Seorang asisten rumah tangga menikah dengan anak majikannya? Apakah itu mungkin?
Hmmm.. Inilah cerita dari Zivanna Kirannia seorang gadis yatim piatu yang bekerja sebagai asisten rumah tangga. Kehidupan Kiran berubah setelah mengetahui jika dirinya tengah hamil akibat perbuatan dari Darren.
Darren Wijaya, hanya karena mabuk dan frustasi melihat calon istrinya berselingkuh dengan sahabatnya, tanpa sadar dia telah meniduri Kiran. Tentu Darren marah, ia bahkan menganggap Kiran sebagai pembawa sial di hidupnya.
Mampukah Kiran bertahan dari permasalahan yang ia alami? Dan bersediakah Darren bertanggung jawab? Ikuti terus kisah mereka ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwiezy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sakit tapi tak berdarah
Mendengar ucapan Kiran, Darren mengacak rambutnya.mendadak ia merasa frustasi dan bimbang dengan perasannya sendiri. rasanya ia ingin sekali mengakui perasaannya sendiri. Rasanya ia ingin mengakui Kiran sebagai istrinya. Namun, di sisi lain perasaan benci masih belum hilang di hatinya.
Tok! Tok! Tok!
"Karin, Darren buka pintunya, Mamah mau bicara sama kalian," panggil Helena suaranya terdengar lantang dan serius.
Darren berdecak kesal. Kemudian beranjak berdiri dan menghembuskan napas panjang. Darren membenarkan kemejanya yang sudah kusut dan berantakan. Setelah Darren sudah rapi kemudian Darren mengulurkan tangannya ke arah Kiran.
"Segera Hapus Air Matamu! jangan sampai Mamah curiga dengan pertengkaran kita!" bisik Darren.
Kiran tidak menjawab apapun. ia memilih diam kemudian mengambil foto dan juga membereskan pecahan pigura.
Ceklek!
"Ada Apa Mah?" tanya Darren sambil bersandar di depan pintu.
" Mana Kiran!"
"Sedang menata baju, kenapa? mamah perlu sesuatu?" tanya Darren lagi.
"menata baju? apa - apaan kamu Darren? Sekarang itu Kiran sudah menjadi istrimu. jadi sudah sewajarnya kalau dia harus di kamarmu" kata Helena sambil berkacang pinggang menatap Darren.
"Aku tahu, mamah jangan khawatir ! setelah ini aku akan membawanya ke kamar."
"Baiklah, setelah itu temui mamah di ruamg kerja Ayah! Ada yang ingin Mamah katakan padamu?" ucap Helena suaranya terdengar begitu serius.
"Kenapa tidak berbicara di sini aja, Ma?"
"Kamu jangan banyak membantah, Darren! turuti perintah mamah. lalu bawa Kiran untuk pindah ke kamarmu." balas Helena kemudian di berbalik dan mulai meninggalkan kamar Kiran.
Melihat kepergian mamahnya Darren mulai gusar "Apa aku harus mengakuinya, sebagai istriku di depan om Bara dan semua orang". gumam Darren.
***
"Tidurlah! Jangan sekali - kali kamu keluar dari kamarku sebelum aku kembali," ucap Darren
"Ini masih Siang, dan aku masih belum bisa tidur ,Tuan Suami?" ucap Kiran ketus karena masih marah dengan sikap Darren.
"Jangan membantahku Ran! tentu kamu tidak ingin melihat kemarahanku lagi kan? ucap Darren
"T..Tapi.."
"Teruti perintahku, atau sekarang juga kau akan ku tiduri" ucap Darren sambil bersedekap dan mulai tersenyum nakal sambil menatap wajah Kiran.
"Katanya Tuan Suami membenciku, tapi kenapa Tuan Suami suka sekali 'Melakukannya' denganku?" tanya Kiran penasaran.
"Apa hal seperti itu, perlu aku jawab juga Ran?" jawab Darren sambil menaikkan salah satu alisnya.
"Ya, Karena aku merasa heran kenapa Tuan Suami---" ucapan Kiran terhenti saat Darren menempelkan jari telunjuk ke bibir Kiran.
Darren membungkukan tubuhnya. ia mendekati wajah ke telinga Kiran kemudian berbisik dan berkata "Karena Tugasmu adalah Melayaniku."
Kiran menghembuskan napas pelan. karena dia sudah menduga Darren akan mengatakan hal seperti itu.
"Menurutlah Kiran, Karena aku harus segera menemui Mamah. lebih baik sekarang kamu tidur, dan jangan keluar dari kamarku!" perintah Darren.
"T...Tapi aku tidak mengantuk Tuan Suami? lagi pula aku juga ingin bertemu dengan mas Daniel. karena sudah lama aku tidak bertemu dengannya." ucap Kiran memohon.
Darren mulai mengepalkan tangannya setelah mendengar ucapan dari Kiran.
