Karena sebuah pengkhianatan membuat Alvaro mabuk-mabukan namun siapa sangka ada yang menaruh sebuah obat untuk nya membuat dia melakukan kesalahan terbesar yaitu merenggut kesucian seorang gadis.
Alena yang harus merasa menjadi wanita kotor setelah kesucian yang ia jaga untuk suaminya kelak telah di renggut oleh orang yang dia tidak tahu.
Sialnya lagi ternyata ada kehidupan baru di dalam rahimnya, dia pun rela untuk di usir dari rumahnya karena ingin mempertahankan bayinya walau pun ayah dari bayi tersebut tidak tahu siapa.
Walaupun dia hadir dari sebuah kesalahan satu malam namun hadirnya bayi ini bukanlah kesalahan, hanya saja orang tuanya yang salah.
Bagaimana kelanjutannya???
Yukkk kepoinnnn ceritanya!!
🥕🥕🥕
Follow Instagram @lala_syalala13
Follow TikTok @Lala_Syalalaa13
Follow Facebook @Lala Syalala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KSM_BAB 19 (REVISI)
Malam harinya Arsen sudah bisa tidur sendiri di kamar sebelah kamar Alena dan Alvaro, kamar yang di desain oleh Alvaro beberapa saat lalu saat dia tahu kalau Arsen adalah anaknya.
"Sayang, kenapa kamu gak tidur?" tanya Alvaro yang sudah berada di tempat tidur saat melihat Alena yang terus berada di meja riasnya.
"Oh iya." ucap Alena tersentak kaget.
Dia pun berjalan menuju ke sofa yang berada di kamarnya, hal itu terus di lihat oleh Alvaro.
"Kamu mau kemana?" tanya Alvaro mengerenyitkan dahinya.
"Tidur." jawab Alena singkat.
Alvaro pun hanya bisa menggelengkan kepalanya saat melihat sang istri merebahkan tubuhnya di sofa yang pasti badannya sakit semua, apa lagi kaki Alena harus menekuk.
Dengan tanpa persetujuan Alena, Alvaro pun bangkit dan mengangkat tubuh sang istri yang menurutnya sangat ringan itu menuju ke tempat tidur.
Alena yang terkejut tiba-tiba badannya melayang pun berteriak karena kagetnya.
"Akkkkk!" teriak Alena namun tangannya langsung mengalungkan ke leher Alvaro.
"Mas aku boleh tidur di sini?" tanya Alena saat alvaro menurunkannya di tempat tidur.
"Kamu itu istri aku jadi wajar jika kita tidur satu kasur." ucap Alvaro yang tidur di samping Alena.
Akhirnya mereka pun tidur bersama, sungguh ini membuat hati Alena takut, bagaimana jika sang suami akan meminta hak nya, namun bukan kah Alvaro emang sudah meminta hak nya bahkan sebelum mereka menikah.
🥕🥕🥕
Keesokan harinya Alena bangun terlebih dahulu, dia pun membersihkan tubuhnya setelah itu dia ke dapur untuk membuat sarapan dan ternyata di sana sudah ada bi Lastri dan asisten lainnya.
"Nona ada yang bisa saya bantu," ucap bi lastri.
"Bi saya mau bikin sarapan," ucap Alena.
"Maaf nona sarapan akan kami sediakan segera, lebih baik nona kembali ke kamar saja takut nanti jika tuan muda akan marah." ucap bi Lastri.
"Tapi kan bi,," jeda Alena saat mendengar suara tangisan.
"Ya tuhan bi aku lupa Arsen." tegas Alena kemudian segera menuju kamar sang anak.
Baru saja masuk dia melihat Arsen sedang di gendong oleh Alvaro suaminya, dengan muka bantal Alvaro menggendong Arsen yang mulai tenang menangis nya.
"Anak bunda kenapa nih?" tanya Alena menghampiri mereka berdua.
"Tadi dia mimpi buruk tapi sekarang udah gak papa ya kan sayang?" tanya Alvaro kepada sang anak yang hanya mendapat anggukan.
"Ya udah sekarang mandi ya biar bunda temani," ucap Alena.
"Mau di temani papa," rintih Arsen sambil memeluk erat sang papa.
"Biarkan aku yang mandikan, lebih baik kamu siapkan baju Arsen dan baju aku aja." ucap alvaro.
Akhirnya Alena pun menjalankan tugasnya dan Alvaro juga menjalankan tugasnya, sungguh pemandangan keluarga yang sangat harmonis sekali bukan.
Alena berharap moment seperti ini tidak akan pernah berakhir.
"Ibu, bapak, Alena sekarang bahagia sekali karena bisa memiliki suami yang sangat perduli pada Alena dan menyayangi Arsen, tapi alena juga sedih karena tidak bisa membagi kebahagian ini kepada ibu dan bapak." lirih Alena mengusap sudut air matanya.
