NovelToon NovelToon
Menjadi Ratu Di Tangan Kakak Ipar

Menjadi Ratu Di Tangan Kakak Ipar

Status: tamat
Genre:Romantis / Perjodohan / Nikahmuda / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Tamat
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: Dhessy

follow Ig : dhee.author

Mungkin ini tidak sepantasnya. Tapi apa daya kalau Mika terlanjur dibuat nyaman oleh kakak iparnya sendiri.

Sedangkan lelaki yang dia sebut suami, dia lebih mementingkan wanita lain ketimbang dirinya.

Nalurinya sebagai perempuan yang haus akan perhatian sudah terpenuhi oleh kakak iparnya, Gavin.

Hingga perlahan cinta itu tumbuh dan tak bisa dicegah lagi. Rasa ingin memiliki itu begitu kuat. Sekuat rintangan yang harus mereka lalui agar bisa bersama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhessy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 20

Gavin membantu Mikha untuk memasukkan barang-barangnya ke dalam sebuah kotak kecil.

Tak banyak. Hanya ada beberapa novelnya yang dia baca saat sedang memiliki sedikit waktu luang. Tumbler kesayangannya. Juga beberapa pakaiannya yang sengaja dia bawa sebagai cadangan kalau ada apa-apa.

Mikha memperhatikan wajah Gavin yang terlihat datar. Tanpa ekspresi dan tanpa berucap apapun saat membantu Mikha. "Kenapa?" tanya Mikha menuntaskan rasa penasarannya.

Gavin melirik Mikha sekilas. "Nanti di sini sepi nggak ada kamu, Kha? Yang bakalan aku marahin siapa kalau kamu nggak ada?"

"Oh, jadi aku di sini cuma buat dimarahin doang?" balas Mikha dengan sinis. Terlihat sekali kalau dia sangat kesal dengan alasan kenapa Gavin terlihat sedih.

"Enggak. Siapa bilang? Kan, dicium-cium juga."

"Ih, itu mah maunya kak Gavin doang."

"Kamu juga nggak nolak."

Mendadak Mikha salah tingkah. Pipinya memerah setiap mengingat ciuman hangat dan lekat yang pernah mereka lakukan. Serasa ingin kembali mengulangnya. Eh!

"Kenapa? Bayangin lagi aku cium, ya?"

"Ih, enggak. Apaan, sih!"

"Nggak usah bayangin. Mau yang beneran nggak?" Gavin justru semakin menggoda Mikha.

Padahal, semakin Gavin menggoda, dirinya sendiri semakin tidak tahan untuk tidak mencium bibir Mikha yang sudah menjadi candu untuknya.

"Kak Gavin...."

Gavin tertawa kecil. Berulangkali mengambil napas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan untuk menidurkan kembali apa yang sudah terbangun oleh pikirannya sendiri.

Gavin mengambil kedua tangan Mikha. Menggenggamnya dengan erat. Kedua matanya menatap Mikha dengan penuh damba. "Sukses ya, kamu. Biar bisa meraih apa yang kamu cita-citakan."

"Terimakasih ya, kak, udah bantu aku buat proses mencapai cita-cita aku."

"Aku yang terimakasih udah bantu aku kerja. Malah sering aku marahin juga, kan?"

"Dijajanin juga, kok," ujar Mikha mencairkan suasana.

"Jangan terlalu banyak makan jajanan kayak begitu. Disini aku bisa ngawasin kamu buat nggak makan jajanan begituan. Tapi kalau di luar kakak udah nggak bisa jagain kamu."

"Ih, enak tau, Kak.",

"Ngelawan terus kalau dibilangin." Gavin mencubit dengan gemas hidung Mikha. Membuat Mikha mengaduh kesakitan.

"Sakit, kak," keluhnya.

Gavin segera mengusap bekas cubitannya yang meninggalkan bekas kemerahan.

"Maaf." Gavin tertawa kecil.

Saat bersama Mikha, Gavin lebih banyak tertawa. Dunianya lebih berwarna.

Entah bagaimana Gavin akan menjalani hari esok tanpa Mikha berada di dekatnya.

"Hari ini katanya mau ada farewell party kecil-kecilan gitu, kak. Kak Gavin mau ikut gabung kita nggak?"

Gavin terlihat berpikir. Tidak biasanya dia bergabung dengan karyawan lain dalam hal pesta-pesta begini.

"Ayolah, Kak. Sekali-kali itu merakyat. Jangan sombong jadi atasan. Kalau kemarin kakak ngerasa nggak asyik karena nggak ada yang spesial, kali ini anggap aja aku hal yang spesial yang menjadi alasan buat kakak mau ikut farewell party kali ini."

