Dulu, Lise hanya ingin sekolah dengan tenang. Tapi sejak bertemu Kevin, pria dengan rahasia di balik setiap diamnya, semua berubah. Hatinya yang polos tak bisa membohongi getaran tiap kali Kevin menatapnya. Meski dunia Kevin gelap, Lise merasa hangat saat di dekatnya. Seolah... cinta itu memang tidak selalu datang dari tempat yang terang.
“Kalau dunia ini hancur besok, kamu bakal nyesel udah deket sama aku?” bisik Kevin di telinga Lise, jemarinya menyentuh lembut dagu gadis itu.
Lise tersenyum kecil, lalu menggeleng.
“Enggak. Karena sejak hari pertama kamu panggil nama aku, hidup aku mulai punya arti.” mata sayu nya menatap lembut pada pria yang telah mengambil hatinya itu.
------
Karya ini adalah hasil tulisan asli saya. Dilarang keras mengambil, menyalin, atau memodifikasi tanpa izin. Plagiarisme adalah pelanggaran serius dan tidak akan ditoleransi.
#OriginalWork #NoPlagiarism #RespectWriters #DoNotCopy
penulis_ Evelyne Lisha
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evelyne lisha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19 - Mengobati
''A-apa yang terjadi kevin ?"'
Ujar lise yang mendekati kevin dengan kotak P3k di tangannya. Lise duduk di samping kevin yang tertunduk dengan masker di wajahnya. Jelas lise terlihat sangat terkejut saat ia membuka masker kevin.
Wajah nya yang terluka, pipinya yang lebam, ujung bibir yang sobek dengan darah yang masih mengalir.
Dengan pelan dan hati-hati, lise membersihkan luka sebelum memoleskan salep pada bagian yang terluka.
kevin tidak menjawab saat lise bertanya apa yang telah terjadi padanya, ia hanya terdiam bisu tanpa suara sedikitpun.
Kevin juga hanya terdiam saat lise membuka pakaiannya dan mengobati tubuh kevin yang penuh dengan sayatan pisau. Memang terkejut, tapi meski bertanya, kevin entah akan menjawabnya atau tidak. Namun lise tidak berhenti disitu.
''ayolah kevin, jangan diam saja, apa yang sudah terjadi padamu sampai babak belur begini?''
Lise kembali berteriak dengan nada yang cukup tinggi, sembari menutup kotak P3k dengan keras dan menatap kevin dengan khawatir. Berharap pertanyaannya segera di jawab.
''haah~ kevin, kau tidak tahu betapa khawatirnya aku saat ini? Betapa aku terkejutnya melihat kamu pulang dengan kondisi yang tak kuharapkan? Kamu gila ya kevin, mentang-mentang kamu orang yang susah di tebak kau seenaknya memuat orang kaget setengah mati''
Kevin memeluk lise, ia menenggelamkan wajahnya di leher lise.
lise tertegun dan membalas pelukan nya dengan erat.
''kau khawatir ya?''
Tanya kevin sambil mengeratkan pelukannya.
''ya iya lah, siapa coba yang gak khawatir ngeliat orang berdarah darah gitu!''
sekejap, Kevin melepaskan pelukannya dan menatap lise dengan tajam.
''tapi aku yakin kau bukan tipe orang yang khawatir saat melihat orang lain begini''
Lise tersentak dan menatap kevin dengan perasaan yang tak bisa diartikan sama sekali. Dirinya memang bukan tipe seperti itu, ia pasti hanya akan mengabaikan saja. Ia berpikir keras, sejak kapan dan kenapa ya?.tapi lise yakin kalau perasaan seperti ini hanya berpengaruh pada kevin saja.
Ia bahkan tak bisa menjelaskan apa-apa, perasaan ini terasa rumit.tapi sangat jelas lise memiliki sebuah 'perasaan khsus' untuk kevin yang selama ini tidak ia sadari.
lise yang tahu perasaan macam apa itu, dirinya tak bisa menyangkal, kalau ia ternyata menyukai sosok kevin.
''Entahlah kevin, aku memang bukan tipe yang begitu, tapi kayaknya kau ngerti deh kenapa aku begini''
kevin tersenyum memandang lise lebih dalam. ''kalo udah ngerti sama perasaan kamu, simpan perasaan itu baik baik, yah ... siapa tau perasan itu sama dengan perasaan milikku''
Mata yang saling memandang dalam keheningan, alunan melodi tanpa alat terdengar di dalam inci hati yang mulai merekah.
perasaan yang terpendam di dalamnya, menyiratkan sebuah arti dalam kehidupan merangkai kata menjadi sajak indah, dikala bulan purnama bersinar.
______
lise menoleh pada pria yang tadi di bawa oleh kevin.
''siapa dia?''
kevin ikut menoleh mengikuti pandangan mata lise ''dia rekanku, jared''
''rekan?'' tanya lise penasaran dengan kata rekan itu.
_____________
LISE menghampiri kevin yang sudah lama terdiam di balkon kamar miliknya. Ia baru menyadari kalau dini adalah pertama kalinya ia masuk ke kamar kevin yang terlihat sangat berantakan.
'ya ampun, ternyata benar kara orang kalo kamar laki-laki itu selalu berantakan' pikirnya.
''gimana kondisinya?'' tanya kevin pada lise yang sudah memeriksa kondisi rekannya itu
'baik, hanya tusukan yang lumayan dalam di daerah dadanya yang parah, untung saja gak mengenai jantungnya''
Kevin menoleh pada lise sebelum mengeluarkan suaranya
'' terima kasih ''
''yang ingin ku dengar darimu bukan itu, kevin''
__________________________________
Btw, sorry thor, itu ada bbrp paragraf yg ke ulang²/Frown/