Rangga yang ditindas dan dibully oleh teman-temannya di kampus. Kini hidupnya berubah drastis setelah dia mendapatkan sistem kekayaan tak terbatas. Dirinya yang dulu terpuruk, kini mulai menunjukkan dominasinya.
Entah itu kehormatan, kekuatan, kekayaan, ketenaran, popularitas, wanita, semua bisa didapatkan dengan mudah. Ikuti kisah Rangga dan petualangannya yang penuh dengan adegan adegan seru yang mendebarkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20. Apakah Kamu Pikir Aku Ini Induk Kelinci?
Bab 20. Apakah Kamu Pikir Aku Ini Induk Kelinci?
Akhirnya, dia hanya bisa berkata dengan nada tegas, namun tetap menjaga kesopanannya.
"Saya mengerti maksud Bapak, akan tetapi masalah yang saya hadapi ini benar-benar sangat rumit. Sehingga membuat saya harus terpaksa tidak mengikuti beberapa kegiatan di dalam kampus seperti mahasiswa normal pada umumnya. Dan saya juga tidak bermaksud untuk lari dari tanggung jawab.
Justru sebaliknya,sebagai bentuk rasa tanggung jawab dan kompensasi atas apa yang saya lakukan, saya ingin menyumbangkan dana sekitar 200 miliar untuk pembangunan universitas ini." Kata Rangga dengan sangat tenang.
Apa yang dikatakan Rangga, sontak saja membuat ekspresi Rektor Universitas Galaksi tersebut langsung berubah 180 derajat. Jantungnya berdegup dengan kencang, seolah tak percaya dengan apa yang berusaha dia dengar. Namun, berkat pengalamannya yang berkecimpung dengan banyak orang penting, dia segera menenangkan diri dengan cepat.
Matanya yang sebelumnya berkilat dengan tajam, kini melembut, dan ekspresinya berubah menjadi lebih ramah.
"Oh, apakah kamu serius ingin menyumbangkan dana sebesar itu untuk universitas? Ini bukan sumbangan dengan angka yang kecil."
Hal ini sangat penting untuk ditanyakan. Karena Sang Rektor sudah menduga jika rangka berasal dari keluarga dengan latar belakang yang tidak sederhana dan jika dia mengeluarkan dana sebanyak itu untuk sumbangan universitas dan ternyata keluarganya tidak setuju, itu akan menimbulkan masalah yang cukup rumit.
Seolah mengerti apa yang dipikirkan oleh rektor tersebut, Rangga Mengangguk dan tersenyum.
"Tentu saja saya yakin, Pak, dan orang tua saya pasti akan sangat bangga jika saya melakukan hal ini. Bagi mereka, uang 200 miliar itu bukan apa-apa."
Sontak saja mata sang rektor berbinar, penuh dengan kebahagiaan, sumbangan sebanyak itu tentu saja bisa membuat banyak perubahan pada Universitas Galaksi, termasuk membeli beberapa komputer dengan kualitas yang lebih baik, ataupun beberapa alat-alat yang sudah usang, yang perlu diperbarui.
Kemudian dengan tatapan penuh hormat dan apresiasi, sang rektor kembali bertanya,
"Kalau begitu, itu sangat bagus, saya yakin sumbangan ini akan sangat bermanfaat.dan pihak kampus akan benar-benar manfaatkan Dan pihak kampus akan benar-benar memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya untuk kemajuan universitas. Apakah kamu memiliki harapan tertentu terkait kontribusi ini?
Ya Pak, saya berharap sebagian dana itu bisa dialokasikan ke beberapa mahasiswa yang memiliki prestasi namun mengalami kesulitan dalam hal finansial. Saya ingin mereka tetap bisa belajar tanpa tanpa terhalang oleh keadaan.
Itu bagus, saya tidak menyangka kamu memiliki hati yang sangat mulia di usia yang begitu muda. Akan tetapi, saya tidak bisa memutuskan hal ini sendirian. Kita perlu mengadakan rapat bersama dengan para dosen untuk membicarakan persiapan dan penghargaan yang layak atas kontribusi besar ini.
