NovelToon NovelToon
Sistem Yang Merubah Nasib

Sistem Yang Merubah Nasib

Status: tamat
Genre:Tamat / Sistem
Popularitas:604.2k
Nilai: 4.3
Nama Author: @TomBayaha

Seorang petani miskin yang memiliki kehidupan yang keras disebabkan pandangan dan pola pikir manusia kebanyakan, yang lebih suka serta berpihak pada si kaya si kuat dan si hebat membuatnya harus tersisih dari pandangan dan penilaian masyarakat.

Seringkali rasa sakit dan penderitaan itu justru datang dari orang orang yang dikenalnya.

Namun semua berubah sejak dia beroleh sistem yang memungkinkannya untuk merubah nasib malangnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @TomBayaha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter _20 : Suasana baru

Setibanya di rumah Haris segera di ambilkan nasi oleh istrinya, dia baru sadar ternyata belum makan seharian, untuk beberapa saat dia di ceramahi oleh istri tercinta karena itu.

"Selesai makan dia bersantai sejenak dan mendekati puteri kecilnya, dia cium dan belai rambutnya menanyakan beberapa hal tetapi puterinya begitu asyik bermain main dengan dua kakaknya ."

Dia lalu keluar mencari angin segar, ketika duduk, dua suami kakak iparnya datang dari arah rumah mertuanya dan lalu duduk di dekatnya.

"Dari mana bang?"

"Melihat lihat rumah bapak Ris..."

jawab Beni salah seorang suami kakak iparnya.

"Om mana mobilnya?"

Nisa keluar dari.rumah dan langsung duduk di atas kaki ayahnya menagih mobil yang di janjikan untuknya.

"Sabarlah nak baru aja semalam Om nya janji, om bilang kan tiga hari ucap Beni yang juga masih harap harap cemas tentang kebenaran mobil itu, hatinya masih menolak untuk percaya, apakah ada keberuntungan sebesar itu?"

"Kalau mobilnya nanti datang Nisa mau naik mobil om atau mobil Nisa kepasar malamnya...?"

"Mau naik mobil Nisa aja, mau lihat mobilnya baru atau tidak."

"He..he masa om beli yang buruk untuk Nisa?

kak Yunita...!"

"Ya... !"

"Sinilah kak...oh ya aku aja yang kesana, ngak enak nanti dilihat orang banyak, yuk bang Ben bang Roni ke dalam yuk."

Tiba tiba suasana menjadi serius mereka lalu berkumpul, para anak di gendong oleh ibunya masing masing.

"Kak Yunita dan bang Roni, sesuai janji, berapa yang kak Butet dan bang Beni terima segitu juga yang kakak dan abang terima, nah harga mobil kak Butet 170 juta dan sore ini akan tiba, jadi dihadapan semuanya ini Haris mau serahkan uang sejumlah 171 juta buat kak butet sekeluarga, mudah mudahan dipakai betul betul untuk beli kebun atau sawah maupun hal bermanfaat lainnya"

Tangan Yunita bergetar memegang uang itu lalu dia melihat semua orang dengan linglung dan memeluk Diana adiknya lalu menangis sejadi jadinya, kembali mereka semua yang hadir disana menyeka air mata.

"Lalu buat kak Butet dan bang Beni, ini duit satu juta rupiah sebagai modal awal untuk membeli minyak, kedepannya berapapun yang abang dapat akan menjadi milik keluarga abang sendiri dan tidak akan di setor kemana mana, Buat Nisa jangan lupa tulis apa yang oom bilang kemaren, apa itu tulisannya?"

"Nisa puteri cantik Om Haris"

Ucap Nisa dengan lancar.

" Yah itu dia, jangan lupa."

"Sekali lagi terimakasih ya Ris."

Roni suami Yunita menggenggam tangan Haris dengan kencang masih dengan mata yang berkaca kaca.

