Mengisahkan persahabatan ketiga nya dikampus dengan pekerjaaan sambilan mereka yang akhirnya mengantarkan mereka pada jodoh masing-masing.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Setelah Nita membujuk Chesty untuk diam, karena sebelumnya Chesty sempat menangis, barulah gadis itu mengajak Nita untuk menjemput Ayu yang masih beristirahat dirumah sakit.
"Kita naek apa?" Tanya Chesty.
"Angkot aja deh, biar irit. Lagian deket juga kan." Jawab Nita.
"Dasar pelit, padahal kan bisa naik taxi Nita. Lagi pula Lo juga baru dapat gratisan seminggu makan gratis dari kak Ronald kan?"
"Udahlah jangan bawel naik angkot aja, biar irit juga."
"Ckk lagi-lagi perhitungan bin medit."
"Bukan perhitungan tapi gue kan belajar hemat."
"Terserah Lo aja dech..."
"Nah itu dia angkotnya......"
Nita pun menunjuk pada angkot yang terlihat dan akan mendekati, dan Nita pun menghentikan mobil itu dengan melambaikan tangannya. Mobil itu pun berhenti tepat didepan mereka, dan Nita serta Chesty pun langsung masuk ke dalam mobil itu.
"Mau ke mana neng?" sapa kondektur angkot.
"Kerumah sakit yang diujung jalan itu bang."
"Oke...."
Dan hanya beberapa menit saja mobil pun berhenti tepat di depan rumah sakit dimana Ayu masih berada ditempat itu, dan keduanya pun turun setelah memberikan uang pas kepada kondektur angkot berwarna biru itu.
Mereka pun mempercepat langkah kakinya untuk segera mengajak Ayu pergi dari rumah sakit, karena sebentar lagi Ronald akan menjemput ketiganya untuk mengantarkan ketiga cewek tercantik di kampus itu ke pelanggan yang telah Ronald tetapkan.
"Lo dah siapkan Ayu?"
"Udahlah Chez....gimana penampilan gue?"
"Cantik....tapi oon."Celetuk Nita.
"iih Nita jahat, Chez....lihat Nita sukanya ngeledekin muluk." Rajuk Ayu yang memeluk Chesty dengan sikap polos dan manjanya.
Memang dari ketiganya Ayu termasuk yang paling muda dari Chesty maupun Nita. Namun hanya beberapa bulan saja selisih mereka.
"Tau tuh, tadi aja dia ngeselin waktu dikampus." Balas Chesty.
Nita pun mengatupkan kedua telapak tangannya di hadapan kedua temannya itu.
"Sorry deh, udah yuk kita buruan keluar dari sini. Lagian diluar udah ada kak Ronald yang nungguin kita. Tar honor kita dikurangi lho...."
"Ya udah ayo...." Jawab Chesty dan Ayu serempak.
Dan saat mereka telah berada diparkran halaman rumah sakit yang sangat luas, Ronald keluar dari mobil mewah warna hitamnya dengan seperti biasanya, yaitu kacamata hitam yang bertengger diatas kepalanya.
"Udah lama kak?" Tanya Nita.
"Baru beberapa menit aja sih."
"Hai kak Ronald?" Sapa Ayu.
"Hai juga Ayu, gue denger dari Nita lo pingsan ya abis donorin d4rah lo?"
"Iya nih kak, tapi gue dah baikan."
"Ya baguslah, jadi lo bisa kerja hari ini juga."
"oke siapa takut."
Lalu tatapan Ronald tertuju pada Chesty yang terlihat cemberut, wanita itu seakan enggan untuk menyapa dirinya.
"Masih ngambek Lo Chez,,,,,?" Tanya Ronald.
"Menurut Lo kak?"
"Jangan marah, nanti kalo elo bisa buat si aki betah sama pelayanan lo, pasti gue akan kash bonus yang lumayan." Rayu Ronald.
Chesty memutar bola matanya malas saat ini, ia tak tertarik dengan uang jika nantinya a5i miliknya hanya akan di n1km*ti oleh orang yang sudah berbau tanah alias sudah tua.
"Sudah ayo kalian pada masuk mobil, keburu telat. Kasihan pelanggan nantinya."
"Oke kak siyap." Seru Nita dan Ayu, namun tidak dengan Chesty yang hanya diam.
Mobil pun melaju ketika Ronald mengemudikan dengan kecepatan penuh, karena ia harus mengantarkan satu persatu untuk mengenalkan pada calon pelanggan bagi Ayu, Nita dan Chesty.