Mendengar itu, sedikit keterkejutan melintas di mata Rangga, dan dia buru-buru berkata,
"Maaf Pak Rektor. Kalau bisa, saya mohon agar identitas saya dirahasiakan. Saya tidak nyaman jika harus terlihat terlalu menonjol. Saya ingin membantu tanpa membuat semua merasa repot."
Jawaban itu membuat Sang Rektor terkejut, namun ada rasa kagum yang terlihat jelas di matanya.
"Kamu punya hati yang besar, nak. Akan tetapi, kami perlu melakukan rapat internal. Bukan untuk mempublikasikan siapa kamu. Akan tetapi, agar para dosen dan pengelola kampus mengerti dan tidak bingung saat perubahan mulai terjadi."
Mendengar hal tersebut, Rangga mengangguk setuju. Tak lama kemudian, Rektor mengadakan rapat singkat. Beberapa dosen penting hadir dalam rapat tertutup tersebut. Rektor menyampaikan maksud Rangga dan dan sejumlah besar dana yang disumbangkan ke dalam kampus. Seketika apa yang dikatakan oleh Rektor mengejutkan semua orang. Mereka terdiam sejenak lalu perlahan menyambut kabar itu dengan penuh kegembiraan.
Selama prosesnya, Rangga juga tidak menunda waktu. Dia segera mentransfer uang senilai 200 miliar yang benar-benar masuk ke rekening universitas.
Rektor menjabat tangan Rangga secara pribadi di depan para dosen yang hadir. Bahkan, beberapa dosen juga ikut menyalaminya.
"Kemudian, Rektor berkata sambil tersenyum. Atas nama Universitas Galaksi kami berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada anak Rangga. Apa yang kamu lakukan hari ini pasti akan membawa dampak yang begitu besar pada ribuan mahasiswa di masa depan.
Mendengar apa yang dikatakan oleh Sang Rektor, Rangga hanya mengangguk dan tersenyum tipis.
"Dalam hati, dia bergumam.
"Huh..Akhirnya selesai juga. Dengan begini, aku bisa menjalankan misi dengan bebas, tanpa kendala apapun yang mengganggu." ucapnya.
Setelah menyelesaikan segala urusannya, Rangga pun berpamitan dan keluar dari kantor yang dijadikan tempat rapat dadakan. Sambil berjalan, pikiran Rangga kembali fokus pada misi yang akan dia lakukan malam ini.
Waktu terus berjalan, akhirnya terungkap, jika pemuda misterius yang menggemparkan kampus Pagi tadi adalah Rangga. Seorang yang sebelumnya terlihat sangat culun dan tidak mencolok. Akan tetapi, tiba-tiba langsung berubah 180 derajat dengan penampilannya yang mengagumkan.
Wajahnya yang berubah tampan. Postur tubuhnya yang terlihat atletis. Mobil sport bernilai ratusan miliar, dan lagi, dia bergandengan dengan salah satu dari lima Dewi yang dikagumi banyak orang. Yaitu Tania.
Kabar mengenai Bima yang dipukul hingga tangan kanannya patah juga menyebar dengan cepat. Berita ini benar-benar menjadi trending topic terpanas dan pertama yang paling dicari di dalam forum grup universitas.
Para rektor dan para dosen juga mendengar hal ini, akan tetapi mereka hanya diam dan tidak mengatakan apapun. Bagaimanapun, Ranga sudah menyumbangkan sejumlah besar dana ke universitas. Dan mereka yakin, Rangga bukanlah pemuda yang berasal dari keluarga yang sederhana. Sementara untuk Bima, meskipun dia juga berasal dari keluarga yang terpandang, akan tetapi dia seringkali terlibat dalam berbagai macam masalah. Pihak kampus selama ini menutup mata karena tidak ingin menyinggung keluarganya. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan Rangga, dia lebih takut menyinggung Rangga.
Selain itu, keduanya nampak memiliki sikap dan sopan santun yang terlampau jauh berbeda. Ranga begitu sopan terhadap orang yang lebih tua, sementara Bima terlihat lebih arogan dan sombong karena latar belakang keluarganya. Dari hal ini saja, sudah bisa disimpulkan kepada siapa, Rektor dan para dosen kampus ini akan berpihak.