Meskipun Mikha bekerja di ruangan dan lantai yang berbeda dengan teman-temannya, tapi tak membuat Mikha tak mau berkumpul dengan mereka.

Gavin sering menyuruh Mikha untuk makan siang di luar bersama teman-temannya. Saat itulah Mikha bisa kenal dekat dengan karyawan Gavin yang lain. Sehingga mereka bisa berteman dekat.

"Oke," putus Gavin pada akhirnya. Membuat Mikha melompat bahagia seperti anak kecil yang mendapatkan balon kesayangannya.

Gavin pun tertawa kecil melihatnya. "Apapun akan kakak lakukan untuk membuatmu bahagia, Sayang. Tak akan kakak biarkan satu orangpun menyakiti kamu. Kamu harus bahagia bersamaku," ucap Gavin dalam hati.

***

Mikha harus menelpon Gilang untuk meminta Gilang agar tak menjemputnya. Mikha mengatakan bahwa dia akan pulang diantar temannya setelah acara selesai nanti.

"Gavin ikut?" tanya Gilang dengan nada tak suka.

"Iyalah. Dia bos di sini."

"Tumben dia mau ikut. Biasanya paling anti sama party begitu."

"Kenapa, sih, emangnya? Bagus, dong, dia mau berbaur sama karyawannya."

"Gue ikut! Dimana acaranya?"

"Ih, enggak!" Mikha berteriak kesal. "Nggak usah ikut, ya. Gue mau party sama temen-temen gue. Nggak ada yang bawa suami!"

"Masalahnya di situ ada Gavin, Mikha. Gue nggak suka Lo deket-deket dia."

"Ya bodo amat. Orang ini acara kantornya dia."

"Nggak peduli. Gue mau ikut. Katakan dimana kalian mau party."

"Nggak ada! Kalau Lo nekat, saat ini juga gue kirim video perselingkuhan Lo ke papa mama gue." Mikha sudah terlalu kesal. Tak ada cara lain untuk menghentikan Gilang selain mengancamnya.

"Oh, gue juga bisa bilang ke mereka kalau Lo ada hubungan sama kakak ipar Lo."

"Silahkan! Lo nggak punya bukti apa-apa, kan? Masih kuat bukti yang gue punya!"

Tanpa menunggu jawaban Gilang lagi, Mikha segera mematikan sambungan teleponnya. Berbicara dengan Gilang hanya membuatnya kesal.

Melihat Mikha yang memasang wajah kesal setelah menelepon Gilang, Gavin hanya tertawa kecil.

Namun tangannya sigap merangkul pundak Mikha. Kemudian mencium kening Mikha dengan singkat. Berharap pelukannya dan ciumannya bisa meredakan kekesalan dalam hati Mikha.

🌹🌹🌹

Karyawan Gavin terlihat sangat canggung saat melihat Gavin ikut bergabung dengan mereka.

"Pak Gavin Lo apain, sih, Kha? Tumben mau ikut," bisik Rita, salah satu karyawan Gavin.

"Gue kasih jatah!"

"Eh, macem-macem, Lo! Udah punya laki juga. Kakak ipar sendiri Lo embat."

"Udahlah. Kak Rita sama yang lain tenang aja. Dia udah jinak, kok, nggak usah dikasih jatah. Gue masih setia sama laki gue."

"Beneran Lo nggak macam-macam sama Pak Gavin?"

"Ck, enggak, kak. Tenang aja!"

Mereka sering mengingatkan Mikha agar tak terlalu dekat dengan Gavin. Meskipun yang terlihat dari luar mereka begitu profesional, tapi tidak ada yang tau bagaimana Mikha dan Gavin saat berada di ruangan yang sama.

Apalagi, di lantai tersebut hanya ada dua ruangan. Untuk Gavin dan sekertarisnya. Hanya sesekali OB, atau kepala divisi, atau manager yang naik ke ruangan Gavin untuk meeting dan menyerahkan laporan.

Jaman sekarang, banyak seseorang yang tertarik dengan iparnya sendiri. Entah lelaki atau perempuan. Mikha selalu diingatkan oleh rekan kerjanya.

Meskipun Mikha selalu menyangkal bahwa dia tidak ada hubungan khusus dengan Gavin, kenyataannya memang keduanya saling menyayangi. Lebih dari seorang ipar.