Dan akhirnya mobil memasuki rumah dengan pelataran yang sangat luas, terdapat banyak tanaman yang terlihat indah dengan banyaknya macam bunga yang sedang bermekaran.
"Busyet ini rumah siapa kak, bagus banget?" Ucap Ayu yang terlihat kampungan.
Maklum sekali bahwa dari kedua temannya itu, hanya Ayu yang latar belakangnya dari ia lahir tidak kaya macam Chesty dan Nita.
"Ini rumah calon pelanggan kamu Ayu, kak Ronald harap kamu bisa tetap menjaga kesopanan."
"Iya kak, baiklah. Tapi dia bukan kakek-kakek macam pelanggan Chesty kan kak?" Kini tatapan mata Ayu merotasi Ronald.
"Lo tenang aja, gue gak bakal kasih pelanggan nakal buat Lo yang masih terbilang pemula." Jawab Ronald meyakinkan Ayu.
Ayu sejenak Nisa bernafas dengan lega, namun kemudian ia langsung bersuara lagi.
"Kalo bisa Ayu jangan dikasih pelanggan yang aneh-aneh ya kak."
"Bisa diatur cantik, sekarang kita masuk!!"
Ayu pun mengangguk, lalu ia mengikuti langkah Ronald hingga mereka pun disuruh masuk oleh asisten rumah tangga di kediaman besar itu.
"Silahkan kalian menunggu disini dulu, saya akan panggilkan nyonya dulu."
"Baik kami tunggu di sini" jawab Ronald pada pelayan itu.
Asisten rumah tangga itu mencari pemilik rumahnya, dan tak lama kemudian dari arah atas sebuah sepatu heels terdengar cukup tajam pada pendengaran Ayu.
Baik Ayu dan Ronald pun menoleh pada sosok wanita cantik dengan tubuh sint4l, dan sek5!, rambutnya pun tergerai panjang dengan warna kecoklatan.
Ronald dan ayu seketika berdiri dari tempat duduknya tadi, saat wanita itu tela
"Cantik sekali." Batin Ayu.
"Kamu Ronald kan?" Tebak wanita itu yang kini telah berada dihadapan Ronald.
"Iya benar, anda Vivian?"
"Iya saya Vivian, dan ini orang yang akan jadi ibu susu untuk anak aku kan?" Tunjuk wanita yang bernama Vivian.
"Iya benar. Dia namanya Ayu." Jawab Ronald.
"Hay Ayu, saya Vivian."
"Saya Ayu kak."
Ayu pun menjabat tangan Vivian yang tadi sempat di ulurkan padanya.
"Nah Ayu dia calon pelanggan kamu, nanti kamu tugasnya menyu5*in anaknya, umurnya masih 4 bulanan." Terang Ronald.
"O begitu ya, oke kak."
"Saya tinggal dulu ya, saya harus bekerja." Ucap Vivian.
"Owgh silahkan." Tukas Ronald dan ayu pun hanya tersenyum.
Dan setelah kepergian Vivian, asisten rumah tangga terlihat menggendong bayi mungil perempuan dan diberikan pada Ayu.
Ayu pun terlihat begitu luwes menggendong bayi itu, tangan Ayu mengusap lembut pipi sang bayi.
"Kamu cantik dan lucu bangeet." Lirih Nita yang memandangi bayi yang konon katanya masih berusia 4 bulan.
"Iya cantik kayak mommy nya." Jawab Ronald yang mengakui kecantikan bayi mungil itu.
"Kak, ehmmh......boleh tanya?"
"Iya, tanya aja?"
"Kenapa kak Vivian tidak mau menyu5uin anaknya?" Tanya Nita bingung.
"Vivian ini seorang model, dan dia tidak mau tvbuhnya yang bagus harus jelak karena menyus*i anaknya." Jawab Ronald.
"Kok gitu sih, padahal ini anaknya dia sendiri lho?"
"Ssst diam jangan keras-keras ngomongnya. Lagian itu semua bukan urusan kita Ayu, tugas Lo itu kan harus menyediakan selalu stok as1 buat bayinya. Lagian kalo bukan begitu juga kamu dan aku gak mungkin dapat uang bukan?" Jawab Ronald.
Ayu pun menganggukan kepalanya tanda paham.
"Iya kak Ayu ngerti."
