SI CANTIK MILIK CEO

Malam harinya acara resepsi pun dimulai, danTasya mulai tidak percaya diri karena yang datang orang-orang penting dan juga pejabat-pejabat.

"kamu kenapa diam saja?,"tanya Brian.

"tidak apa-apa tuan,"jawab Tasya dengan gugup.

Brian tersenyum miring, dan Brian terlihat cuek-cuek saja walaupun Tasya seperti orang ketakutan.

mereka berdua pun naik ke atas pelaminan sambil melihat ke arah tamu-tamu yang datang.

"kamu di sini dulu ya, saya mau pergi ke teman saya dulu,"ucap Brian lalu pergi meninggalkan Tasya sendirian di atas pelaminan.

Tasya hanya menganggukkan kepala dan tetap diam, hingga beberapa saat kemudian Tasya mendengar ada orang yang menggunjingnya.

"lihat-lihat tuh, kayaknya cewek itu masih di bawah umur deh,"ucap si wanita A.

"iya deh bener banget kata kamu,gue sih juga yakin ya kalau dia pasti nggak akan lama sama Brian, kan si Brian itu punya pacar artis, lebih cantik berkali-kali lipat daripada si wanita ini,"jawab si B.

"lihat aja setelah ini pasti bakalan ada kejadian seru nih, tapi kalau gue mah tetap pihak sama si artis itu sih, ya bayangin aja artis itu cantik pintar akting lagi".

"loh kok lo gitu sih, bukannya si cewek ini juga pintar akting ya, lihat aja tuh mukanya sekarang dia sok-sok polos dan seakan-akan dia anak baik".

"iya juga sih lo,tapi gue sih yakin orang munafik pasti bakalan dapat adzabnya pedih sih".

"ih lo nih ngomong-ngomong azab nanti dugaan lo salah lohhh, malah orang yang dikira baik nanti jahat".

"enggaklah gue yakin 100% kalau pemikiran gue itu nggak pernah salah,ya meskipun si artis itu pernah melakukan sesuatu di luar sana tapi paling nggak Dia terlihat apa adanya lah nggak muka munafik kayak dia".

"hahaha bener juga sih kata lo, gue setuju banget sama kata-kata lo itu, emang bener sih kalau dia itu kayak munafik banget ".

setelah itu kedua wanita tersebut pun pergi dengan melirik ke Tasya dengan tatapan sinis.

("kenapa gue harus ngerasain ini,harusnya gue itu sekarang adalah menjadi korban,karena gue nggak tahu apa-apa dan gue main dijodohin aja sama orang tua gue, tapi kenapa seakan-akan sekarang gue lah wanita yang kegatelan yang berharap buat nikah sama si Brian, anjir sakit banget...,"ucapnya dalam hati).

Tasya mencoba untuk tidak mendidihkan air matanya dengan sekuat tenaga yang ia bisa, dan beberapa saat kemudian Laila pun datang dan membawa putrinya turun dari atas pelaminan, lalu masuk ke dalam kamar yang sudah dipesan oleh semua pihak keluarga.

"kamu gak apa-apa kan sayang?,"tanya Laila.

"aku nggak apa-apa kok Mah,"jawab Tasya dengan tersenyum manis.

Laila di situ tersenyum sejenak, hingga tiba-tiba Laila menitihkan air matanya ketika melihat lekat ke arah wajah gadis cantiknya.

"loh Mama kenapa nangis?,"tanya Tasya yang memeluk ibunya.

"maafkan Mama sayang, ini semua gara-gara mama, kamu merasakan imbasnya seperti ini, Mama juga tidak tahu Mama harus melakukan apa sayang, mama hanya tidak ingin kamu dipisahkan oleh Mama.

semata-mata bukan hanya karena harta mama menikahkanmu sayang,tapi mama memang benar-benar tulus tidak ingin kehilanganmu.