"Dengar Zivanna Kirannia! Sekali saja kamu berani keluar menemui Daniel, maka aku pastikan besok pagi kamu tidak akan bisa bangung dari ranjang ini. Apa kau sudah mengerti?!" ucap Darren kesal dan penuh penekanan.
"Tapi Tuan Suami----"
"Aku tidak main - main dengan ucapan ku Zivanna Kirannia! berani kamu menemui Daniel, maka aku tidak segan - segan untuk 'menghukumu' sampai pagi." ujar Darren sambil tersenyum licik.
Sampai pagi? memangnya Tuan Suami kau Kua---, ups" Kiran langsung menutup bibirnya dan mulai menunduk.
"Kamu meremeh kan ku Ran! Ahhh, atau kau ingin kita mencobanya sekarang, hemm?" tanya Darren.
Kiran langsung menggelengkan kepalanya, dia merasa ngeri jika sampai Darren menghukumnya sampai pagi.
*****
"Kenapa kamu tidak berkata jujur pada om Bara, Darren? dan kenapa kamu bilang bahwa Kiran adalah pembantu di rumah ini, hmm? Dimana otakmu Darren!" tanya Helena kali ini ia merasa geram dengan tingkah anaknya sambil menatap sang putra yang sedang duduk di dedapannya.
"Memang apa salahnya Mah? bukankah Kiran memang pembantu di rumah ini." ujar Darren wajahnya begitu santai membuat Helena semakin kesal.
"Jangan bicara sembarangan Darren! Bagaimana kalau om Bara benar - benar menjodohkanmu dengan Selvi? tanya Helena.
Mendengar pertanyaaan dari mamahnya Darren terkekeh pelan dan berkata "Kenapa tidak? Selvi orang yang cantik dan berpendidikan tinggi. Aku yakin dia sudah menjadi Gadis yang hebat sekarang ini. Memangnya mamah tidak mau mempunyai menantu seperti itu?". Darren tersenyum miring sambil bersandar di sofa.
"Jangan gila kamu Darren! Kamu sudah memiliki istri bahkan sebentar lagi kamu juga akan segera mempunyai seorang anak! pokoknya mamah sama papah tidak setuju jika kamu bersama Selvi. lalu bagaimana dengan Kiran Nak? jangan membuat dua menderita lagi." tanya Helena sedikit kesal dan matanya mulai berkaca - kaca.
"Mamah dan Papah tidak setuju, lalu kalau aku mau bagaimana? dan sudah berapa kali aku bilang Mah, aku akan menceraikan Kiran! Tidak ada yang bisa menghentikanku." ucap Darren emosi.
"Mamah mohon Nak, jangan pernah mempermainkan hati seorang wanita. kamu nanti akan menyesal!" ucap Helena
" Aku tidak akan pernah menyesal. lagipula aku tidak pernah menganggap Kiran itu penting, Dia hanya pengganggu?". balas Darren sambil tersenyum sinis.
Mendengar ucapan Darren yang cukup menyakitkan, membuat Helena meradang.Helena kemudian mengusap dadanya yang mulai sesak. ia merasa tidak mengenali sang putra. Dulu sebelum melihat perselingkuhan Vanesha, Darren tidaklah sejahat sekarang. Namun, semuanya berubah begitu saja ketika mengetahui Vanesha selingkuh dan Darren tak sengaja meniduri Kiran. ia tidak bisa membayangkan sosok yang begitu lugu dan baik hati seperti Kiran, akan terluka begitu dalam karena ulah putranya.
"Tapi kamu tidak mencintai Selvi kan, Darren?"
" Untuk saat ini, aku sedang tidak mencintai siapapun. Tapi hati siapa yang tahu? Bisa saja nanti aku jatuh cinta setelah bertemu dengannya kan? Sudahlah Mah, jangan pernah membahas hal yang memuakan seperti ini lagi. Aku malas jika harus mendengar nama Kiran". ucap Darren sedikit kesal kemudian langsung pergi meninggalkan helena.
Melihat kepergian sang putra Helena menghembuskan napas pelan. "Aku yang mendengarnya saja merasa terluka. lalu apa jadinya jika Kiran yang mendengar hal ini?. Semoga saja kamu tidak merasakan penyesalan seperti papah, Darren?" Helena kemudian menggelengkan kepalanya.
****
Malam Hari telah tiba.
"Kamu ngapain di dapur Ran?" tanya Helena ketika melihat Kiran sedang bergelut dengan peralatan dapur.
"Eh... bu Helena, ini aku sedang memasak," jawab Kiran sambil tersenyum tipis.
"Loh.. kok manggilnya masih Bu sih? panggil Mamah dong sayang, sama kaya Darren. Sekarang kamu kan sudah menjadi menantu Mamah" ucap Helena ia tersenyum manis sambil mengusap bahu Kiran.
Jangan lupa Like,Komen Dan Vote.