"Ya sudah kak Ronald tinggal dulu ya? Kamu selesaikan tugasmu saja, gak apa kak kak Ronald tinggal?'
"Tidak apa kak, tinggal aja." Jawab Ayu.
"Kalo Uda selesai nanti kamu hubungi kak Ronald ya, biar dijemput supir." Terang finakd kembali.
"Oke ciyaap kak."
Ronald pun meninggalkan Ayu diruangan itu, tak lama kemudian barulah seorang wanita dengan seragam bak baby sitter mendatangi Ayu.
"Mbak ayu, tadi nyonya pesan kalo nen3nin adek bayinya dikamar baby Viola saja."
"Owwh baby cantik ini namanya Viola ya mbak?"
"Iya mbak, mari saya tunjukkan kamarnya."
"Iya mbak." Jawab Ayu yang kemudian beranjak dari tempat duduknya menuju ke sebuah kamar.
Dan ternyata Ayu kembali mengagumi kamar dengan design unik dan lucu, ada bed kecil untuk baby. Dan aja juga ranjang kecil tempat dimana baby sitter itu tidur dan menjaga baby Viola.
"Ini kamar baby Viola mbak?"
"Iya mbak, silakan segera diberi a5i saja baby Violanya."
"Baik mbak."
Baby sitter itu meninggalkan Ayu berdua dengan bayi mungil itu, dan Ayu yang telah diberikan wawasan cara mny3suin yang benar dari karyawan Ronald pun kini ia lakukan sesuai arahan.
Dan saat putxng Ayu di jejalkan pada mulut mungil bayi itu, Viola pun langsung meraupnya dan menye54pnya.
Ayu sempat meringis kesakitan ketika Boba kecilnya di gigit pelan oleh bayi mungil yang begitu antusias menerima a5i yang begitu deras itu.
"Hey jangan digigit baby, kamu suka ya....? Enak? Seger banget kan?" Lirih Ayu yang ngomong sendiri dengan bayi Viola.
Tentu saja tidak ada jawaban dari baby itu, bahkan reaksi yang ditunjukkan saat bayi diajak bicara pun tidak ada. Karena banyak Viola lebih suka dan tertarik pada gentong besar milik Ayu.
Akhirnya bayi mungil itu tertidur setelah menghabiskan 2 gentong as1 nya, dan dengan perlahan Ayu menaruhnya di box bayi.
Ayu sempat mengusap lembut pipi dan puncak kepala yang belum ditumbuhi rambut itu.
"Tante Ayu pulang dulu ya? Kamu tidur yang nyenyak, besok Tante kesini lagi." Bisik ayu yang berbicara sangat pelan, supaya baby Viola tidak terbangun.
Setelah mengucapkan itu, Ayu pun meninggalkan kamar dan berpamitan dengan asisten rumah tangga serta baby sitter yang tadi mengantarkannya ke kamar.
"Mbak saya pulang dulu ya?" Pamit Ayu.
"Iya mbak ayu, naik apa? Mau diantar supir disini tidak?" Tawar asisten rumah tangga itu.
"Tidak perlu mbak, ini diluar saya udah dijemput oleh supirnya mas Ronald." Jawab Ayu sembari tersenyum.
"Iya mbak hati-hati."
Ayu pun melenggang pergi dan telah berada diluar rumah dengan pelayan itu juga yang mengikuti Ayu untuk mengantarkannya sampai depan rumah.
Baru saja Ayu keluar, ia mendengar suara berisik dari motor besar yang baru masuk ke dalam rumah. Suara yang begitu bising, membuat Ayu merinding mendengar knal pot nya.
Motor pun berhenti tepat dihadapan ayu, dan pemuda yang tadi mengendarai motor itu turun dari motornya. Pemuda tampan itu masih menggenakan pakaian seragam OSIS nya.
"Saya pergi dulu ya mbak, besok saya kesini lagi."
"Siap mbak, kami tunggu."
Ayu sempat menatap pemuda itu, lalu ia menundukkan sebentar kepalanya sembari tersenyum kecil pada pemuda itu.
Pemuda itu menarik sudut bibirnya saat Ayu telah pergi dari hadapannya.
"Mbak....itu siapa?"
"Oh itu, dia Ayu den. Ibu susu buat Viola." Jawab pelayan itu.
"Masih muda dan cantik ya mbak." Ucap pemuda itu yang tersenyum kemudian.
"Iya den, denger-denger juga masih kuliah." Jawab sang pelayan.