CINTA BERSELIMUT LUKA

"Selama tiga tahun kau menikah dengan wanita simpananmu itu, apa kau pernah bersikap adil padaku?" Dara berteriak dengan rasa sakit di hatinya.

Sementara di ujung sana, Raditya langsung bungkam. Apa yang dikatakan Dara memang benar. Selama tiga tahun menikahi Kinara, hanya Kinaralah yang Raditya manjakan. Laki-laki itu bahkan membelikan Kinara rumah mewah meskipun pembelian rumah itu masih menggunakan namanya.

Akan tetapi, apa yang diberikan pada Kinara jauh lebih banyak dan lebih mewah dibandingkan dengan apa yang ia berikan pada Dara.

Bahkan seingat Raditya, dia tidak pernah memberikan apapun pada Dara setelah dirinya menikah dengan Kinara.

"Kenapa? Kamu tidak bisa menjawabnya? Adil seperti apa yang akan kau janjikan padaku jika dari awal saja kamu sudah berbuat dzolim padaku, Raditya?" Dara meluapkan segala kemarahannya pada lelaki itu.

Seandainya lelaki itu ada di hadapannya sekarang, Dara pasti akan menghajarnya habis-habisan untuk meluapkan amarahnya.

"Dara, aku minta maaf. Aku tahu aku salah. Tapi aku janji padamu, Dara. aku akan memperbaiki semuanya. Aku mohon, beri aku kesempatan sekali lagi untuk memperbaiki semuanya. Aku mohon ...."

"Memberimu kesempatan? Menurutmu, apa kamu pantas mendapatkan kesempatan kedua?" Dara berucap dengan deru napas memburu, seiring rasa sakit yang kian menikam hatinya.

"Pengkhianatanmu adalah kesalahan terbesar yang tidak akan pernah aku maafkan. Aku menerima apapun yang ada pada kamu. Meskipun aku sering kekurangan karena kamu memberikan uang yang pas-pasan padaku. Tapi untuk perselingkuhan yang kamu lakukan di belakangku, aku tidak akan memaafkanmu, Raditya!"

"Tidak akan ada kesempatan kedua untukmu. Tidak ada poligami seperti yang ada di kepalamu sekarang karena aku sudah mendaftarkan gugatan cerai ke pengadilan!"

"Dara–"

"Hubungan kita sudah selesai semenjak aku memergokimu bercinta dengan wanita itu di hotel tadi sore."

"Dara–"

"Jika kamu bersikeras dan mempersulit perceraian kita, aku akan melaporkan bukti-bukti perselingkuhanmu dengan wanita simpananmu itu ke polisi. Termasuk videomu saat bercinta dengan wanita itu!"

"Dara!" Raditya berteriak karena kaget.

"Jangan kamu pikir, aku masih seperti Dara yang kemarin yang bisa kamu bohongi, Raditya. Kali ini, aku tidak akan berbelas kasih lagi padamu!"

Dara menutup panggilan teleponnya dengan kesal. Wanita itu merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Berkali-kali ia menarik napas panjang, mencoba meredam rasa sakit yang saat ini menggumpal di dalam dada.

"Raditya sialan! Berani-beraninya dia mengkhianatiku. Memangnya apa yang kurang dariku selama ini?" Dara terus mengumpat.

Selama ini dirinya selalu menjadi istri yang sangat sempurna. Dara bahkan melakukan pekerjaan yang seumur hidup tidak pernah ia lakukan sebelum dirinya menikah dengan Raditya.

Memasak, mencuci, beres-beres rumah, adalah pekerjaan yang dari kecil tidak pernah Dara lakukan. Terlahir menjadi anak sultan dan terbiasa dilayani dari semenjak kecil, membuat Dara tidak pernah melakukan pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh para pelayan di rumahnya.

Namun, semenjak menikah dengan Raditya, Dara terpaksa melakukan semua pekerjaan itu. Penghasilan Raditya yang tidak memungkinkannya menyewa pembantu membuat Dara akhirnya turun tangan sendiri.

Beruntung, sebelum menikah dengan Raditya, Dara sempat menyuruh pelayan di rumahnya untuk mengajarinya mencuci piring, beres-beres rumah dan memasak. Sehingga saat Dara menikah dengan pria itu, Dara tidak lagi merasa canggung.

Perempuan itu tidak mau merasa malu di depan Raditya karena tidak bisa melakukan pekerjaan apapun selain melayaninya di atas ranjang.

Akan tetapi, semua pengorbanan yang dilakukannya ternyata kini sia-sia. Raditya membalas semua ketulusannya dengan pengkhianatan.

"Mama, papa, aku kangen sama kalian. Maafkan aku karena aku sudah mengecewakan kalian," gumam Dara.

Perempuan cantik itu meraih ponselnya. Menekan nomor yang sudah lama tidak dihubunginya. Tak berapa lama kemudian, sebuah suara terdengar di ujung sana.

"Assalamualaikum, Sayang," ucap seorang pria sesaat, setelah panggilan itu tersambung.

"Waalaikumsalam, Pa. Papa, tolong jemput Dara. Dara pengen pulang." Suara isak tangis Dara terdengar.

"Pulang?"

"Iya, Pa." Dara menangis saat mendengar suara papanya kembali terdengar.

Suara helaan napas berat di ujung sana menyapa pendengaran Dara.

"Sudah papa duga, laki-laki itu bukanlah laki-laki yang baik buat kamu."

"Bagaimana papa bisa tahu?"

"Kamu meragukan papa?"

"M-maaf!" suara Dara hampir tak terdengar. Ia sungguh tidak menyangka kalau sang papa ternyata sudah mengetahui semuanya.

"Sekarang pulang, Dara. Sudah cukup kamu bermain-main! Untung pekerjaanmu sangat bagus. Kalau tidak, papa sudah menyeretmu pulang dari semenjak tiga tahun yang lalu."

"Papa! Jadi Papa sudah tahu?"

BERSAMBUNG ....

Baca juga karya punya temen Author yuk!

Cherry Jovanka Emilia gadis berseragam abu-abu yang ceria memiliki sahabat bernama Neva Aurelia Hadinata dan Steve Roger Timothy.

Persahabatan mereka terbilang sangat unik karena tidak ada hari-hari tanpa ulah yang menjengkelkan dari tingkah mereka. 

Steve sendiri sudah memiliki perasaan kepada Cherry sejak mereka duduk di bangku sekolah SD. Cherry, Neva dan Steve mereka merupakan sahabat sejak kecil. Sekolah merekapun selalu bersama. 

Sampai suatu hari Cherry memiliki problem tak bisa membayar uang Sekolah di karenakan Ibunya sakit-sakitan. Ayah Cherry sendiri sudah meninggal dunia sejak dirinya berusia 7 Tahun. 

Neva yang iba kepadanya, meminta tolong kepada Kakaknya bernama Lucas Zander Hadinata seorang CEO di perusahaan Axosha Jewelry. Perusahaan di bidang perhiasan ini terbilang perusahaan terbesar di dunia. Lucas sendiri adalah seorang pengusaha muda yang sangat sukses di seluruh dunia. Berbanding terbalik dengan persoalan cinta, yang dia tahu cinta itu hanya sekedar bersama tanpa ada embel-embel perasaan. 

Sampai suatu ketika dia harus di pertemukan Tuhan dengan gadis muda putih Abu-Abu yang akan menjungkir balikkan kehidupannya kelak. 

Bagaimana kisah mereka selanjutnya?