David Ferrero
adalah seorang pengusaha muda yang berbakat dan tampan namun sayang ketampanannya tertutup oleh sikap dingin dan galaknya sebagai CEO dari Ferrero grup. sikapnya yang dingin membuat para wanita takut untuk sekedar menyapa atau meliriknya
Bela diana putri
adalah wanita sederhana yang berasal dari desa terpencil. bela memiliki karakter ceria, ramah dan sangat baik terhadap semua orang, walaupun bela berasal dari desa terpencil tapi otaknya sangat cepat tanggap dalam menerima sesuatu yang berkaitan dengan ilmu atau perusahaan. oleh sebab itulah bela direkomendasikan bekerja oleh kampusnya di perusahaan terkenal
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Yulianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 20
bela belum mengabari kedua orangtuanya bahwa dia akan pulang membawa keluarga bosnya. bela cukup was was karena kegalakan ibu dan ayahnya sudah terkenal sejagad desa bukan raya
"ayo turun kenapa diam saja?" tanya david yang melihat bela sangat gugup sedari tadi
"baiklah tapi diam disini dulu, aku harus memastikan kedua orang tuaku berada didalam" jawab bela dengan cepat keluar dari mobil dan masuk kedalam rumahnya
tok,,,tok,,,tok
bela mengetuk pintu karena merasa aura gelap sudah menghiasi rumahnya
"bela!!" ibu tita menutup mulutnya tidak percaya bahwa putrinya kembali
"hehe bu bela pulang" ucap bela cengengesan
bukannya memeluk anaknya, ibu tita malah mengambil selang dan mengguyur bela dengan air
"berani sekali kau menampakkan wajah mu setelah mengatakan tidak setuju untuk menikah!!" teriak ibunya sambil menyiram bela
"astagaaaaa ibuu bela basah, ibu dengarkan bela dulu!" ucap bela ikut berteriak dan berlari kesana kemari
"rasakan ini rasakan! sampai kapan kau akan menjadi gadis hah, pergi temui juragan beras yang ada didekat kantor lurah lalu berusahalah untuk menggodanya. cepat!!" teriak ibunya
"astaga kau ingin menukar ku demi sekarung beras? ibu macam apa kau!!" teriak bela berlari keluar gerbang
"aku tidak peduli intinya kau menikah dan punya anak saja baru kembali kemari" ucap ibu tita
"ibu jangan seperti anak kecil, oke aku menyerah!!" teriak bela berhenti berlari, dia melupakan sejenak kedatangan nya kesini dengan siapa
disisi lain david mengeryitkan dahi melihat bela keluar dan dikejar oleh seseorang ditambah dengan guyuran air yang membasahi tubuh bela
david langsung keluar dari mobil dan memeluk bela agar air itu tidak lagi membasahi bela
sejenak hening tanpa kata, ibunya bengong apalagi anaknya yang sedang dipeluk
"hey kau gila menyiram sekertaris ku!!" teriak david menatap tajam ibu tita
"dia putri ku, kau siapa!" ucap ibu tita menghentikan siraman air itu
David menunduk menatap bela sebentar seakan akan membenarkan perkataan ibu tita
"dia orang tuamu??" tanya david
"mm bisakah anda melepaskan saya dulu tuan??" tanya bela balik karena posisi mereka sangat tidak nyaman apalagi untuk atasan dan bawahan
bukannya melepas david malah semakin menarik bela, tidak ada takut takutnya memeluk anak gadis orang
"aaa david iya david tolong lepaskan dulu" ucap bela dengan cepat barulah david melepasnya
"i,,,ibu ini bos bela dia datang dengan keluarganya mm bukan sebenarnya syifa yang ingin datang kesini" tutur bela
"apa!!" ibu tita membulatkan matanya karena kedatangan tamu terhormat dan dia tidak menyiapkan apapun
"permisi bu saya dewi dan ini ervan orang tuanya david" sapa dewi yang baru saja keluar dari mobil
"aah saya tita ibunya bela bu" jawab ibu tita dengan ramah
"silahkan masuk silahkan" ucap ibu tita mengajak semua tamunya masuk termasuk david dan bela
"nyonya, tuan saya permisi dulu untuk mengganti pakaian" ujar bela
"kak syifa ikut" saut syifa dengan semangat
bela tersenyum lalu mengangguk. mereka masuk ke salah satu ruangan yang ada disana
"kak ini kamar kakak?" tanya syifa melihat suasana kamar yang sangat sempit namun rapi
"mm kau pasti tidak menyangka kan karena rumah kakak benar benar seluas kamar dirumah mu" ejek bela sembari mencari baju didalam lemari nya
"hehe" syifa cengengesan namun dia tidak merasa kamar itu sumpek karena tatanan yang rapi dan banyak buku dikamar itu