NovelToon NovelToon
Chronos Medica: Legenda Tabib Agung

Chronos Medica: Legenda Tabib Agung

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Dokter Genius / Mengubah sejarah / Dokter Ajaib / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: R. Seftia

Mei Lin, seorang dokter muda dari tahun 2025, sedang dalam perjalanan darurat untuk menyelamatkan nyawa seseorang ketika sebuah kecelakaan tak terduga melemparkannya ke masa lalu. Terhempas ke laut dan terbangun di tengah medan perang, ia menemukan dirinya berada di kamp Pangeran Mahkota Rong Sheng dari Dinasti Xianhua, yang terluka parah dan sekarat.

Dengan insting medisnya, Mei Lin menggunakan alat-alat modern dari ransel besarnya untuk menyelamatkan nyawa sang pangeran, mengira ini hanyalah lokasi syuting drama kolosal. Namun, kesalahpahaman itu sirna saat anak buah Rong Sheng tiba dan justru menangkapnya. Dari situlah, takdir Mei Lin dan Rong Sheng terjalin.

Di tengah intrik istana dan ancaman musuh, Mei Lin harus beradaptasi dengan dunia yang sama sekali asing, sementara pengetahuannya dari masa depan menjadi kunci bagi kelangsungan hidup dinasti. Bisakah seorang dokter dari masa depan mengubah takdir sebuah kerajaan kuno?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R. Seftia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 11: Serangan Pembunuh Bayaran

Penemuan yang mengejutkan, membuat Mei Lin berpikir keras. Sebuah benda yang seharusnya tidak ada di zaman itu, tetapi ada! Sebuah handphone merk terkenal, keluaran tahun 2020. Handphone itu seharusnya tidak ada di tempat ini! Tapi... kenapa benda itu bisa ada di sini?

"Aku benar-benar tidak mengerti." Mei Lin terus memandangi handphone berkarat yang ada di tangannya. "Ini benar-benar sangat membingungkan. Aku tidak bisa berpikir dengan benar. Semuanya terjadi begitu saja, dan sekarang ada teka-teki baru yang memusingkan. Seseorang dari duniaku mungkin juga pernah datang ke tempat ini."

"Sudahlah. Untuk sekarang, tidak perlu memikirkan tentang itu. Kita bisa pikirkan lagi saat sudah sampai di istana. Hari sudah mulai gelap. Kemungkinan besar, kita akan sampai ke istana malam hari. Malam hari sangat berbahaya di tempat seperti ini," kata Rong Sheng, membuat Mei Lin merasa takut.

"Harusnya jangan katakan hal seperti itu kepadaku. Harusnya katakan semua akan baik-baik saja. Kenapa harus mengatakan jika malam di tempat ini berbahaya? Membuatku takut saja!" Mei Lin memasukkan handphone yang ia temukan itu ke dalam tas ranselnya.

"Aku hanya mengatakan kebenarannya." Rong Sheng tersenyum kecil. Melanjutkan perjalanan, melintasi hutan-hutan yang suci dan tak ada orang di sana. Hanya Rong Sheng dan Mei Lin.

Ketenangan yang terasa jelas di tengah hutan itu, membuat Rong Sheng merasa sedikit aneh. Ketenangan itu terasa mencurigakan. Dan kemudian, Rong Sheng menghentikan kudanya, memejamkan mata, berusaha untuk mendengar lebih jelas.

"Ada apa?" Mei Lin tampak takut. "Apa ada sesuatu yang tidak beres?"

Tanpa menjawab, Rong Sheng mengeluarkan pedangnya, kemudian ia berteriak. "Keluar! Tunjukkan diri kalian!" teriak Rong Sheng, menyadari jika dari tadi beberapa orang telah mengikuti dirinya dan Mei Lin.

Mei Lin yang sejak awal sudah sangat gugup dan takut, semakin takut saat Rong Sheng mengeluarkan pedangnya. Dan ketakutan itu semakin ia rasakan ketika melihat beberapa orang dengan pakaian hitam, menutup wajah mereka dengan kain hitam, memegang senjata berupa pedang.

"Apa-apaan ini? Siapa mereka?" Mei Lin takut, tak berani bergerak sedikitpun. Ia memegang baju Rong Sheng, berusaha untuk berlindung padanya.

Rong Sheng memegang erat tangan Mei Lin, berusaha keras untuk melindunginya.

"Jika dilihat dari pakaian dan senjata yang mereka gunakan, sepertinya mereka pembunuh bayaran. Kurasa mereka mengincarku." Rong Sheng langsung menyimpulkan jika para pembunuh itu menginginkan nyawa Rong Sheng. Hal itu bukan lagi suatu kejutan bagi Rong Sheng, karena selama ini hal yang sama terus terjadi. Orang-orang menginginkan kematiannya agar Dinasti Xianhua hancur tanpa penerus.

Rong Sheng turun dari kuda, kemudian membantu Mei Lin untuk turun juga. Mei Lin berlindung di belakang Rong Sheng, tak berani menatap mata para pembunuh yang menakutkan itu.

"Siapa yang mengutus kalian?!" Rong Sheng berteriak, mengarahkan pedangnya ke arah para pembunuh itu.

Salah seorang pembunuh menjawab, "Kami tidak ada keperluan denganmu Pangeran Rong Sheng! Serahkan saja wanita itu. Jika kau melakukannya, kami akan segera pergi dengan tenang. Tidak akan ada darah yang tumpah."

Mei Lin yang mendengar hal itu, terkejut. "Aku?! Yang mereka inginkan adalah aku?! Tapi... kenapa? Apa salahku? Aku kan tidak melakukan apa-apa kepada kalian. Lalu, kenapa ingin melukaiku?!"

