Tidak menginginkan menjadi duri dalam hubungan dua orang yang saling mencintai. Tetapi takdir sudah menjadi seperti itu. Kesalahan besar yang membuat Aletta harus berada diantara hubungan Thalia Kakak kandungnya dengan Devan orang yang seharusnya menjadi Kakak iparnya.
Aletta kehidupannya sudah dihancurkan, berusaha menerima takdirnya dan mengalah demi kebahagiaan sang Kakak. Tetapi ternyata semua tidak mudah.
Lalu bagaimana Aletta harus berada di posisi yang benar-benar sangat sulit ini?
Apa dia mampu bertahan?
Siapa yang menjadi korban sebenarnya!
Lalu siapa yang paling tersakiti dalam hal ini?"
Jangan lupa untuk mengikuti novel terbaru saya sampai selesai. Jangan tabung bab dan terus dukung dengan beri komentar.
Follow Ig Saya ainuncefeniss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 20 Ada Rasa Keberatan.
"Selesai katamu. Iya kita berdua akan jujur maka hubunganku dan keluargaku akan selesai dan itu yang kau inginkan hah?" umpat Aletta yang semakin emosi yang benar pernyataan dari Devan.
"Jika kau tidak menuruti apa yang aku katakan. Maka tidak apa-apa jika kau ingin jujur. Tapi aku harus memperingatkan. Di saat kau dengan lancang mengatakan semuanya. Maka kau juga akan kehilangan semuanya. Vallen tidak akan pernah bersamamu dan bahkan aku tidak akan mengizinkannya. Kau melihatnya sekali saja dan kau tahu aku bisa nekat melakukan apapun!" tegas Aletta yang membuat Devan terdiam.
"Jadi jika kau ingin bersama anak dan maka kamu hanya bisa menuruti apa yang aku katakan," lanjut Aletta dengan penuh penegasan.
"Baiklah! Jika memang itu yang kau inginkan, tetapi aku bisa pastikan jika kau akan menyesal pada akhirnya keputusan dan aku ingin lihat apakah tahan dengan semua ini," ucap Devan.
Aletta tidak merespon apapun, Aletta sudah tidak peduli lagi dengan kebahagiaannya yang dia inginkan saat ini adalah kebahagiaan Kakaknya dan sejujurnya cara yang Aletta lakukan adalah sebuah kesalahan, tetapi Dia tidak memiliki pilihan lain.
Setelah berbicara dengan Devan yang akhirnya Aletta kembali pulang, dia tampak tergesa-gesa saat menaiki anak tangga dan Aletta kaget saat Thalia yang sudah berdiri di depannya. Aletta melotot dan hampir saja menjerit.
"Aletta kamu dari mana dan tampak terkejut sekali seperti melihat hantu saja," ucap Thalia kebingungan.
"Hmmmm, tadi, aku, aku habis dari...." Aletta yang tampak begitu gugup tidak berani berbicara apapun.
"Aku baru saja dari dapur," jawabnya dengan cepat yang akhirnya jujur.
"Lalu kenapa kamu sampai keringatan seperti itu?" tanya Thalia.
"Tadi aku mimpi buruk dan tidak ada minum di kamar yang membuatku lari-lari karena sangat kehausan," jawab Aletta yang sejak tadi berusaha tenang.
"Begitu!" sahut Thalia.
Tiba-tiba saja terdengar suara mesin mobil yang berlalu.
"Mobil siapa itu?" tanya Thalia bingung dan bahkan dia ingin membuktikan yang membuat Aletta menahan dengan berdiri di depan kakaknya itu.
"Mungkin saja mobil tetangga, bukankah memang tetangga sering pulang malam-malam seperti ini," ucap Aletta mencegah Thalia.
"Mungkin saja. Ternyata kamu lebih tahu dibandingkan Kakak. Kakak saja tidak pernah mengetahui jam berapa tetangga pulang,"ucap Thalia.
"Aku sering lembur di kamar. Jadi terkadang suka melihat dari jendela," jawab Aletta.
"Begitu! Ya sudah kalau begitu Kakak mau naik kembali. Kamu juga kembali ke kamar kamu," ucap Thalia yang berlalu dari hadapan Aletta yang membuat Aletta menganggukkan kepala.
Aletta menghela nafas yang benar-benar lemah yang hampir saja ketahuan oleh Thalia. Aletta benar-benar capek dengan situasi yang seperti itu.
****
"Baiklah anak cantik sekarang kita let's go," ajak Thalia pada keponakannya yang lucu itu. Aletta tersenyum melihat Vallen yang tampak senang hari ini diajak jalan-jalan oleh Thalia karena memang sedang weekend.
"Mama memang tidak akan ikut?" tanya Vallen.
"Tidak sayang. Mama harus mengurus fashion show mama. Jadi Vallen hari ini jalan-jalan bersama tante Thalia dulu dan nanti kita jalan-jalan berdua," jawab Aletta.
"Kakek dan Nenek juga tidak akan ikut?" tanya Vallen.
