terjadi gara-gara ulah mu! Seandainya kau lebih kaya sedikit saja, kita tidak akan berakhir seperti ini!" Geram Sherina diiringi gerakan gigi.
Marlon hanya bisa diam, memang istrinya ini adalah perempuan yang pemarah, emosian dan tidak mau dikalahkan dalam hal apapun.
Tidak, sepertinya setiap perempuan memang selalu seperti ini!
Sherina pun melangkah ke arah samping, memencet bel pagar untuk memberitahu orang-orang bahwa mereka ada di luar.
Tetapi saat itu, tidak ada jawaban dari dalam rumah, tampaknya mereka diabaikan lagi.
"Orang-orang sialan ini! Aku hanya mau masuk ke dalam rumah milik orang tuaku, tapi mereka terus saja menghalangi!" Geram Sherina memandangi rumah mewah yang menolaknya.
lanjut Thor....