"Dia benar. Dia tidak ada hubungannya dengan kalian. Dia baru tiba di sini. Dia tidak punya musuh. Lalu, mengapa kalian menginginkannya?" Rong Sheng menggenggam erat tangan Mei Lin, tak membiarkannya lepas.

"Kami hanya mengikuti perintah. Jadi, serahkan wanita itu, atau kau akan terluka!" Pembunuh itu tampak gigih, menginginkan Mei Lin, mengancam akan melukai Rong Sheng jika ia terus mengganggu.

"Siapa yang mengirim kalian? Katakan!" titah Rong Sheng.

Pembunuh itu tertawa. "Kau pikir akan aku katakan? Tidak akan. Dan lebih baik, kita sudahi pembicaraan ini." Salah seorang pembunuh menggerakkan tangannya, dan sesaat setelah itu, mereka pun mulai menyerang Rong Sheng dan Mei Lin.

Mei Lin berteriak ketakutan. Tetapi, Rong Sheng tetap tenang, tak melepaskan tangan Mei Lin, melindungi Mei Lin dengan tubuhnya sendiri.

Ketika para pembunuh itu mulai menyerang, Rong Sheng pun ikut menyerang. Dia berusaha bertahan dari serangan musuh, membalas dengan hati-hati dan akhirnya berhasil melumpuhkan dua orang pembunuh, dan kini, hanya tinggal satu orang.

"Akan aku beri kesempatan. Pergi dari sini dan selamatkan dirimu sendiri, atau... kau ingin berakhir seperti teman-temanmu?" Rong Sheng memberikan penawaran kepada pembunuh itu. Tapi, pembunuh itu tidak mendengarkan apa yang dikatakan Rong Sheng, dan akhirnya ia pun berakhir seperti teman-temannya yang lain. Jatuh, mati di tanah dengan luka tusuk pedang Rong Sheng.

Mei Lin seketika mengalami serangan panik yang luar biasa. Ini adalah pertama kalinya baginya. Pertama kali baginya melihat seseorang dibunuh, melihat banyak darah yang tumpah... semua itu benar-benar baru baginya. Hal membuat Mei Lin merasa takut... takut kepada Rong Sheng.

"K-kau... membunuh mereka?" Suara Mei Lin terdengar bergetar, takut akan apa yang baru saja ia saksikan.

"Mei Lin, kau baik-baik saja?" Rong Sheng terlihat cemas melihat Mei Lin yang tak melepas tatapannya dari tubuh pembunuh yang telah mati di tempat itu. "Mei Lin! Katakan sesuatu!"

"K--kau... membunuh mereka semua...." Mei Lin menatap Rong Sheng dengan mata yang berkaca-kaca.

Rong Sheng menatap Mei Lin beberapa saat, dan saat itulah Rong Sheng sadar jika tindakan yang baru saja dia lakukan telah membuat Mei Lin terguncang.

"Maafkan aku. Aku terpaksa melakukannya. Jika tidak aku lakukan, mereka mungkin akan membunuhmu," jelas Rong Sheng.

"Membunuhku?"

Rong Sheng mengangguk. "Mereka adalah pembunuh bayaran yang bertugas membunuh target mereka. Mereka tidak akan melepaskan target mereka begitu saja. Saat tertangkap, mereka tidak akan memberitahu siapa orang yang telah memerintahkan mereka. Daripada memberitahu, mereka lebih memilih mengakhiri hidup mereka sendiri."

"Tapi... kenapa mereka mengincarku? Siapa yang memerintahkan mereka untuk membunuhku? Aku baru saja tiba di sini. Aku tidak mengenal siapapun di sini. Aku tidak mempunyai musuh atau seseorang yang tidak menyukaiku. Lalu... kenapa? Kenapa aku yang menjadi target?!" Air mata jatuh, membasahi wajah Mei Lin.

Melihat Mei Lin yang tampak sangat terkejut dan ketakutan, Rong Sheng menariknya ke dalam pelukan Rong Sheng. Berusaha menenangkan Mei Lin, mengatakan jika semua sudah baik-baik saja sekarang.

Dalam pelukan Rong Sheng, Mei Lin menangis sejadi-jadinya. Rasa takut yang selama ini ia pendam, semua ia keluarkan. Merasa nyaman menangis dalam pelukan Rong Sheng, Mei Lin benar-benar merasa takut. Takut memikirkan bagaimana, dan seperti apa akhir yang akan menunggunya di tempat ini. Membayangkan banyak darah yang akan tumpah... hal itu benar-benar membuat Mei Lin merasa takut!

***

Bersambung.

1
nur janah567
suka kali bisa di cintai dengan cara ugal ugalan kaya dracin yg seorang perawat d cintai sama mafia
nur janah567
c iblis rui xi pasti ngamuk
nur janah567
semangat up thor aku tunggu
nur janah567
ini unik ceritanya gk sama sama yg lain kaya real orang masuk jaman kuno yng ngerasa aneh dan takut karna tk sama , sama jaman dia di jaman asalnya .
aku jadi ngebayangin klw aku kayak gitu pasti sama takut nya ataw bahkan lebih dari itu
Marini Dewi
lanjut thor
Lim Kelly
karakter cewenya gak bs adaptasi ma jaman kuno,nangis terus
anggita
lumayan menarik, moga novelmu lancar thor👌.
R. Seftia: Terima kasih sudah mampir 💕
total 1 replies
anggita
like👍 iklan☝, Mei Lin👏.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!