Jadi, diam adalah pilihan yang tepat untuk saat ini. Bahkan, jika nantinya orang tua Bima datang untuk komplain sang rektor dengan tegas, akan mengatakan beberapa hal yang pastinya akan membuat kedua orang tua Bima itu terdiam, dan akhirnya pulang dengan malu.
Tak terasa, jam kampus pun sudah selesai. Kini, Rangga dan Tania nampak berjalan mesra dengan bergandengan tangan. Tidak lama kemudian, mereka tiba di depan mobil sport Bugatti La Voiture Noire. Membuka pintu, mempersilahkan Tania untuk masuk, kemudian berganti dirinya sendiri.
Dan tidak lama kemudian, suara yang garang dari mobil sport bernilai ratusan miliar itu melesat dan pergi meninggalkan universitas di bawah tatapan iri semua orang.
Di dalam mobil, Tania ingin bertanya, tetapi dia masih ragu-ragu. Ini berkaitan dengan Bima yang berselisih dengan Rangga dan berakhir dengan lengan kanan yang patah. Dia tidak menyangka jika Rangga ternyata sangat kuat.
Bima adalah salah satu orang yang terus mengejarnya dengan gigih sampai membuatnya risih. Akan tetapi, karena perbedaan status keluarga mereka yang terlampau besar, Tania hanya bisa menolaknya dengan sopan, tanpa berani menyinggungnya terlalu jauh.
Namun, semuanya kini berbeda setelah Rangga hadir dalam hidupnya. Menyadari jika Bima yang selama ini mengganggunya telah disingkirkan, membuat Tania merasa bahagia dan perasaan hangat mulai mengalir di hatinya. Dia benar-benar merasa aman dan begitu terlindungi saat bersama dengan Rangga.
Tanpa sadar tiba-tiba dia berkata,
"Terima kasih." ucapnya sambil berkaca-kaca.
Mendengar apa yang dikatakan oleh Tania, Rangga sedikit terkejut. Kemudian, dia segera menepi ke pinggir jalan. Setelah memastikan dia parkir di jalur yang aman, dia mulai berbalik dan menatap Tania.
"Terima kasih untuk apa sayang?"
Tanya Rangga merasa sedikit kebingungan.
Dia merasa Tanya agak aneh, tidak ada angin, tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba ingin menangis? Apakah ada semut yang menggigit ketiaknya?
Mendengar pertanyaan rangga, Tani hanya menggeleng, sambil menghapus air matanya. Dia hanya menjawab,
"Terima kasih untuk semuanya. Terima kasih sudah hadir dalam hidupku. Terima kasih sudah membantu keluargaku. Dan terima kasih sudah membuatku merasa aman dan terlindungi. Terim kasih sayang." ucapnya yang langsung. memeluk Rangga dengan erat.
Mendengar itu, sedikit keterkejutan melintas di mata Rangga. Akan tetapi, matanya segera melembut, dan dia menyambut pelukan Tania dengan tenang, sambil tangan kanannya mengusap kepala gadis itu dengan lembut.
"Dasar gadis konyol. Untuk apa kamu berterima kasih? Sebagai calon ibu dari anak-anakku, bukankah hal yang wajar bagiku untuk melindungimu." Ngomong-ngomong, saat kita menikah nanti, kamu ingin anak berapa? Empat? Enam? Delapan? Atau dua belas? tanya Rangga dengan nada main-main.
Mendengar hal itu, seketika wajah Tania memerah, dirinya yang tadinya memeluk Rangga, segera memukul dadanya dengan manja, lalu dengan ekspresi marah yang dibuat-buat, dia berkata,
"Kamu menyebalkan! Apanya yang enam, delapan atau dua belas? Apakah kamu berpikir aku ini induk Kelinci." ucapnya sambil mengembungkan pipinya dan mulai beringsut menjauh di pojokan.
Sontak saja, Rangga tertawa terbahak-bahak, ekspresi Tania begitu mengemaskan dan seperti seorang anak kecil yang imut. Jika saja dia sudah menikahinya, dia pasti akan membawanya ke hotel dan melahapnya saat itu juga.
Akan tetapi mereka belum menikah dan Rangga tidak ingin melakukan hal-hal di luar batas. Dia ingin menjaga Tania tetap suci hingga mereka benar-benar menjadi pasangan yang sah.
sekarang harusnya 2.000.738.000.000 (Triliun)