Dada Beni berdetak kencang menurut uang yang Roni terima berarti sudah dapat dipastikan kalau mobilnya juga benar adanya, lama dia berpikir, mimpikah ini?

apa iya aku seberuntung itu, dan berbagai pertanyaan mengisi pikirannya, sampai sebuah suara klakson mobil mengejutkannya.

"Tuh mobil Nisa sudah datang."

Ucap Haris memecah keheningan

"Yeiiii......yeiiiii.....yeiiiii mobil Nisa datang." Ucap Nisa dengan girang,kakeknya yang baru datang dari lokasi bangunan rumahnyapun tertegun di halaman.

Beni kakinya lemas keringat mengucur deras dan dingin. Suara Haris mengejutkannya

"Ayo bang Beni sambut mobilnya."

Beni berbalik, lalu dengan terbata bata dia berjalan mendatangi mobil dan memeluknya, lalu memeluk Haris dan puterinya Nisa.

Butet memeluk Diana dan menangis sejadi jadinya .

Semua berkas yang diperlukan telah selesai di tanda tangani.dan diserah terimakan pengantar mobilpun pamit pulang, tak lupa Haris selipkan uang 500 ribu di kantong mereka.

Tinggallah keluarga Haris disana dalam suasana sukanya, Nisa naik ke bangku depan mobil dan melambaikan tangannya 'mendada' semua orang.

Haris naik dan masuk kedalam rumah, melihat itu istrinya kut naik mengikutinya dari belakang, lalu Haris mengeluarkan uang dua juta dan menyerahkannya ke tangan Diana , adek juga gajian nih dua juta uang sawit pertamamu, mata Diana juga jadi ikut berbinar.

"Bang..! abang juga harus melakukan hal yang sama buat keluarga abang, kalau tidak adek tidak akan pernah tenang."

Haris meraih kepala istrinya dan dengan lembut menariknya ke dadanya lalu berkata, ya kita akan lakukan hal yang sama, ada waktu buat semuanya adek ngak perlu merasa tidak enakan karenanya.

Malam itu keluarga mereka pergi kepasar malam, Haris pamit sebentar pada mertuanya dan membawa istrinya lalu menuju rumah penjual ruko yang telah menerima uangnya.

"Mau apa kita bang?"

"Ke rumah temen bentar"

keduanya lalu masuk sebuah pekarangan dan melakukan serah terima ruko yang ternyata milik orang tua teman yang dia kenal saat mengajar dahulu.

Bersama pemilik ruko sebelumya mereka mendatangi ruko yang begitu terawat bersih itu dan masuk melihat lihat ke dalamnya

ruko ini masih sangat bagus dan tidak pernah kosong sampai pemilik ruko tersebut pindah saat transfer uang terjadi.

"Jadi ternyata nak Haris yang beli ruko ini?"

"Sebenarnya saudara pak, tapi ini saya di titipi amanah."

"Oh begitu ... ya sudah semoga bermanfaat ya nak Haris, ini kuncinya bapak mau pulang dulu."

"Oh iya pak, titip salam sama bu' Fika semoga sehat sehat aja kita semuanya, jadi kalau sekiranya Haris bermalam disini malam ini bersama keluarga, ngak apa apa ya pak, masih bersih?"

"Iya, ngak apa apa nak Haris dan lagi masih bersih kok, bapak sama ibu termasuk Fika sampai kemaren malam masih tidur disini kok, iya sudah bapak pulang ya Ris.."

"Iya pak, terimakasih banyak, sudah repot repot mengantarkan kita malam malam begini."

"Ya, ngak apa apa, jangan sungkan dari sini ke rumah bapak juga dekat kok,lagian kamu itu sudah seperti anak bapak sendiri Ris sama seperti Fika, ya sudah bapak pamit."

Sambil menepuk bahu Haris, orang tua itu pergi kembali kerumahnya.

"Oh jadi ini rumahnya bu' Fika bang..?"

"Iya tadinya tapi sekarang sudah jadi rumah kita."