"Kakek dan Nenek mau membantu mama menyiapkan fashion show. Lain kali jalan-jalan bersama," jawab Ratih.
"Lagipula Minggu kemarin kita baru dari kebun binatang. Kalau setiap saat jalan-jalan bersama kakek dan nenek nanti paling bosan lagi," sahut Danu.
"Tidak. Vallen justru senang dan apalagi kalau jalan-jalan semuanya bersama Mama, Tante dan Kakek juga Nenek," ucapnya yang membuat mereka tertawa kecil.
Di tengah kehangatan di pagi hari itu yang tiba-tiba saja mobil berhenti dan siapa lagi jika bukan Devan yang keluar dari mobil.
"Oke sayang, sopir kita sudah datang dan waktunya kita langsung let's go!" ucap Thalia dengan candaan yang membuat Devan mengerutkan dahi.
"Baiklah dada Mama!" Vallen yang tampak senang melambaikan tangannya yang membuat Aletta membalas lambaian tangan itu dengan tersenyum.
Devan dan Thalia membawa Vallen pergi dengan mereka berdua yang menggenggam tangan kecil Vallen. Tampak juga Devan membuka pintu mobil untuk Vallen dengan sangat hati-hati menundukkan anak kecil di jok belakang dan Thalia juga memastikan jika Vallen masuk dengan baik.
Senyum Aletta seketika hilang, tidak bisa bohong. Jika sebenarnya sangat berat hati membiarkan Vallen pergi bersama Devan dan apalagi Thalia yang bagaimanapun dia seorang ibu yang pasti ada rasa kecemburuan melihat anaknya seperti itu.
"Aletta!" tegur Ratih yang membuat Aletta tersadar dari lamunannya.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Ratih. Aletta menganggukkan kepalanya.
Mobil Devan yang akhirnya pergi.
"Kalau begitu Aletta juga langsung saja pergi," ucap Aletta berpamitan
"Ya. Sudah kamu hati-hati. Bunda dan Ayah nanti akan menyusul," ucap Ratih yang membuat Aletta menganggukkan kepala.
Akhirnya Aletta juga berangkat. Acara fashion show nya memang akan dekat dan Aletta harus mempersiapkan banyak hal.
****
Aletta yang tampak sibuk mengurusi acara fashion show nya yang sejak tadi memantau orang-orang yang mengusung bagian catwalk dan Aletta juga sekali-kali mengurus para wanita yang menjadi modelnya.
"Baiklah kalian latihan yang benar dan ingat jangan terlalu tegang," ucap Aletta yang memberikan arahan yang membuat yang lain menganggukkan kepala.
"Kenapa Vallen tidak ada menghubungi ku hari ini? Apa dia terlalu asyik bermain dan melupakanku," ucapnya yang tiba-tiba saja kangen dengan anak semata wayangnya.
Aletta mengambil tempat duduk dan ingin menghubungi Thalia, belum juga dia menghubungi Thalia yang tiba-tiba saja Aletta melihat notifikasi ubdet terbaru Thalia di akun Instagramnya.
Ternyata banyak foto-foto Vallen bersama dengan Thalia dan juga Devan. Vallen yang tampak lucu bersama kedua pasangan itu Vallen adalah anak mereka.
Wajah Aletta yang tampak sedih melihat hal itu dan tidak bisa bohong sama sekali. Jika lihat kedekatan itu justru membuatnya cemburu. Aletta tidak pernah bisa bersama seperti itu dengan Devan dan putrinya, dan memang selama ini Aletta sangat menjauhkan hal itu dan ternyata melihat Devan dengan Thalia bersama putrinya justru juga membuatnya merasa sakit hati.
Tetapi semua itu adalah kemauan Aletta, dia yang menginginkan Devan memperlakukan Thalia dengan baik dan menghilangkan seluruh kecurigaan Thalia atas pengkhianatan Devan kepadanya.
"Putriku tetap putriku dan sampai kapanpun tidak akan pernah dimiliki orang lain. Devan aku tahu kamu sengaja melakukan semua ini. Aku biar kamu dekat dengan Vallen dan bukan berarti kamu bertindak seperti ini," batin Aletta.
Lagi-lagi perasannya sebagai seorang ibu sangat terluka. Tetapi semua adalah pilihan Aletta.
"Mungkin ketika Devan nanti akan menikah dengan Kak Thalia dan maka semuanya akan berakhir. Jika dia sudah memiliki kehidupan bersama Kak Thalia dan juga memiliki anak dan aku yakin dia akan melepaskanku dan Vallen. Biarlah cara seperti ini dilakukan Dan mungkin membutuhkan waktu sedikit lagi, tidak apa-apa yang terpenting kak Thalia bisa hidup bahagia,"
"Dan ketika dia bisa bahagia bersama Devan dan maka aku yakin rahasia tentang hubungan kami akan selamanya menjadi rahasia dan Devan juga tidak akan pernah berkaitan lagi dengan Vallen. Aku harus mengalah untuk sementara waktu," ucapnya yang sebenarnya sangat berat hati.
Bersambung......