Mama tadi dengar sendiri bagaimana orang-orang menggunjingimu yang buruk, mereka tidak tahu kalau semua dalang dibalik semuanya itu adalah Mama sendiri dan juga orang tua brian.

kamu itu adalah korban sayang tapi sekarang kamu berperan menjadi pelaku,bagaimana ketidakadilan berpihak kepadamu seperti ini, Mama benar-benar minta maaf sayang, maafkan mama,"ujar Laila dengan lirih.

"udah ya Mama nggak apa-apa, ini bukan salah namah kok, aku juga ikhlas menerima semua ini,mungkin ini memang udah jalan takdirnya mah aku menjadi istri dari Brian dan juga menjadi si pelaku dalam mata publik seperti ini.

mungkin ini cara yang dimiliki Allah untuk mendewasakanku,proses pendewasaanku memang sangatlah beda tapi aku yakin kalau inilah hal yang paling terbaik yang sudah Allah siapkan untukku.

dengan aku menikah di usiaku yang masih muda dan juga bersama dengan Brian, mungkin ini adalah hadiah yang Allah siapkan untukku.

aku tidak usah mencari suami lagi deh, aku tidak usah bingung-bingung untuk mencari jodoh,dan aku juga tidak usah pusing-pusing kalau pas aku sudah berusia matang tapi aku masih belum memiliki suami.

hahaha Ya sudah mana anggap saja ini adalah takdir,takdir terindah yang Allah miliki untuk aku hambanya yang jarang sekali datang ke dalam panggilannya.

ini adalah proses Allah menegurku, agar aku bisa mengingat kembali Allah dan juga kembali kepada pelukannya,"jawab Tasya dengan lembut.

"tapi nak seharusnya kamu tidak seperti ini,harusnya kamu tidak merasakan hal ini harusnya kamu mendapatkan simpati dari orang lain bukan kesalahan dari orang lain,"ucap sang ibu makin emosional.

"udah ma Yang sabar ya,aku aja bisa lho ngejalanin semua ini dengan ikhlas dan juga tersenyum, meskipun sebenarnya aku yang merasakan hal ini, udah ya Mama nggak apa-apa ya mah".

Tasya tersenyum dan membelai pelan pundak sang ibu dan di situ tiba-tiba ada orang yang masuk.

"wah ini kok ada di sini semuanya?,"tanya Lulu.

"ah Lulu nggak ada apa-apa kok, ini tadi cuman ngebenerin dressnya aja soalnya mau kebuka bagian depannya,"jawab Laila beralasan.

"iya bunda ini juga make up aku rada ketebalan jadi bikin aku cepat ngantuk dan mataku berair,"sambung Tasya yang juga ikut beralasan .

"kalian nggak nyembunyiin sesuatu dari aku kan?,"tanya lulu dengan sedikit menyelidiki.

"enggak kok enggak ada yang nyembunyiin sesuatu dari kamu, Ya udah yuk kita masuk lagi ke acara,ini tamu-tamunya kayaknya udah nungguin deh dari tadi,"jawab Laila.

"iya yuk bunda kita masuk lagi takutnya Tuan Brian nyariin aku, kan sekarang aku udah jadi istrinya jadi aku harus selalu ada di sampingnya dong,"sambung Tasya.

Lulu menganggukkan kepalanya dan mereka semua pun masuk ke dalam tempat acara kembali,di situ samar-samar Tasya melihat kalau suaminya sedang berbincang-bincang dengan seorang wanita.

perbincangan itu terasa sangat hangat dan juga sangat nyaman, yang membuat hati tasya agak memanas dan juga berdegup kencang.

ini adalah kali pertama ia merasakan hal seperti ini, jadi menurutnya ini hal yang janggal dan juga aneh dirasakan,ada rasa perih tapi bukan perih karena luka melainkan karena sesuatu yang dilihatnya.

tapi Tasya tetap berusaha tersenyum dan tidak melihat ke arah mereka berdua.

🌺💫🌺

Oke Guys terima kasih buat yang sudah baca, dan selamat membaca:)