"Kok dijual bang.?"

"Ya.... namanya orang punya kepentingan beda beda dek, perlu kamu tahu, bapaknya bu' Fika itu banyak rukonya bukan ini saja, lagian sudah sering bapak itu menjual ruko lalu membelinya lagi ditempat lain, sepertinya memang usahanya bergerak di bidang itu, nanti kalau kita butuh ruko lagi di daerah lain cukup kita hubungi bapak itu saja, bagaimana kalau malam ini kita menginap disini saja semuanya?, kita buat kejutan ha hah..!"

"Terserah abang saja, adek nempel saja kayak perangko.."

"Ha.....hahahah emang paling bisa aja istri abang."

"Ayolah bang kita kembali nanti semuanya pada kecarian."

"Ayo...."

Mereka kembali ke lokasi pasar malam dan menemani anak anak mereka bermain disana sampai puas, acara makan makan berbagai jajanan dan kuliner yang tersedia menambah semarak suasana malam disana dan pada akhirnya, merek semua kembali beristirahat ke ruko yang baru mereka beli, sesaat di awal mereka sangat takjub dengan kenyataan kalau Haris juga sudah punya ruko baru dan bertanya tanya di dalam hati mereka, ada berapa banyak sih uang yang di miliki si Haris ini?

Di pagi hari tampak semuanya menjadi semarak, saat matahari mulai menampakkan sinarnya yang hangat , hawa dingin yang dibawa oleh suasana malam mulai memudar , para pedagang sibuk mengelar dagangannya, hadirnya para pedagang tradisional menambah semarak pekan ini, apalagi dilihat dari atas ruko milik Haris.

"Bang adek sukalah suasananya, selama ini kita hidup di pinggiran dalam kesunyian, disini semuanya hidup mau jam berapapun, misalnya perut lapar di malam hari, masih saja ada pedagang Nasi goreng dan makanan lainnya."

"Ya sudah kalau adek suka, kita tinggal disini saja, lagian abang ngak punya kerjaan lain lagi sekarang kecuali hanya membahagiakan istri dan keluarga abang , ditambah lagi kalau di rumah sana sempit ngak bisa dekat dekat sama istri abang hahahahh."

"Abang pikirannya ke situ aja ahhhh."

"He namanya istri abang kan ngak apa apa."

"Iya juga sih...hmmm..."

"Ayo turun yuk bang, cari sarapan, abang sudah seperti awal awal kita menikah saja"

"Hmmmm.... habis istri abang cantik sih lagian sudah lama juga ngak begitu, kita terlalu sibuk dengan harta sekarang, kasihan Nurul ngak ada temannya, kalau ada adik kan dia ngak akan kesepian walau kak Nisa dan kak Imelnya pulang.

"Iya bang adek juga sudah pengen punya dedek bayi lagi."

"Makanya sabar dong prosesnya hahahaah.."

"Abaaang, yuk.. ah turun cari sarapan laper nih."

"Iya...ayo..."

"Eh nak Haris sudah bangun?"

"Iya bu', rumah baru bawaannya jadi nyenyak tidur."

"Ya sudah ayo , sarapan sudah tersedia..!"

"Eh bang Beni mana kak Butet?"

"Oh abangmu pagi pagi tadi sudah langsung berangkat kerja, kakak lihat semangat betul tadi mau cari sewa he he he..."

"Syukurlah kalau begitu."

"Om....om sebelum rumah nenek siap kita disini aja yah..!"

"Heeeeeeeehh Nisa...!

Ibunya menyela.

"Iya ngak apa apa, kita akan pergi kemana kita suka, Nisa senang?"

"Senang om..."

"Bagus, ayo makan yang banyak...! Kak Imel juga makan yang banyak, Nurul sayangnya ayah juga ya..!

"Bu' ayah kemana ya, kok ngak nampak.?"

"Oh tadi cari kedai kopi di depan mau ngopi katanya."