"Udah selesai?" tanya Alena saat melihat Alvaro dan Arsen yang keluar dari kamar mandi dengan Arsen yang di gendong oleh varo dengan badannya sudah di balut handuk, sedangkan Alvaro menggunakan bathrobe.
"Udah sayang." ucap Alvaro
Alena pun membantu Arsen untuk memakai kan baju dan juga mendandani nya menjadi tampan, sedangkan Alvaro sudah selesai ganti baju dan juga sudah tampan dengan baju santai pilihan Alena.
"Sekarang kita ke bawah ya, pasti mama sama papa udah nunggu." ucap Alena.
"Ayo jagoan papa," ajak Alvaro menggendong sang anak, sedangkan Alena hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat Alvaro yang sangat memanjakan sang anak.
Mereka bertiga pun turun ke bawah, dan benar saja di sana semua orang sudah menunggu mereka, hal itu membuat Alena merasa tidak enak.
"Wah pengantin baru nih, gimana malam pertamanya?" tanya mikaila menggoda kakak dan Kaka iparnya.
"Apa sih, bocil jangan sotoy." ucap Alvaro duduk di tempatnya di ikut oleh Arsen dan Alena.
"Pagi sayang, gimana Alvaro memperlakukan kamu baik kan?" tanya mama Ratna.
"Ma udah deh jangan bikin suasana canggung." ucap Alvaro melihat Alena yang terus menunduk kan kepalanya.
"Udah lebih baik sekarang kita sarapan." ucap papa Dion.
Sarapan pun berjalan dengan baik, Arsen sangat menikmati santapannya, biasanya mereka hanya makan tempe dan tahu namun sekarang dia bisa merasakan ayam bahkan daging-dagingan pun Alena sudah sangat susah memakannya.
Setelah selesai sarapan Alvaro izin ke kantor, meski dia sudah izin untuk cuti namun ternyata ada sebuah masalah yang tiba-tiba terjadi di proyeknya akhirnya dia pun tidak bisa meninggalkannya karena Jack tidak bisa menghandle nya sendiri.
"Maaf ya seharusnya aku cuti tapi malah harus kerja," lirih Alvaro merasa tidak enak.
"Iya gak papa kok mas, mas varo kerja aja. Lagian di sini banyak orang kok," ucap Alena.
Alvaro pun menuju ke kantornya, Alena sedang berada di ruang keluarga menemani Arsen bermain, mikaila sekarang sedang kuliah sehingga dia tidak ada di rumah, mama Ratna sedang pergi bersama teman-teman sosialita nya arisan.
Awalnya Alena di ajak namun dia beralasan capek dan ingin mengajak Arsen bermain saja membuat mama Ratna pun tidak memaksa, sebenarnya Alena hanya merasa tidak nyaman karena dari status sosial nya saja sudah berbeda, dia takut membuat mama nya malu karena anaknya menikah dengan seorang office girls.
"Sayang mau nyemil buah?" tawar Alena saat Arsen sedang fokus dengan film kartun kesukaan nya.
"Emang boleh bunda?" tanya Arsen karena biasanya saat dia ingin Alena selalu melarang itu karena dia tidak ada biaya untuk membelinya.
Mendengar hal itu hati Alena merasa sangat sesak, ternyata selama ini dia telah gagal menjadi seorang ibu. Anaknya yang harus di banjiri kasih sayang namun harus menjadi dewasa sebelum umurnya.
"Yah boleh dong kan papa udah bilang kalau Arsen mau apa-apa tinggal bilang, tapi inget harus yang bermanfaat gak boleh menghamburkan uang dan barang-barang yang tidak berguna ya, masih banyak saudara kita yang membutuhkan, gunakan secukupnya saja." ucap Alena.
Arsen pun menganggukkan kepalanya mengerti, dia sangat sayang kepada bundanya karena dia tahu sang bunda mengalami hari-hari yang sulit, dulu dia sering mendengar tangisan sang bunda membuat Arsen ikut sedih.
"Alsen mau stlobeli boleh?" tanya bocah kecil itu.
"Boleh dong sayang, bentar ya bunda ambilin." ucap Alena.
Dia pun menuju ke dapur dan mengambil stroberi pesanan sang anak.
"Nona ada yang bisa saya bantu?" tanya bi lastri saat baru masuk dari paviliun yaitu kamar tidur para pegawai di samping rumah megah tersebut.
"Gak usah bi, ini saya cuma mau ambil stroberi buat Arsen aja kok." ucap Alena menunjukkan satu kotak stroberi di tangannya.
Setelah itu dia pun ijin untuk kembali ke ruang keluarga.
"Stroberi sudah ada," ucap Alena.
Arsen pun terlihat senang sekali, bahkan dia sampai jingkrak jingkrak karena dia bisa memakan buah kesukaan nya itu.
.
.
Bersambung.....