Menikah Dengan Dosen Killer

Hari berganti begitu cepat untuk Hana di mana besok merupakan hari pernikahan nya dengan Regan yang membuat nya ingin menangis saja tidap malam. Seperti pagi ini ia dengan malas pergi ke kampus yang akan bertemu dengan Regan nanti kebetulan ada jam masuk dengan Regan.

"Kamu gak usah ke kampus hari ini sayang besok kamu akan menikah jangan terlalu lelah begitu hari ini lebih baik kita ke salon"ucap mama Rani.

"Hana ada ujian juga ma gak mungkin gak datang lagi pula buat juga ke salon sama aja gak ada perubahan sama sekali mending uang nya di buat untuk beli makanan kenyang"ucap Hana santai.

"Hana ke berangkat dulu ma"ucap Hana bergegas pergi dari sana jika berlama-lama dengan mama Rani akan menyuruh nya yang lain lagi.

Hana mengendarai mobil nya ke kampus hingga ia tiba di parkiran, ia turun dari mobil ingin menghampiri kedua teman nya yang duduk tak jauh dari arah nya hingga suara seseorang menghentikan langkah nya.

"Tunggu"ucap orang tersebut yang tak lain adalah Regan yang sengaja menunggu Hana di sana.

"Apasih"ucap Hana ketus menatap Regan.

"Nanti setelah jam kuliah ikut dengan ku"ucap Regan.

"Kenapa juga harus ikut dengan pak Regan kalau mau pergi ya pergi saja sendiri"ucap Hana.

"Kita mau ke butik buat coba baju untuk besok mama akan menunggu di sana"ucap Regan membuat Hana mendelik sinis mendengar nya.

"Ya udah pak Regan kirim alamat nya saja pada ku nanti aku pergi sendiri ke sana"ucap Hana malas.

"Terserah kamu saja"ucap Regan datar mengeluarkan ponsel nya dan memberikan nya pada Hana.

"Untuk apa juga pak Regan memberikan ponsel anda untuk ku aku masih memiliki ponsel"ucap Hana heran.

"Masuk kan nomor ponsel mu"ucap Regan di angguki Hana segera memasuk kan nomor ponsel nya dan memberikan nya lagi pada Regan.

"Udah kan saya mau masuk keburu di lihat mahasiswa yang lain"ucap Hana berjalan cepat meninggalkan Regan.

Regan sendiri juga meninggalkan parkir dan berjalan menuju ruangan nya lebih dulu sebelum ia masuk ke dalam lokal.

"Ciee masih pagi udah berduaan aja nih"ucap Febi meledek Hana yang memang sedari tadi memperhatikan kedu orang tersebut dengan Sila.

"Iya nih apalagi seperti nya ada yang tukaran nomor gitu terasa ada bau-bau gimana gitu"ucap Sila terkekeh.

"Nih bau-bau"ucap Hana mengapit kepala kedua nya di ketiak nya.

"Rasakan nih bau ketek gua biar tau rasa kalian"ucap Hana tertawa pelan.

"Njirr lepasin woii"ucap Sila segera melepaskan tangan Hana kasar begitu juga dengan Febi.

"Untung masih pagi ketek lo gak bau"ucap Sila merapikan rambut nya yang sudah berantakan.

"Ehh dari dulu ketek gua gak pernah bau yah mau pagi kek siang kek bahkan sampe malam nih gak pernah bau"ucap Hana.

"Cih memang nya lo pernah cium bau nya apa"ucap Febi.

"Ya gak lah"ucap Hana santai berjalan meninggalkan kedua teman nya tersebut.

Kini ketiga nya duduk di kursi dengan baik karna dosen sudah hadir begitu juga dengan lembar soal sudah berada di hadapan mereka yang akan melangsungkan ujian.

Ketiga nya dengan serius mengerjakan soal-soal tersebut meski tingkah mereka abstrut begitu namun memiliki otak yang encer hingga akhir nya ketiga nya menyelesaikan soal yang tadi nya di berikan oleh dosen dan segera mengumpulkan nya ke depan lalu keluar dari ruangan tersebut.

"Ke kantin yuk lapar nih gua"ajak Sila.

"Hayuk lah"ucap Hana dan Febi.

Mereka pun berjalan menuju kantin sambil berbicara tentang cafe milik mereka yang sudah terkenal di kalangan anak muda hingga cafe tersebut semakin ramai.

"Woii"ucap Seseorang merangkul pundak Hana yang kebetulan berjalan di pinggir hingga mudah di rangkul.

"Njirr lo buat orang kaget untung gua gak punya penyakit jantung kalau gak udah mati berdiri gua"ucap Hana ketus membuat lelaki tersebut terkekeh mendengar nya.

"Mau ke kantin kan bareng yuk gua juga lapar nih"ucap lelaki tersebut yang tak lain adalah Dimas.

"Boleh sekalian aja lo bayarin kita"ucap Febi.

"Ehh nona cantik yang anak sultan tuh lo pada masa minta bayar ama gua yang ada harus nya gua yang minta bayar sama kalian"ucap Dimas sambil berjalan menuju kantin dengan tangan nya masih berada di pundak Hana,saat masih sekolah ia biasa merangkul ketiga nya dan mereka yang sudah terbiasa juga membiarkan saja.

"Dih situ lebih anak sultan lagi jadi bayarin yah jarang-jarang begini juga gak usah pelit begitu entar kalau lo mati kuburan lo bisa sempit"ucap Sila membuat Hana dan Febi terkekeh mendengar nya.

"Ck iya iya"ucap Dimas malas karna ketiga orang tersebut tak akan diam jika di bantah.

"Lo gak masuk"tanya Hana.

"Udah tadi sekarang gak lagi nunggu siang baru masuk lagi"ucap Dimas.

"Kalian"tanya Dimas.

"Baru siap ujian jadi lapar maka nya makan dulu"ucap Febi.

Mereka berempat duduk di kursi dan memesan makanan serta minuman,tidak lupa juga gorengan yang ada di atas meja lain sudah berpindah ke depan mereka.

"Kalian kenapa gak ada yang berubah perasaan makan kalian segitu banyak nya tetap aja kalian terlihat kecil begitu"tanya Dimas heran.

"Sudah dari sono nya begini mulu ya udah gini aja"ucap Sila santai.

"Maksut gua tu kebanyakan cewek menjaga tubuh mereka takut gendut lah takut ini lah kalian makan aja segini banyak"ucap Dimas.

"Nama nya dapat makan gratis ya harus makan banyak dong lumayan kan buat isi perut yang kecil ini tapi tampungan nya banyak"ucap Febi membuat Sila dan Hana tertawa mendengar nya.

"Cih dasar suka yang gratisan"cibir Dimas.

"Di dunia ini jarang ada yang gratis maka nya sekali dapat yang gratis begini jangan di sia-sia kan"ucap Febi.

"Bener dah kalau sekalian dapat gratis ambil aja apa yang masuk"ucap Sila.

"Njirr bisa bangkrut gua kalau kek gini terus"ucap Dimas.

"Uang lo kan banyak apa susah nya sih berbagi dengan kami yang tidak mampu ini"ucap Febi mendramatis.

"Tidak mampu kepala mu"ucap Dimas malas.

Mereka berempat makan sambil bercerita dan bercana seperti yang sering mereka lakukan saat masih sekolah jika bertemu,Hingga tak sadar jika ada sepasang mata yang sedari tadi mengikuti langkah mereka terutama menatap tajam ke arah Hana dan Dimas yang saling merangkul di depan mata nya sendiri.