"Oh ... begitu rupanya.

Oh ya, kak Nit...! ngak ada minat jualankah..?"

"Ngak ah Ris kakak ngak bisa, nanti beli kebun sawit aja, abangmu bidangnya di tani."

"Iya juga sih, kalau dipikir pikir sawit juga bagus, kemaren mamanya Nurul sudah panen perdana 2 juta hahahahh.... ngak terasa nanti sudah dua minggu panen lagi, Haris juga masih mau nyari kalau bisa yang satu tempat bisa 10 hektar atau lebih gitu."

"Bagus tuh Ris biar ekonomi lebih stabil hahahhahhh..."

"Entah kenapa Haris pengen main main ke pantailah, kota S terkenal dengan pantainya, ada yang setuju ngak kalau kita ke pantai?"

"Imel setuju....Nisa setuju... kakek juga setuju...!

Pak Indra yang datang setelah selesai minum kopi dari warung ikut bersuara.

"Wah karena semua pemilik suara terbanyak sudah bersuara maka kita akan berangkat ke pantai."

"Ris.. tunggu abangmulah ya Ris biar kakak telpon dulu."

"Iya kak, ngak usah di buru, kita bakalan nginap kok nanti disana."

"Nginap di pantai Ris..?

"Di hotel lah kak, masa di pantai jadi duyunglah nanti kita semua hahahh.'

Semuanya ikut tertawa bahagia.

1
Wawan Setiawan
kg jelas cerita nya
Rivan Zuhri
sambil rokokan
Fathana
giliran kita kapan pak direktur😀😀
Zafrullah Effendy
ceritanya bagus dan kuharap tidak sampai putus di tengah jalan seperti cerita2 lainnya, dimana pembaca udah suka, eh tiba-tiba gak nongol lagi
Anonymous
Luar biasa
Choky Ritonga
ayah sasmita kontolllll !!!
vina matullesy
emang rasanya gimana di madu.... apakah senikmat minum madu murni
Bıuʇɐuƃ~Kǝɾoɹɐ
Sebenarnya mertuanya haris itu ikhlas nggak ngasih lahan untuk haris menantunya terus kalau nggak ikhlas kenapa dikasihkan
Bıuʇɐuƃ~Kǝɾoɹɐ
Yang Sabar ya Haris percayalah haris hukum tabur tuai itu ada yang udah tega sama kamu nanti juga dia dapat karmanya sendiri sesuai apa yang orang itu udah perbuat🙏
Bıuʇɐuƃ~Kǝɾoɹɐ
Ya Allah Kasihan Haris Udah capek2 menggarap kebun dan udah menanami nya giliran udah jadi dan udah ada tanamannya dan tinggal metik hasilnya malah dijual sama mertuanya, tega banget ya mertuanya haris 😭🙏
Aldo Marvel
toke apa artinya lek ku
Aldo Marvel
batak sekali bah novel nya 🗿
helminst
Luar biasa
Catur Warsono
Lumayan
ahmad sudrajat
Luar biasa
dadun
berasa di siantar medan🤔😁
anggy tabitha
istri tolol, menjerumuskan suami.
yang ada ntar suaminya sakit hati dgn ide istrinya.
istri kok dgn sengaja mengundang masalah.
Minus Muhadi
kok cerita endingnya jd begini...kpn bisa ketemu sm MIYABI DI JEPANG
Minus Muhadi
hahahaha gw bilang jg apa...selama ini SISTEM CUMA KASIH DUIT DUIT DAN DUIT...MANA HADIAH SKILL ILMU PENGOBATAN...HAHAHAHA bwt apa bnyk DUIT klu hidup ITU MENDERITA krn PENYAKIT...DUIT DUIT... DUIT DUIT tdk selamanya orang hidup senang dan bahagia...yg ada tambah sakit krn kebnykn DUIT
Ali Wafa
justru bagus lah dua lebih lagi 3 atau 4 seru deh😂😂😂🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!