Bahkan mereka tak lagi canggung untuk bersentuhan. Entah sebatas saling menggenggam saat sedang berada dalam satu ruangan. Menginap di apartemen Gavin. Sampai keduanya berciuman lekat. Tidak ada yang tau semua kecuali Tuhan dan mereka berdua.

"Mikha, udang nih. Enak banget. Lo harus coba menu-menu makanan di sini. Rekomendasi kak Dani, nih."

Mereka tengah berada di restoran yang ada di Jakarta. Restoran tersebut bertema outdoor sehingga terasa lebih santai.

"Jangan dikasih ke Mikha. Dia alergi udang," sahut Gilang dengan cepat sebelum Livy memberikan sepiring udang asam manis ke Mikha.

Semua terdiam. Pandangan mereka tertuju pada Mikha dan Gavin secara bergantian.

Mikha tersenyum kikuk. "Kemarin pas meeting di luar nggak sengaja makan udang. Jadi Pak Gavin tau kalau aku alergi udang," jelas Mikha sebelum mereka salah paham.

Teman-temannya mengangguk paham meskipun sebenarnya mereka tau kalau atasan mereka menaruh perhatian lebih ke adik iparnya itu.

"Jangan terlalu pedas, Mikha."

"Minumnya yang hangat aja. Nggak usah pakai es."

"Jangan siomay. Tadi siang kamu habis makan siomay, kan? Sudah aku bilang jangan terlalu sering makan begituan."

"Itu dimsum ada udangnya enggak? Kalau iya, Mikha nggak usah makan."

Semua perhatian Gavin yang tanpa sengaja diberikan untuk Mikha menjadi perhatian sendiri oleh teman-teman Mikha.

Mereka semakin yakin bahwa Mikha dan Gavin terlihat hubungan lebih dari sekedar kakak dan adik ipar.

Mungkin hubungan mereka memang dekat sebagai seorang ipar. Tapi seorang ipar juga tidak akan seperhatian itu jika memang tidak ada sesuatu yang lebih.

Mikha hanya bisa tersenyum canggung. Sekaligus salah tingkah dengan tatapan teman-temannya yang menatapnya curiga.

Sedangkan si pelaku utama, dia tampak cuek meskipun Mikha sudah menatapnya dengan kesal.

🌹🌹🌹

sikap Gavin bikin diabetes nggak sih? apa masih kurang manis? 🤤🤤

1
Ana Susana
❤️
Katherina Ajawaila
sepertinya seru nih ceritanya, sukses ourhour
Pembenci Author bego
seru lumayan
Kembae e Kucir
Luar biasa
Anonymous
/Good//Good//Good/
Ulil Baba
coba baca
Yundari Gayosa
sigavin plin plan.....pergi aja mika tambayong yang jauhh...bawa cowok lebih dr Gavin ,😀
Yundari Gayosa
Luar biasa
Mei Saroha
kasian Mikha, yg deketin cowo2 pengecut 😞😭
ayu eka2169
Luar biasa
Nur Harfiati
Lumayan
Safa Almira
seruuu
Misel Livita Kundimang
ku bomm yahhh lama lama rumahmu thorr aku udah nangis nangis sampe habisin tissu eehhh malah cmn mimpi si Gavin ajaa huuuu/Right Bah!//Right Bah!/
Tjutju Haryati
Luar biasa
Misel Livita Kundimang
huaaaa sedih bangat bacanyaaaa😭😭dari mulai pernikahan yang tidak bahagia, kisah cinta yang putus di tengah jalan, sampai harus di tinggal matii. gue yakin nggak akn ada wanita yang sekuat Mikha di dunia nyata kalaupun ada pasti hanya ada beberapa yg mampu bertahan dan tidak menjadi gilaaa😭😭😭😭semangat author🥰🥰
Misel Livita Kundimang
Gavin kurang ajar bangat sihhh nggak ada perjuangannya sama sekali aaaaaaa kecewa bangat samaaa gavinnnnn sekecewanya sama gilangg lebih kecewa sama gavinnn
Misel Livita Kundimang
kok muter muter sih ceritanya nggak bisa langsung aja Thor🥹author terlalu mempermainkan perasaan pembaca huuuaaaa😭
Maria Mahdalena Manalu
pengen tertawa sampek mau keluar ni air mata
Alvia Nora
tau rasa Gilang punya berlian mah milih emas palsu secara viona juga pergi tinggal gigit jari kan emang enak....
martina melati
bw hp yg ada video gilang dg viona berhubungan intim (sekretaris) k mertua mikha (ortu gilang) ajukn perceraian...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!